Apology

1.6K 175 7
                                    

"Sudah ku duga kau akan dat—" matanya terbelalak kala melihat pemuda yang menjadi terror mimpinya beberapa hari terakhir.

"Kau tahu aku akan datang?"

Kim Jongin dan Kang Seulgi kini berhadapan, bertatapan.

***

24 jam sebelum pertemuan

You shine like a clear glass castle wall jewel

I've trapped myself in you

I've gone crazy for you, gone crazy

I'm sick with an illness I can't avoid

She's dangerously hot

(EXO—EXODUS lyrics)

Entah sudah berapa gelas yang Jongin habiskan, dia belum juga berhenti mengisi gelasnya dengan bir. Selama satu jam dia melakukan hal yang sama. Minum. Isi. Minum. Isi. Seolah tak akan ada lagi bir di hari esok.

"What the f—" dia hendak mengumpat saat tangan seseorang merebut gelasnya secara tiba-tiba, tapi urung dilakukan setelah melihat siapa orangnya.

"Kau bisa mati karena terlalu banyak minum kalau begini."

Jongin hanya berdecak saat Soojung duduk di sampingnya dan meneguk habis minuman dari gelas tadi. Sebagai ganti minuman, Jongin menyalakan rokok.

"Mau sampai kapan kau akan membolos?" tanya Soojung sembari mengisi gelas keduanya.

"Bukan urusanmu," jawabnya sebelum menghembuskan asap rokok ke udara.

Soojung tertawa pelan. "Walau kau membolos selamanya pun tak akan merubah apa pun. Dia sudah keluar."

Tak ada respon lagi dari Jongin. Hanya kepulan asap yang terus ia buat melalui rokoknya. Sebenarnya dia tidak mengerti pada suasana hatinya sendiri. Dia tidak pernah merasa bersalah pada orang lain. Bahkan yang ini pun dia tak tahu bisa dikatakan rasa bersalah atau bukan. Hanya saja, saat melihat gadis itu menangis dia merasakan perih pada dada kirinya. Bukan karena dia punya sakit jantung. Dia sehat-sehat saja. Rasa sakit itu bersifat imajiner, tapi begitu terasa dan terus bertahan hingga hari ini. Membuat Jongin bersumpah untuk tidak akan membuatnya menangis lagi.

Sumpah yang tiada guna. Gadis bernama Kang Seulgi itu mungkin sudah sangat membencinya. Jongin terus merutuki betapa bodoh dirinya malam itu. Tapi ada satu hal yang tak bisa ia pahami. Kenapa baru saat ini dan hanya pada Seulgi? Belum pernah ada satu pun gadis yang membuatnya merasa begitu buruk hingga dia tidak tahu harus berbuat apa. Beberapa hari ini yang dia lakukan hanya minum. Bayangan dan suara tangis Seulgi terus menghantuinya. Apa yang bisa dia lakukan agar keadaannya kembali seperti semula?

"Ayo kita berkencan," suara Soojung selanjutnya membuat Jongin berhenti menghembuskan asap. Hanya sejenak, untuk mengarahkan ekor matanya pada Soojung sebelum akhirnya menghembuskan asap lagi ke udara. "Sebenarnya aku menyukaimu sejak sebelum kita mulai melakukan sex."

Jongin mematikan rokoknya, lalu menghabiskan segelas bir dalam sekali teguk. "Aku tidak pernah berkencan dengan gadis yang ku tiduri."

"Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku," Soojung mengisi gelas Jongin lagi.

"Kau akan menyesalinya nanti."

"Aku tidak akan bertingkah seperti gadis manja yang posesif padamu. Hanya jika kau berjanji untuk tidak melakukan sex dengan gadis lain, aku juga tidak akan melakukannya dengan pemuda lain."

Jongin menghembuskan nafasnya. Dia memang sudah kenal lama dengan Soojung, sudah mengenal baik satu sama lain. Bagaimana keduanya sering melakukan hal-hal liar bersama—sudah menjadi hal biasa. Tapi untuk menjadi teman kencan, Jongin belum pernah memikirkan tentang itu. Dia meneguk habis satu gelas lagi sebelum beranjak dari tempat duduknya.

BittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang