Karma has no menu. You get served what you deserved.
- Anonymous –
***
Keesokan harinya, Sehun menepati janji. Tepat pukul 6 pagi dia sudah menekan bel apartemen, sehingga Seulgi membukakannya dalam keadaan masih memakai piyama dan jelas belum mandi. Sempat ternganga beberapa detik dan hanya bisa memperhatikan Sehun yang masuk seenaknya tanpa dipersilakan.
"Kau mau mengajakku kencan apa kuliah pagi?" tanyanya heran.
"Kau sendiri ingin kencan apa kuliah?" Sehun balik bertanya.
"Bodoh. Ini kan liburan."
"Lantas kenapa bertanya? Kita kan sudah janjian akan kencan hari ini," timpal Sehun sambil membuka kulkasnya.
"Sehun, ini masih jam 6 pagi. Kau berangkat dari rumah jam berapa?"
"Jam berapa ya?" Sehun memasang ekspresi berpikir. "Jam 5 mungkin," jawabnya kemudian dengan mengangkat bahu.
"Ke Lotte World jam segini pun belum ada wahana yang buka."
"Siapa yang bilang kita akan ke Lotte World sekarang?"
"Hah?"
"Buatkan aku sarapan, yeobo," perintah Sehun sembari duduk di meja makan dan menopang dagunya. Melihat senyum polos khas anak kecil di wajah kekasihnya, Seulgi bisa apa selain tersenyum.
"Kau ingin makan apa?" tanyanya.
"Apa saja asal bisa sarapan berdua denganmu. Kalau kau ingin kita ke restoran fastfood juga boleh."
"Tidak, aku tidak biasa sarapan fastfood," sahutnya cepat. Kini Seulgi merebus telur dan menyiapkan roti tawar beserta sayurnya. Saat hendak berbalik untuk mengambil mentega, gerakannya terkunci lantaran Sehun memeluknya dari belakang.
"Kau makan ini setiap hari?"
"Sehun... aku belum mandi," peringat Seulgi saat merasakan hidung Sehun mulai menyapa kulit lehernya. Biar bagaimana pun itu membuat jantungnya berdebar dan gugup luar biasa.
"Aku ingin sarapan seperti ini setiap hari... bagaimana?"
"Sehun...." Seulgi mulai menggigit bibirnya karena Sehun tidak mau berhenti.
"Apa?" Sehun memberi satu kecupan di sisi lehernya sebelum mencomot satu irisan tomat yang Seulgi buat. "Aku hanya ingin mencicipi ini," tambahnya tanpa rasa berdosa.
Akhirnya Seulgi bisa bernafas lega dan bisa melanjutkan persiapan sarapannya. Dia jadi lupa tentang pertanyaan besarnya yang sempat muncul semalam.
***
Kencan sehari yang berharga. Seulgi merasa menjadi ratu sehari dan Sehun adalah rajanya. Tak ada satu pun keinginannya yang tidak dipenuhi oleh Sehun. Wahana apa pun yang dia tunjuk, eskrim, cotton candy, sudah ia dapatkan. Bahkan perhatian Sehun sejak pagi sampai sore hari hanya tertuju padanya. Seulgi benar-benar melupakan rasa kesalnya semalam atas kebohongan Sehun. Melihat betapa perhatiannya Sehun hari ini dia langsung menyimpulkan bahwa semalam itu memang kebetulan dia tidak ingin momen pertemuan dengan kawannya diganggu siapa pun. Seulgi tidak memusingkannya lagi. Yang paling penting sekarang Sehun tidak berubah sikap padanya. Sepertinya dia yang terlalu curigaan.
"Senang tidak, hari ini?" tanya Sehun saat mereka berjalan ke parkiran. Hari sudah beranjak sore. Sebenarnya enggan meninggalkan Lotte World, tapi karena (sepertinya) semua wahana dan tempat sudah mereka nikmati, mereka memutuskan untuk pulang.
"Hmm," Seulgi mengulum cotton candy sampai habis baru menjawab. "Sangat."
"Baguslah," Sehun tersenyum lalu mengecup bibir Seulgi sekilas. "Mau makan siang dulu sebelum pulang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet
Fanfiction"Love sucks. Sometimes it feels good. Sometimes it's just another way to bleed."