Smoke (part 1)

1.6K 76 3
                                    

Cairan itu mengalir deras. Ia dengan panik berusaha menyembunyikannya dari teman-temannya.

Sudah 3 bungkus tissue habis, tapi cairan itu masih belum berhenti. Itu membuatnya sedikit pusing.

"Kenapa kau? Membayangkan wanita telanjang lagi, heh?"

Pendekar pedang itu melihat tissue berserakan dimana-mana, Sanji tidak sempat membuangnya karena darahnya belum juga berhenti.

"Berisik, baka marimo"

Hanya itu umpatan untuk Zoro. Kepalanya semakin pusing karena kehilangan banyak darah, matanya berkunang-kunang.

"Sanji-kun, aku min-Astaga! Apa yang terjadi denganmu? Kali ini kau membayangkan siapa lagi?"
Seorang wanita masuk dan dengan panik menghampiri Sanji, berusaha menghentikan darahnya walau ia tahu percuma saja.

"Na-Nami-san, aku tidak apa-apa. Sungguh.. Aku juga tidak sedang membayangkan siapapun, ah mungkin melihatmu yang seperti itu boleh juga"

Jujur saja, saat ini pandangannya mulai buram. Ia bisa mendengar wanita itu berteriak sebelum kesadarannya menghilang.

"Zoro, cepat antar Sanji-kun ke Chopper, aku akan membersihkan semua ini"

Pria hijau itu menggerutu sejenak sebelum mengangkat tubuh sang koki.

"Ada apa, Nami?"

Oh bagus, sang kapten masuk ke dapur, bersama dengan si penembak jitu dan juga tengkorak.

"Astaga, darah siapa itu? Banyak sekali" pekik Usopp, si penembak jitu.

"Sudah jelas sekali itu darahnya Sanji-san, tapi entah kenapa lebih banyak dari biasanya" kali ini Brook menyahut.

"Nami, aku lapar"

Sudahlah, abaikan saja kapten bodoh ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Bagaimana, Chopper?"

"Zoro, kumohon cegahlah Sanji agar tidak merokok lagi. Ini sudah parah" kali ini rusa kutub itu hampir menangis

"Begitu ya, jadi sudah sampai batasnya" gumam wanita berambut hitam. Ia kaget melihat pendekar pedang itu menggendong sang koki dan ia pun mengikutinya

Zoro memandangi wajah Sanji yang pucat. Memang akhir-akhir ini porsi makan koki itu berkurang dan juga ia sering memergokinya batuk berdarah di dapur.

BRAAKK

"SAN-MMNHH!!"

Baru saja kapten ingin berteriak, mulutnya sudah disumpal dengan tangan Navigator.

"Berisik, Luffy. Nanti Sanji-kun bisa bangun"

Luffy melihat tubuh Sanji yang tak berdaya, matanya terbelalak. Ia menghampiri pria itu.

"Sanji.. Chopper, apa yang terjadi padanya?" Tanya Luffy tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah pucat itu.

"Rokok" lirih rusa kutub itu, ia menunduk, tak berani lihat sang kapten. Ia merasa gagal melindungi teman sendiri.

"Kalian semua, buang semua rokok yang Sanji punya. Kalau dia bangun dan menanyakan dimana benda sialan itu, jujur saja" perintah Luffy, wajah kapten itu terlihat serius. Hampir semuanya tidak ada yang berani bicara.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Hari ini sampai lusa, gantian kamu menjaga Sanji ya, Zoro!"

Ia masih ingat ucapan Luffy, walaupun sebenarnya ia tidak ingin tapi ini perintah sang kapten.

Zoro tersentak ketika tubuh Sanji tiba-tiba mengenjang, darah mulai keluar dari hidungnya yang tertutupi masker oksigen.

"O-oi, koki. Apa yang terjadi padamu? Hei! Bertahanlah!"

Ia dengan panik memanggil si dokter rusa itu.

"Maaf, Luffy.. untuk saat ini keadaan Sanji benar-benar buruk. Bisa dikatakan kalau ia sekarang.. kritis hiks"

Dokter itu menangis di hadapan semuanya.

"Sanji-bro" kali ini cyborg bernama Franky menyebutkan nama itu dengan lirih.

"Aku.. tidak akan membiarkan teman-temanku mati!" Luffy tiba-tiba berteriak seperti itu, membuat semua langsung menoleh kepadanya.

'Kau dengar itu, koki? Yang lain menunggumu.. begitu pun dengan... ku' Zoro masih memandangi wajah Sanji.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ini sudah hari keempat koki itu tidak sadarkan diri. Kondisinya sudah lumayan baik, ia juga sudah melewati masa kritisnya kemarin. Yang lain mencoba lebih tenang, hanya tinggal menunggu kapan koki itu sadar.

Sore itu, tangan pucat itu mulai menunjukan pergerakan kecil, disertai mata yang perlahan mulai terbuka.

"Sanji.. syukurlah kau sudah sadar" Usopp yang menjaga Sanji mulai memanggil Chopper.

"Keadaannya sudah membaik. Sanji, kamu jangan merokok lagi ya. Nanti kondisimu akan lebih parah dari ini, aku tak ingin sesuatu terjadi kepadamu" jelas Chopper.

"Kau tau? Bahkan Chopper hampir setiap hari menangis karenamu, bodoh" gerutu Zoro

"Maaf..." itulah kata pertama yang diucapkan Sanji sesudah terhindar dari komanya.

Nami berdiri didepan Sanji dan mengomelinya habis-habisan. Ia tidak habis pikir dan berkata bahwa memasak sambil meneliti langit itu sangat susah, apalagi saat terjadi badai kencang dua hari yang lalu.

"Sanji" panggil sang kapten, namun koki itu tak berani memandang kearahnya.

"TATAP AKU, SANJI!"

Tubuhnya tersentak, seketika ia langsung menatap Luffy. Menyadari bahwa sang kapten telah marah.

"Luffy, Sanji baru saja sadar. Jangan keras kepadanya" tegur Chopper. Dokter itu khawatir nanti kapten memukul Sanji.

"Kalau kau memang sudah tau benda sialan itu berbahaya, kenapa tidak berhenti saja, bodoh!?"

"Kau bahkan sudah sampai pada batasmu. Aku sudah membuang semua persediaan rokokmu. Dan kalau ketahuan membeli benda sialan itu lagi, aku akan mengeluarkanmu dari kru bajak laut ini"

Semua tersentak mendengar ocehan Luffy. Melihat dari wajahnya saja, bisa dipastikan bahwa kapten ini serius.

"Luffy, rokok itu sudah menjadi bagian dari hidupku. Aku menghargai perkataanmu. Tapi aku sangat-"

BUAGH!

"SANJI! LUFFY, APA YANG KAU LAKUKAN?! SANJI BARU SAJA SADAR DARI MASA KRITISNYA!" Teriak Chopper ketika tiba-tiba Luffy memukul wajah Sanji hingga koki itu terpental.

"Uhuk uhuk!"

Tbc

Zosan FanficWhere stories live. Discover now