Sehun memilih pulang karena pikiran negatif mulai memenuhi otaknya. Dia takut saat bertemu Seulgi nanti moodnya jadi buruk karena terus bertanya-tanya tentang Jongin.
"Selamat malam, tuan muda," kepala pelayan membungkuk pada Sehun, diikuti pelayan-pelayan lain.
"Aku tidak ingin diganggu," kata Sehun yang langsung dijawab dengan anggukan oleh para pelayan. Itu artinya Sehun akan mengunci diri dan tidak ingin dibangunkan.
Pintunya ditutup dengan suara dentuman keras. Beberapa pelayan yang berdiri di dekat kamarnya terkejut. Sadar sang 'pangeran' sedang dalam suasana hati yang kurang baik, mereka pun menjauh.
Sehun langsung menghempaskan diri di tempat tidurnya, memandangi langit-langit kamar. Matanya terpejam sesaat, kemudian terbuka kembali saat suara notifikasi dari ponsel membelai pendengarannya.
[Text from Seulgi]
Sudah tidur? Tadi aku kira kau akan datang, tapi tak apa. Istirahatlah.
Sehun hanya menggenggam ponselnya dan menghela nafas panjang. Dia mencoba memberanikan diri bertanya, 'Apa tadi Kim Jongin menemuimu?' tapi kemudian dia hapus. Dia ganti isi pesannya dengan, 'Tadi aku melihat Kim Jongin keluar dari apartemenmu,' namun sama seperti yang tadi. Langsung ia hapus karena takut Seulgi merasa kecewa jika tahu dia tidak jadi datang. Terakhir dia mengetikkan 'Apa tadi ada seseorang yang menemuimu?' hanya beberapa detik sebelum akhirnya dia hapus.
[Reply to Seulgi]
Maaf, aku benar-benar lelah hari ini dan langsung pulang. Sampai ketemu besok. Aku mencintaimu.
Pesan itulah yang dia kirim pada Seulgi. Ponselnya ia sembunyikan di bawah bantal agar tidak mengganggu lagi. Sehun memejamkan matanya dan terus diam hingga terlelap. Dia butuh ketenangan.
***
Paginya, Sehun terbangun dengan suasana hati tak jauh beda dari semalam. Tapi dia mencoba untuk membuang pikiran negatifnya jauh-jauh karena harus menjemput Seulgi. Setelah mengguyur diri dengan air hangat, berpakaian rapi, dan siap sarapan barulah ia mengecek ponselnya. Ternyata semalam ada beberapa pesan lagi dari Seulgi yang belum dia baca.
[Text from Seulgi]
Besok ada acara di kampusku. Semacam acara amal dengan pelelangan yang unik. Apa kau mau datang bersamaku? Kalau ada waktu, tentu saja.
Ah, ya. Penyelenggara acaranya The Circle.
Eum... bukan karena aku masih bergabung dengan mereka. Aku benar-benar sudah keluar. Hanya saja, ku rasa ini acara yang baik untuk berpartisipasi dalam kegiatan amal.
Sehun... kau sudah tidur?
Baiklah, selamat tidur. Aku juga mencintaimu.
Sehun mencengkeram ponselnya, nyaris saja melempar benda persegi itu ke dinding. Sepertinya firasat buruk itu benar. Kim Jongin memang menemui Seulgi dan dia langsung berspekulasi kalau pemuda itu telah membujuknya untuk kembali ke The Circle. Sehun berusaha untuk tidak marah pada Seulgi—karena ini bukan salah Seulgi sepenuhnya. Tapi pikiran negatifnya terlanjur mendominasi.
[Reply to Seulgi]
Maaf, hari ini aku tidak bisa menjemputmu. Tak apa kan, berangkat sendirian? Aku akan menemuimu sepulang kuliah nanti.
"Tuan muda, sarapan sudah kami siapkan—"
"Aku berangkat," setelah mengantongi ponselnya, Sehun langsung berjalan keluar rumah tanpa menghiraukan pelayan yang telah menyiapkan sarapan untuknya. Dan mereka semua hanya bisa saling pandang dengan wajah penuh tanya karena perubahan mood Sehun yang begitu drastis sejak semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
Fanfiction"Love sucks. Sometimes it feels good. Sometimes it's just another way to bleed."