9. I'm Sorry for Coming Too Late

1.1K 99 2
                                    

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Luna keluar dengan wajah yang sangat bahagia. "Aku berhasil." Katanya dengan senyum melekat di wajah cantiknya. Leo yang saat itu berada paling dekat, dengan cepat menyerbu tubuh seksi Luna. Luna balas memeluknya. "Berhentilah, mereka akan curiga." Bisik Luna. Seketika Leo melepaskan pelukan eratnya.

Verel dan Ravi berjalan mendekati Luna. Ravi memukul pelan pundak Luna. "Kamu telah bekerja keras. Sekarang permain sesungguhnya akan di mulai." Kata Ravi. "Aku akan bekerja lebih keras lagi." Balas Luna dengan senyum lebarnya. Kamu benar-benar cantik saat tersenyum. Aku akan terus membuatmu tersenyum. Batin Verel.

"Oh tidak! Hidungmu berdarah!" Teriak seorang perempuan kepada peserta audisi. Tiba-tiba mata Verel berubah biru muda, dia segera menyadari perubahannya. "Maafkan aku, aku ingin ke kamar mandi." Kata Verel dan berlari ke kamar mandi. "Dia aneh sekali." Gumam Ravi.

Kamar mandi / Verel Point of View

Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba aku begini? Kenapa hanya dengan mencium bau darah aku berubah? Biasanya tidak. Apa aku lupa menyuntikkan cairan itu? Ah tidak! Sudah jelas tadi pagi aku menyuntikkannya. Lalu ini apa? Apa jangan-jangan aku berkembang dan harus menambah dosis obat? Yang penting sekarang tidak boleh ada yang tau siapa aku. Tidak untuk sekarang.

Author Point of View

Verel keluar dari kamar mandi dan melihat Ravi juga Leo sudah berdiri di depan kamar mandi. "Kenapa kalian di sini? Mana Luna?" Tanya Verel. "Yang lolos di audisi ini langsung di bawa ke perusahaan dan akan membintangi iklan. Aku juga baru tau hari ini." Jawab Ravi sedih. "Apa maksudmu? Kita bahkan belum merencanakan sesuatu!" Bentak Verel. "Tenang saja, tadi aku sudah bilang ke Luna kalau ada apa-apa aku menyuruhnya menelepon." Jawab Leo santai. Dan aku juga menyuruh Rio untuk mengikutinya. Lanjutnya dalam hati.
.
.
.
Sudah pukul sebelas malam, tapi tidak juga ada yang berniat untuk memejamkan matanya. Mereka semua khawatir karena Luna tidak juga memberi kabar dan Rio yang di tugasi oleh Leo belum juga kembali. "Aku tidak tahan. Aku ingin tidur." Kata Leo yang matanya sudah hampir tertutup sempurna. Dan beberapa menit berlalu Leo dan Ravi sudah berada di Dreamland.

Hanya Verel yang terjaga, tapi dia tidak sadar kalau smartphone-nya diletakkan di meja kerjanya dan dalam keadaan silent. Sedangkan dia sedang berada di tempat bersantai.

Luna

Luna di bawa ke tempat karaoke dekat dengan perusahaan. Dia di paksa masuk ke ruangan dengan bau alkohol yang sangat menyengat. Seketika dia panik, karena Luna termasuk gadis yang sedikit polos kalau urusan seperti ini. Saat itu Rio yang sedang mengawasinya, menyadari hal itu dan segera menghilang menuju Leo.

Kantor Tim Investigasi Khusus

Rio muncul di kantor. Tapi yang dia dapati Leo sedang tertidur lelap seperti jika ada pencuri pun dia tidak akan bangun. "Aduh kenapa di saat seperti Leo harus tidur! Mana aku tidak bisa menyentuhnya!" Kesal Rio. "Tunggu, Verel masih bangun. Aku juga tidak bisa menyentuhnya! Dia juga tidak bisa melihatku!" Kesal Rio sambil menghentakkan kakinya dan dia kembali menghilang menuju tempat Luna.

