I Hate You

2.3K 204 6
                                    

Hari-hari berikutnya, Seulgi disibukkan oleh kuliah, persiapan event The Circle dan kencan. Pagi-pagi sekali dia berangkat ke kampus untuk kuliah sampai siang atau sore hari, kemudian Sehun akan menjemputnya untuk kencan singkat walau hanya untuk makan malam berdua. Di akhir pekan, Seulgi benar-benar meluangkan waktu untuk Sehun. Karena ingin benar-benar memanfaatkan waktu, dia pergunakan waktu kencannya untuk belajar bersama Sehun. Menurut Seulgi itu adalah kencan yang ideal dan Sehun hanya bisa menuruti keinginan gadisnya walau selalu mencuri kesempatan untuk menggoda Seulgi seperti menekan-nekan pipi chubbynya, memainkan rambutnya, atau merebahkan kepala di pundaknya. Sehun heran bagaimana Seulgi bisa begitu fokus membaca sementara dirinya terus mengganggu. Seperti hari ini, mereka berkencan di perpustakaan kota. Seulgi begitu serius membaca buku fisiologi tebal. Berbeda dengan Sehun yang justru menggunakan buku tebal lain untuk membaringkan kepalanya dan menatap Seulgi.

"Kencan macam apa ini? Kita tidak bisa berduaan," keluh Sehun dengan nada yang dimanja-manjakan seperti anak kecil.

"Kalau kita pergi ke cafe atau taman bermain pun kita tidak berduaan, Sehun-ah," Seulgi merespon tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

"Tapi setidaknya kita tidak stress dengan materi-materi kuliah dan aku bisa melihatmu tersenyum lebih banyak," Sehun mengangkat kepalanya.

"Kau ingin melihatku tersenyum? Lihat ini," Seulgi beralih menatap Sehun lalu tersenyum lebar beberapa saat. "Seperti itu?"

Sehun tertawa. "Aku jadi ingin menciummu."

"Dasar," Seulgi memutar bola matanya lalu kembali fokus membaca.

"Seulgi, aku mencintaimu," bisik Sehun tepat di telinga Seulgi.

Dalam sekejap pipi Seulgi sudah berwarna merah jambu dan dia mulai salah tingkah. Tapi dia tutupi itu dengan dehaman singkat. "Belajar dulu yang serius. Kau ingin jadi dokter juga kan?"

"Astaga, aku patah hati sekarang," Sehun melakukan gerakan menikam jantung dengan pisau imajiner.

Seulgi tidak bisa menahan senyumnya, akhirnya menutup buku yang sedari tadi ia baca.

"Baiklah, ayo traktir aku makan eskrim."

"Sungguh? Kau mau makan eskrim bersamaku?"

Lagi-lagi Seulgi tertawa melihat ekspresi Sehun. Jika Sehun adalah tokoh dalam anime mungkin matanya digambarkan dengan bintang yang bersinar, atau berbentuk hati.

"Iya, aku mau makan eskrim bersamamu. Tapi ditraktir."

"Bahkan kau minta aku belikan sekaligus dengan restorannya pun aku bersedia," Sehun bangkit dengan penuh semangat. "Tapi nanti saat aku sudah jadi dokter. Sekarang aku belikan eskrimnya saja dulu ya."

Tawa Seulgi makin menjadi. Sehun selalu bisa membuat hatinya seperti digelitik, dan itu sangat menyenangkan. Dia bersyukur memiliki Sehun di sisinya sekarang.

***

Sehun terus tersenyum seperti orang tidak waras dalam perjalanan ke tempat karaoke. Setelah seharian kencan, dia mengantar Seulgi untuk rapat The Circle.

"Kalau terus tersenyum seperti itu, orang-orang akan mengira aku mengencani orang gila," Seulgi menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sebenarnya aku merasa heran, kenapa harus di tempat karaoke," Sehun menanggapi dengan topik yang berbeda.

"The Circle? Memang seperti ini, mereka sering bersenang-senang. Tenang saja, aku tidak minum kok."

Sehun mengangguk. Mobilnya berhenti tepat di depan tempat karaoke. "Telepon aku saat selesai, aku akan menjemputmu."

BittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang