dia

1.7K 106 4
                                    

Sorry for typo

Sudah sebulan aku tinggal disini, tinggal bersama kedua orang tuaku. Mereka sangat baik, begitu sayang padaku. Apapun yg aku butuhkan mereka sediakan bahkan tanpa aku meminta. Sudah berkali kali aku bilang kan? Semua fasilitas yg aku dapat disini bukan tidak pernah aku punya atau rasakan. Hidupku didesa bukan berarti hidup serba kekurangan, tapi hidupku lebih dari kata cukup.

Didesa meski tinggal berdua dengan nenek pengasuhku, tapi ada selusin pelayan yg siap melayaniku. Terlebih ada kak Tia yg mengurus keperluanku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dia juga yg kadang menjadi guru agama ku dirumah.

Setiap pukul 6 pagi kak Tia datang ke rumah menyiapkan segala keperluanku sekolah, selesai aku kenakan baju kak Tia akan menyisir rambutku, memakaikan kerudung, menyuapiku sarapan pagi, setelah itu memakaikan kaus kaki dan sepatu. Usai mengantarku sampai depan rumah dia kembali pulang kerumahnya, saat waktu aku pulang sekolah kak Tia datang lagi kerumah, kembali mengurus diriku mulai dari menyiapkan baju ganti baju sekolah, makan siang, tidur siang, menyuruh mandi sore, mengajari mengaji usai shalat maghrib, menyuapi makan malam, menyiapkan baju piyama tidur, sampai pukul 8 malam dia bekerja kemudian dia kembali pulang kerumahnya. Kadang dia membawa anak-anaknya yg lucu dan menggemaskan.

Rumahku didesa juga tidak jauh berbeda dengan rumah papi ini, hanya sedikit lebih kecil dari ini. Fasilitas yg aku miliki juga tidak jauh berbeda disana..aku juga punya tv ukuran 48in dikamar pribadiku, AC ditiap kamar, 1 set home theater, kamar mandi ala hotel bintang 5, 1 set alat gym, 1 frezzer yg full dengan es krim berbagai rasa, stok coklat yg tidak akan habis tiap harinya, menu makanan yg bisa aku pilih dan minta sesuka hati, baju berbagai macam model terbaru -yang kutau sekarang ternyata itu semua baju pemberian mami dan ada yg dirancang sendiri olehnya-, sepatu segala macam model dan warna, tas berbagai model dan warna, 2 mobil pribadi keluaran terbaru beserta supir yg siap mengantarku kemana saja, gadget dengan segala model terbaru. Apapun, apapun yg aku mau bisa aku dapat, bahkan disekolahpun tidak ada yg berani membantah permintaanku.

Pernah satu ketika..semestinya hari itu kelasku mengadakan ulangan fisika, tapi teman-temanku mau meminta diundur karena sebelumnya kami baru saja menyelesaikan ulangan matematika dadakan. Mereka tau tidak ada guru yg berani menolak keinginanku, jadi mereka meminta tolong padaku, yaa sebenarnya aku juga ingin ulangan itu ditunda. Akhirnya, saat ibu Mar (guru fisika) akan membagikan soal, aku meminta tolong padanya untuk menunda ulangan sampai pertemuan selanjutnya. Ibu Mar terdiam sejenak kemudian mengiyakan permintaanku, serempak teman kelasku besorak senang. Tapi hanya saat genting seperti itu saja aku bertindak demikian.

Aku juga tau batasan kesopanan dengan guru. Oya, aku memang tidak punya teman dekat selain Mira tapi hubunganku dengan teman-teman sekelasku baik ya.

Semuanya aku bisa punya, hanya satu syarat. Jangan pernah tanya darimana aku dapat semua itu, jawaban dari nenek selalu sama. Itu semua dari orang tuaku.

Tidak masuk akal? Ya aku juga berfikir demikian, apa mungkin seorang anak yg orang tua nya bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga mempunyai kehidupan yg lebih dari kata sempurna?

Sekarang aku tau, orang tua ku ternyata bukan asisten rumah tangga, melainkan majikan dari beberapa asisten rumah tangga. Lalu kenapa aku baru sekarang bertemu? Itu juga yg baru dua tahun ini aku tau jawabannya.

Tapi ada yg berbeda dari disini dan didesa, kalau didesa aku diurus oleh nenek, kak Tia dan kadang Mira. Kalau disini aku diurus langsung oleh mami dan papi ku.

Ada terbesit sedikit rasa senang didalam hatiku ketika mami masak berbagai macam menu makanan sendiri, menyuapiku makan, memakaikanku kerudung, mengajakku berbelanja keliling mall, kesalon bersama dan hangat rasanya ketika tidur dalam pelukan mami kalau malam hujan atau mati lampu. Aku phobia gelap.

aku dan masa laluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang