She's My Girlfriend

2.1K 165 14
                                    

"Bagaimana kalau ternyata aku menyukaimu?"

Tawa Seulgi berhenti seketika. Suhu tubuhnya jadi tidak stabil dan jantung berdegup makin kencang. Apa pendengarannya tidak salah? Baru saja Jongin menyatakan perasaan padanya. Lalu dia teringat mimpi-mimpi aneh itu. Tentang Jongin dan dirinya. Apa yang harus dia lakukan jika Jongin benar menyukainya? Dia sudah memiliki Sehun....

"Hahaha," tawa Jongin meledak, membuat Seulgi menghela nafas lega. Ternyata Jongin hanya bergurau. Bagaimana bisa dia berpikir ucapan tadi adalah serius? Seulgi pun ikut tertawa dengan canggung. Dia merasa malu pada dirinya sendiri yang sempat menganggap Jongin benar-benar menyukainya. Lagi pula, bukankah Jongin menyukai Soojung? Memang belum ada wacana apa pun mengenai hubungan mereka, tapi Seulgi yakin di antara mereka berdua ada sesuatu.

"Sepertinya sudah mulai larut, aku harus segera pulang," kata Seulgi, melepas tangannya dari pundak Jongin.

"Hanya sebentar? Aku masih ingin berdansa denganmu," keluh Jongin. Seulgi meyakinkan dirinya kalau itu hanya sekedar basa-basi.

"Iya, lain kali kita berdansa lebih lama lagi. Sekarang aku harus segera pulang," ia menunjuk jam besar di ujung ballroom.

"Seperti Cinderella saja," cibir Jongin.

"Tentu saja, malam ini aku sedang menjadi Cinderella," Seulgi terkekeh. "Terima kasih untuk dansanya," kemudian dia membungkuk ala putri bangsawan.

"Aku yang harus berterima kasih karena bisa berdansa dengan Cinderella," Jongin balas membungkuk.

"Astaga, kau membuatku tertawa terus."

"Dan aku bangga karena bisa merebut Cinderella dari pangerannya walau hanya beberapa menit."

"Maksudmu Kim Minseok?"

"Bukan. Oh Sehun."

Sejenak Seulgi terdiam. Kegelisahannya akan Sehun kembali lagi. "Aku benar-benar harus pulang. Sampai nanti."

"Mau ku antar?" tawar Jongin.

"Tidak, tidak perlu. Aku bersama Seungwan," jawabnya meyakinkan.

"Baiklah, kalau begitu. Selamat beristirahat."

"Iya, kau juga," Seulgi sudah mulai melangkah menjauhinya.

"Mungkin nanti aku akan mengirim pesan lagi padamu," ucap Jongin, membuat Seulgi menoleh sambil terus melangkah.

"Iya, akan ku balas asal tidak sedang tidur," sahutnya.

"Sampai jumpa. Mungkin besok?"

"Kapan saja."

"Iya, ku harap segera."

"Aku pulang, Kim Jongin," Seulgi benar-benar mengakhiri percakapan mereka dan berjalan menjauh.

***

Sehun meletakkan gelas kesepuluh brandynya dengan kasar ke atas meja. Tidak sabar, dia meraih botol yang masih terisi separuh dan meminum langsung dari sana. Seulgi, Seulgi, Seulgi, pikirannya tak lepas dari nama gadis itu. Setiap kali melirik ponsel, yang dia lakukan hanya membaca semua pesan dari Seulgi dan kemudian menghembuskan nafas kasar.

Sehun, apa kau masih sibuk? Aku baru saja pulang. Acaranya sangat seru. Andai tadi kau datang.

Cukupkan istirahatmu, Sehun-ah. Ku harap kita segera bertemu.

Lalu timbul pertanyaan lain. Tentang bertemukah dia dengan Jongin, dan sejauh mana kedekatan mereka sekarang. Sehun mulai merasa ketakutan—kalau nantinya Seulgi semakin dekat dengan Jongin. Apa yang harus dia lakukan? Sudah 3 hari ia lalui tanpa memeluk Seulgi. Dadanya seperti terhimpit oleh beban pikiran yang tidak jelas. Terlepas dari hal itu, dia sangat merindukan gadisnya.

BittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang