Part 5

808 45 6
                                    


Sehun keluar dari kelasnya dengan perasaan lega. Untung saja ia tidak melupakan headphone kesayangannya yang sempat ia tinggalkan di laci mejanya.

Sehun menyusuri koridor sambil bersenandung ria. Namun, langkahnya terhenti ketika ia berada di persimpangan jalan. Di ujung koridor kiri terdapat Yumin dan kawan - kawannya. Entah apa yang sedang mereka lakukan, tapi hal itu membuat Sehun sedikit tertarik untuk memperhatikan.

Sehun memicingkan matanya ketika ia menangkap sebuah objek yang menurut dirinya tak seharusnya berada disana.

"Park Jihyun... apa yang sedang kau lakukan?"gumam Sehun.

Sehun mengumpat ketika melihat Mihae dan Hyerin mengeluarkan sesuatu dalam tas mereka. Sehun tidak dapat melihat dengan jelas apa benda yang dikeluarkan oleh mereka berdua itu, tetapi ia yakin benar jika benda itu akan digunakan untuk menjahili jihyun lagi.

Sehun merogoh kantung celananya, mengambil ponselnya lalu memasuki aplikasi kamera. Ia merekam kejadian di depannya tanpa sadar. Entah apa yang Sehun fikirkan saat itu, tapi ia benar - benar membuat video amatiran tersebut. Ia sama sekali tak kefikiran untuk memergoki mereka.

Peek-A-boo! saerowoyo sarangingayo

Sehun mengumpat untuk yang kedua kalinya.

Terkutuklah yang menelfonnya disaat ia sedang berada disituasi seperti ini.

Sehun mengangkat panggilan tersebut dengan hati - hati. Ia berjalan dengan waspada. Kembali kearah dimana kelasnya berada.

"Apa?"tanya Sehun kesal, namun sedikit berbisik.

"Kamu dimana? Cepat kesini!"

"Dasar tidak sabaran. Ya! Aku akan segera kesana."

"Bagus kalau begitu. Cepatlah atau kutinggal kamu di sekolah."

Sehun memutar bola matanya lalu mematikan panggilan tersebut.

Jongin sialan! Sudah membuatnya hampir ketahuan dan sekarang menyuruhnya cepat turun ke bawah.

Bagaimana bisa Sehun turun ke bawah tanpa melewati koridor tadi? Satu - satunya jalan menuju lantai bawah adalah melewati lorong loker di tempat yang terdapat Yumin dan kawan - kawannya dan juga Jihyun.

Sehun memutar otaknya sebentar.

Oh ya, benar juga! Ada sebuah jalan yang menghubungkan bangunan ini dengan bagunan yang satunya di ujung koridor kelasnya. Memang sih harus memutar cukup jauh, tapi itu satu - satunya jalan alternatif untuk ke bawah.

***

Jihyun membuka pintu rumah keluarga Kim dengan was - was. Rambutnya setengah basah, begitupula dengan pakaiannya. Ia seperti diterpa hujan lewat ketika pulang ke rumah.

Jihyun merasa lega ketika tidak melihat seorangpun anggota keluarga Kim di ruang tamu. Ia memutuskan untuk pergi ke atas secara diam - diam.

"Oh, sudah pulang? Dimana Jongin?" Nyonya Kim muncul dari arah dapur. Nampaknya ia menyadari langkah Jihyun ketika menaiki anak tangga pertama. Jihyun menoleh dengan takut, ia tidak berani bertatap muka dengan Nyonya Kim.

"Oh ya ampun! Apa yang terjadi denganmu?"kata Nyonya Kim, kaget.

Krek...

"Aku pulang,"

"Selamat datang."sapa Nyonya Kim pada anak semata wayangnya.

Jihyun yang melihat Nyonya Kim tidak menaruh atensi padanya lagi, merasa ini adalah saat yang tepat untuk pergi ke atas.

[✓] Just DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang