6. The Swan(2)

1.1K 102 1
                                    

Ada yang dia sembunyikan. Batin Verel sambil matanya terus menatap punggung Luna yang semakin menjauh.

Luna berjalan sendirian di dalam rumah yang lebih mirip seperti istana itu. Saat kakinya menginjak lantai tiga, kakinya berhenti dan mulai mengedarkan pandangannya. Yap! Benar sekali, dalam sekejap dia menangkap bayangan seorang perempuan berwajah pucat memakai pakaian yang sama seperti model yang meninggal itu. Itu dia. Batin Luna.

Luna berjalan menuju arwah yang berada di depan kamar. Arwah itu masuk ke kamar itu dan menuju balkon. Luna mengikutinya hingga dia juga berada di dalam kamar dengan hawa menyeramkan.

"Ada yang ingin kamu sampaikan bukan? Tidak apa-apa." Kata Luna sambil mengulurkan tangannya. Arwah itu ikut mengulurkan tangannya. Luna tersenyum ke arah arwah itu dan mulailah, kejadian pada malam itu terulang. Luna segera melepaskan tangannya dengan wajah terkejut.

"Terima kasih sudah mau memberitahuku. Tapi aku tidak bisa menangkap pembunuhnya kalau tidak ada bukti yang kuat." Kata Luna. "Tolong bantu aku." Pinta arwah. "Apa kamu mempunyai sesuatu untuk membuktikan bahwa kamu di bunuh?" Tanya Luna.

Arwah itu menunjuk kolong tempat tidur. Luna mengikuti arahan tangan arwah. Dia menyalakan flashlight di smartphonenya dan menemukan sebuah pisau dapur.

Di sisi lain, Verel masuk ke mobilnya. Dia membawa botol kecil berisi darah lagi. Setelah memastikan tidak ada orang lain di sekitarnya, Ia meneguk darah korban. Seperti biasa, darah mulai mengalir di semua pembuluh darahnya hingga pada akhirnya sampai di jantungnya. Matanya berubah menjadi biru muda, gigi taringnya muncul, tangannya mengepal dan jantungnya berdetak lebih cepat.

Kejadian pembunuhan itu terus berputar di kepalanya, setelah beberapa saat ingatan dari korban berhenti. Nafasnya terengah-engah seperti baru saja lari marathon. Matanya kembali berubah menjadi coklat muda, gigi taringnya menghilang, tangannya mulai lemas.

Verel duduk bersandar di mobilnya untuk mengatur nafasnya terlebih dahulu. Ia memejamkan matanya untuk mendapat ketenangan. Dia mengingat kejadian saat model itu terbunuh.

Flashback

"Bos! Saya tidak mau melayani para laki-laki tua itu!" Teriak Bella-model yang terbunuh-kepada bosnya. "Apa kau mau karirmu hancur!?" Bentak sang bos tidak kalah keras. "Saya akan mengungkapkan semuanya kepada wartawan! Saya akan menghancurkan Anda terlebih dahulu!" Jawab Bella sambil menangis.
"Kamu pikir aku akan takut!?" Tanya bosnya terus dengan nada membentak. "Apa kamu punya bukti!?" Lanjutnya. "Anda kira Saya bodoh? Saya tidak sebodoh itu! Tentu saja saya sudah menyiapkan bukti!" Jawab Bella.

Dengan marah bosnya menuju dapur dan mengambil pisau yang tergeletak di atas meja makan. Bos langsung saja menghampiri Bella yang ketakutan dan menyudutkannya ke balkon kamar Bella.

"Berikan padaku! Atau kamu akan aku bunuh!" Perintah bos sambil memukul wajah Bella. "Tidak! Saya tidak bisa memberikannya pada Anda." Tolak Bella. Saat bosnya hendak menyerang Bella dengan pisau dapur, Bella tidak sengaja terpleset dan terjatuh dari balkon kamarnya sendiri. Kepalanya terbentur batu dan meninggal di tempat.

Saking takutnya, bosnya segera menuruni tangga dan melihat mayat Bella. Setelah mengetahui bahwa Bella sudah meninggal, dia segera berlari menuju mobilnya dan pergi begitu saja. Tanpa membersihkan barang bukti yang Ia tinggalkan.

Flashback END
.
.
.
.
.
.
Maaf kalau chapter yang ini pendek, lagi minim inspirasi hft-,-
Tapi jangan lupa vommemt ya!

Vampire and Paranormal DetectiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang