Aku hanya Pengganti?

2.1K 111 6
                                    

Happy Reading

Aku terus memikirkan perkataan bang Rey siang tadi. Setelah pertanyaannya tadi aku hanya tersenyum dan melanjutkan makan tidak ada perbincangan lainnya. Aku terlalu kecewa.

Seusai makan siang aku kembali ke ruangan papi. Kurebahkan diriku diatas sofa, aku butuh tidur. Semoga dalam mimpiku aku bertemu nenek, aku butuh pelukan hangatnya. Hanya nenek yg memelukku sebagai aku.

Aku mendengar suara pintu terbuka, sepertinya ada orang lain selain papi yg masuk ruangan itu terdengar dari suara langkah kakinya. Mereka tidah bisa melihatku karna letak sofa yg aku tiduri ini membelakangi mereka.

Aku hanya mendengar perbincangan mereka.

"Zahrin, berhentilah bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Tidakkah kamu bisa merasakan perasaannya?" Suara seorang lelaki mungkin seumuran dengan papi.

"Maksudmu apa Damar? Aku sepertinya tidak melakukan kesalahan" itu papi

"Tidak? Menurutmu tidak?"

"Ya, aku sudah melakukan segala yg aku bisa untuk menjaganya. Dan aku juga sudah mencoba untuk menerimanya"

"Kamu hanya menerimanya sebagai dia Zahrin. Kamu melihatnya sebagai dia. Mungkin sekarang anakmu mengikuti permainanmu. karena masih terbawa suasana yg mungkin sejak lama diinginkannya. Tapi bagaimana jika nanti dia berhenti mengikutimu?"

"Hah, tidak mungkin. Dia anakku Damar! Aku yg patut dia ikuti, sekarang, nanti dan selamanya"

"Kamu baru mengakuinya sekarang? Setelah apa yg kamu lakukan padanya? Ingat Zahrin, kamu telah menghukumnya tanpa tau apa kesalahan yg dilakukannya"

"Tapi itu memang salahnya, bukan?"

"Aku sungguh tidak mengerti jalan pikiranmu Zahrin. Ingat Zahrin, seorang anak tidak hanya butuh segala kemewahan dan kecukupan jasmani tapi ketulusan dari kalian lebih dibutuhkannya. Tidak ada seorangpun yg mau dijadikan pengganti saja. Apalagi masalah hati"

"Damar cukup!! Dia anakku, dia anakku Damar, semua keputusannya ada ditanganku. Bahkan dia sendiri yg mengatakanya. Dan kau tau? Bahkan tadi, saat salah satu rekan kerja ku yg ingin mengjaknya makan siang saja, dia juga meminta persetujuanku"

"Itu berbeda Zahrin!"

"Cukup Damar!"

"Baiklah, apapun yg kamu mau, lakukanlah. Aku hanya tidak ingin kamu menyesal"

Sepertinya pria itu sudah pergi karena aku mendengar suara pintu terbuka dan tertutup kembali dengan keras. Aku takut. Tadi mereka berdebat dengan suara yg saling meninggi. Siapa pria itu?

Kreseek

Tak sengaja aku menjatuhkan majalah diatas meja. Kulihat papi terkejut.

"Ai...kamu..."

"Ee..hehe papi. Maaf tadi Ai ketiduran disini"

"Ai...itu...tadi..." ucap papi gugup.

Iya, aku tau pi. Aku dengar semuanya. Aku juga tau siapa dan apa yg kalian maksud.

"Kenapa pi, sepertinya tadi aku mendengar keributan"

"Eemm..apakah kamu mendengar semua?"

"Tidak, hanya samar-samar mungkin karna aku terlalu mengantuk" aku tersenyum palsu. Maafkan aku berbohong ya Allah.

Mereka tidak berubah.

***

Berpura-pura itu mudah dan sedikit menyakitkan tapi, apakah dengan berpura-pura dapat merubah kenyataan? Jika iya, aku akan mencobanya.

aku dan masa laluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang