Keesokan harinya di pagi hari, Luna berangkat awal untuk memeriksa beberapa file. Saat dia sudah sampai dan memasuki kantor, betapa terkejutnya Luna melihat Leo tergeletak di lantai dengan wajah pucat.
"Leo! Leo! Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Luna sambil mengguncang-guncangkan tubuh Leo. "Ah! Sial! Bagaimana bisa aku meninggalkan HP di saat seperti ini!" Kesal Luna saat mencari HP nya yang tertinggal di mobil.
Dengan sedikit terburu-buru, Luna segera menggunakan telepon kantor yang jaraknya tidak begitu jauh. Belum juga dia menekan nomor rumah sakit, Verel memasuki ruangan dan menemukan Leo yang terkapar lemah.
"Ada apa dengan Leo?" Tanya Verel yang sudah berjongkok di depan Leo. "Aku tidak tau, dia sudah seperti itu saat aku pertama datang. Bisakah kamu membawanya ke rumah sakit sekarang?" Jawab Luna dengan wajahnya yang terlihat khawatir.
Sesampainya di rumah sakit, Leo segera di bawa ke UGD. Sedangkan Luna dan Verel menunggu di ruang tunggu. Wajah cemas Luna terhias sempurna dan tingkahnya yang mondar-mandir di hadapan Verel.
"Tidak akan terjadi apa-apa pada Leo. Duduklah." Kata Verel mencoba menenangkan Luna. "Kalau dia tidak apa-apa kenapa lama sekali penanganannya?" Gumam Luna yang tetap mondar-mandir dengan menggigit jempol kuku jempolnya.
"Detektif Luna! Detektif Verel! Bagaimana keadaan Leo!!?" Teriak Ravi sambil berlari menuju Luna dan Verel. Tentu saja teriakan itu membuat semua orang di sana melihat mereka.
"Berhentilah berteriak." Perintah Verel dengan nada dingin dan tatapan tajam. "Maaf. Aku terlalu khawatir. Jadi bagaimana keadaannya?" Tanya Ravi lagi. "Kami juga belum tau. Dokter belum keluar dari tadi." Jawab Verel.
Sudah hampir 1 jam, akhirnya dokter keluar. "Bagaimana keadaan Leo?" Tanya Luna tetap dengan wajah cemasnya. "Dia baik-baik saja. Hanya saja penyakit maag-nya kambuh. Dia sepertinya makan tidak teratur, tidurnya juga dan kurang istirahat." Jawab dokter dan berlalu..
Wajah cemas Luna berubah menjadi wajah yang 'untung saja dia tidak apa-apa'. Mereka bertiga memasuki ruangan. Leo masih tertidur dengan wajahnya yang sudah mulai tidak pucat kembali meskipun masih sedikit pucat.
"Kalian kembalilah ke kantor, aku akan menjaga Leo." Perintah Luna. "Baiklah. Hubungi kami jika Leo sudah sadar." Kata Verel lalu pergi meninggalkan Luna bersama Ravi.
Leo sudah di pindahkan ke ruangan VIP, ya karena dia kaya. Luna tetap menunggunya dengan setia. Tidak hanya Luna yang ada di sana. Tapi juga ada laki-laki tampan berwajah pucat, ya dia Rio.
"Terima kasih, sudah menolong kakakku. Aku tidak tau apa jadinya jika tidak ada kamu. Aku juga tidak tau kenapa dia bisa begini, saat aku berniat bermain di kantor tadi pagi untuk melihat kakakku, dia sudah tergeletak." Kata Rio sambil menundukkan kepalanya.
"Sudahlah tidak apa-apa. Ini juga bukan salahmu. Aku akan merawat kakakmu, tenang saja." Balas Luna sambil tersenyum tipis. Rio mendongakkan kepalanya dan membalas senyum tipis Luna denga senyum lebarnya.
"Luna? Kamu bicara dengan siapa?" Tanya Leo yang ternyata sudah terasadar tanpa sepengetahuan siapapun. "Leo? Kamu sudah sadar? Sejak kapan?" Tanya Luna balik. "Sejak kamu berbicara dengan angin." Jawab Leo dengan wajah penasaran.
Luna menghela nafas panjang dan menatap Leo. "Ada apa?" Tanya Leo yang menyadari tatapan aneh Luna. "Aku tau ini tidak masuk akal. Tapi dengarkan aku." Jawab Luna. Leo hanya mengangguk tanda mengiyakan.
"Dulu saat aku kecil, aku tidak seperti ini. Aku hidup normal seperti anak kecil lainnya. Lalu saat aku berumur 15 tahun perusahaan ayahku bangkrut dan keluargaku terpaksa pindah ke desa. Di rumah baruku, aku selalu menyendiri, aku bahkan tidak pernah berbicara dengan keluargaku. Lalu tiba-tiba aku melihat seorang anak kecil laki-laki duduk di sisi lain kamar tidurku."
"Aku kira dia nyata, aku pikir dia juga manusia sama sepertiku. Aku bermain dengannya di kamar setiap hari. Tapi lama kelamaan aku sadar. Dia berbeda. Keluargaku bahkan tidak bisa melihatnya. Aku baru sadar kalau aku bisa melihat apa yang tidak bisa orang lain lihat. Aku bisa mendengar apa yang orang lain tidak bisa dengar. Aku bahkan bisa mencium sesuatu yang berbau mistis."
"Kamu tau, rumah lama di desa yang aku tinggali? Aku mencari tau siapa pemilik lamanya dan ternyata itu milik keluargamu dulu. Saat aku di sana aku bertemu dengan hantu laki-laki yang selalu bersamaku kemana pun bahkan sampai sekarang. Dia..." Kata Luna berhenti dan menoleh ke Leo yang juga menatapnya dengan tatapan tidak percaya dan penasaran
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vomment ya!