Tempat Karaoke

Salah satu dari om om di sana merangkul pundak Luna. Wajahnya memucat dan keringat bercucuran di wajahnya. Saat dia mendapatkan kesempatan, dia mencoba menelepon Verel. Tapi tidak ada gunanya karena HP Verel bahkan tidak sedang bersama pemiliknya. Di saat seperti ini. Kenapa harus seperti ini. Kesal Luna dalam hatinya.

Tepat saat itu Rio muncul di ruangan itu. "Luna! Mereka sedang tertidur! Aku tidak bisa membangunkan mereka!" Teriak Rio karena tempatnya yang ramai. Luna memasang wajah sebal dan sedih.
.
.
.
Merasa ada yang aneh dengan perasaannya, Verel berjalan menuju mejanya dan mengambil smartphone-nya. Dia menyalakan smartphone-nya dan melihat 30 missed call dari Luna. Dia segera menuju meja Leo dan melacak nomor HP Luna. Verel mulai mengernyitkan keningnya saat melihat posisi Luna ada di sebuah tempat karaoke.

Dengan cepat Verel berlari menuju Leo dan Ravi. "Hei! Cepat bangun! Luna dalam bahaya!" Sentak Verel yang langsung membuat Leo dan Ravi terbangun. "Apa!? Dia dimana sekarang!?" Tanya Leo tidak kalah keras. "Sudah ikut saja denganku!" Perintah Verel. Ravi keluar berlari mengikuti Verel. Tapi Leo berhenti sebentar dan melihat Rio berada di samping pintu. "Dasar bodoh! Kenapa kamu tidur!? Luna dalam bahaya sekarang!" Bentak Rio. "Kita akan bicara nanti." Jawab Leo lalu berlari menyusul Ravi dan Verel.
.
.
.
Setibanya di tempat karaoke. Para lelaki yang sangat khawatir itu segera berlari menuju tempat Luna mengikuti GPS. Setelah sampai di sebuah ruangan yang bau alkoholnya sampai ke luar, Ravi memaksa masuk dan tepat saat itu salah seorang laki-laki memaksa Luna untuk membuka bajunya.

"Ada apa ini!?" Teriak seorang lelaki. Dengan secepat kilat Ravi, Leo, dan Verel beraksi. Luna yang menggunakan mini dress tidak bisa berkelahi. Saat itu wajahnya sudah penuh dengan air mata dan dia terduduk di sudut ruangan. Leo dan Ravi terus bertarung, tapi Verel bertarung dengan satu laki-laki yang tadi memaksa Luna membuka bajunya sampai laki-laki itu babak belur dan tidak berdaya.

Setelah beberapa menit, mereka selesai menghabiskan para laki-laki mesum. Leo dan Ravi terduduk karena terlalu lelah. Verel berjalan menuju Luna yang duduk sambil menangis. Verel berjongkok di hadapan Luna lalu mengusap air mata di pipi Luna. Luna mendongakkan kepalanya. Terima kasih sudah datang, meskipun sedikit terlambat. Batin Luna.

Secara tiba-tiba dan tidak terduga, Verel memeluk Luna dan mengusap punggung Luna, mengelus kepala Luna lembut. "Maafkan aku, maafkan aku karena membuatmu menangis. Maafkan aku karena datang terlambat." Bisik Verel. Luna membalas pelukan Verel dan terus menangis di dekapan hangat Verel. Leo dan Ravi pura-pura tidak tau dan memilih pergi.
.
.
.
.
.
Para laki-laki mesum dan pemilik perusahaan model tempat korban di bunuh sudah di tangkap dan dijatuhi hukuman yang berat. Luna kembali ke rumahnya dan menyimpan mini dress-nya. "Akhirnya aku pulang."
.
.
.
.
.
Jangan lupa vomment ya!

Vampire and Paranormal DetectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang