Jika kau jatuh cinta pada dua orang, maka pilihlah yang kedua. Karena jika orang pertama sudah cukup baik, kau tidak akan jatuh cinta pada orang kedua.
Itu kata orang kebanyakan.
Mungkinkah yang terjadi padaku ini karena aku telah salah memilih? Aku memilih Sehun atas dasar kesetiaan, bukan karena dia yang pertama atau kedua. Dan sepertinya... kini aku menyesal. Semuanya tidak baik-baik saja, malah semakin buruk dan penuh tekanan. Jika bukan karena aku salah pilih, lantas kenapa?
Oh, mungkin karena aku tidak bisa menentukan mana orang pertama dan mana yang kedua. Awalnya aku berpikir Sehun adalah orang pertama yang ku cintai karena dia adalah orang pertama yang memilikiku. Lalu aku menelaah lagi ke masa lalu, saat aku bertemu Jongin untuk pertama kali. Semakin aku pikirkan hingga detik ini, semakin aku paham bahwa sebenarnya itu adalah awal cinta di antara kami tumbuh. Melalui tatapan kami yang bertemu, ruang dan waktu telah menyiapkan jeda bagi kami untuk mengisinya dengan cinta. Tapi aku terlalu gegabah. Aku terlalu terburu-buru memulai hubungan dengan orang lain sehingga cinta itu tidak bisa tumbuh dengan baik.
Aku tidak sempat menyadarinya. Lalu timbullah berbagai andai dalam benakku.
Andai aku mengenal Jongin lebih awal lagi.
Andai saat itu aku belum bertemu Sehun.
Andai Jongin dan aku punya kesempatan lebih banyak untuk mengobrol.
Andai aku tidak terburu-buru mengatakan 'iya' atas pernyataan cinta Sehun.
Andai Jongin yang menyatakan cinta lebih dulu.
Andai....
Andai aku punya kesempatan untuk bersama Jongin.
Semakin aku memikirkannya, semakin aku menyesal. Hingga saat ini, jika aku sendirian dan tanpa sengaja merenung, ingatanku pasti terbang pada Jongin. Dan semakin sakit tahu bahwa aku tidak sempat membuatnya bahagia. Aku tidak sempat bahagia bersamanya. Malah... yang dia katakan... kenangan bersamaku adalah rasa sakit.
Aku menyesal.
Untuk jawaban atas pertanyaan yang Jongin utarakan malam itu, aku memang masih bingung dengan hatiku. Jika aku menjawab Sehun, maka dia pasti akan merasa sakit mendengarnya. Jika aku menjawab dirinya, aku takut perasaan yang ku sebut cinta ini hanyalah dalih atas kekecewaan karena mengetahui kenyataan tentang Sehun. Ya, ini membingungkan. Aku tidak tahu mengapa Tuhan memberiku jatah kisah cinta yang begitu membingungkan. Aku begitu tertekan hingga rasanya ingin pergi saja. Pergi jauh dan menghapus semua ingatanku.
Bisakah kalian memahaminya? Aku hanya tidak ingin menyakiti hati siapa pun. Alasanku memilih Sehun adalah karena selama ini dia telah memberikan kebahagiaan untukku. Mengetahui bahwa aku menduakannya saja pasti sudah menyakitkan, bagaimana bisa aku membuatnya lebih sakit lagi dengan meninggalkannya?
Mengenai Jongin... malam itu saat aku mengakui pengkhianatanku pada Sehun, lalu dengan pasrah mengikutinya pergi meninggalkan Jongin, bukan karena aku sengaja menyakitinya. Aku hanya berpikir mungkin Jongin lebih kuat dari Sehun. Ku pikir dia bisa mengerti karena memang sejak awal aku adalah milik Sehun. Juga saat itu, aku masih mengira dia sama seperti playboy lainnya yang bisa berganti pasangan dengan mudah. Aku mengira dia pasti akan cepat melupakanmu dan mendapat pengganti baru.
Ternyata tidak.
Dia terus menunjukkan ketulusannya, juga bahwa dia bersungguh-sungguh atas perasaannya. Yang dia bilang cinta, ternyata memang cinta. Bagaimana bisa aku mencampakkan cinta yang begitu besar ini? Oh, aku merasa semakin buruk. Tapi sudah terlanjur. Sebagai seseorang yang sudah memiliki kekasih, aku merasa harus tetap setia. Jadi seberapa seringnya Jongin menunjukkan cintanya padaku, sebesar apa pun sakit yang ku tahan karena tidak bisa bersamanya, aku memilih setia. Bukankah setia itu adalah perbuatan baik? Aku percaya jika melakukan perbuatan baik, maka Tuhan akan memberikan kehidupan yang baik juga untukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
Fanfiction"Love sucks. Sometimes it feels good. Sometimes it's just another way to bleed."