Halaman 8

30 13 0
                                    

penuh arti.

Jean terlihat melongo dan membentuk huruf O sempurna di mulutnya. Teman-teman yang lainnya juga terlihat kaget mendengar ucapan James.

Kemudian teman-teman menyorakinya dan terlihat senyum puas di wajah James. Samar-samar Jean terlihat tersenyum dengan pipinya yang memerah.

Di lain sisi ada pihak yang terlihat wajahnya kaget dan kecewa. Dia kaget melihat dan mendengar itu semua. Dia sangat berharap bahwa James yang akan memilihnya. Ya benar, Emily berharap gadis yang dimaksud James adalah dia.

Tak terasa setitik air mata jatuh di tangannya. Emily buru-buru membersihkan matanya yang sudah mulai berair.

Di lihatnya teman-teman disekitarnya terlihat bahagia akan hal itu, Emily mencoba tersenyum walaupun itu hanyalah senyuman palsu.

Dia ingin melihat lelaki yang sangat ia cintai dan sayangi sejak kelas 2 SMA itu bahagia meskipun tidak bersamanya.

Jacob merasa aneh dengan gadis disampingnya, Emily. Dia mencoba menengok gadis itu yang terlihat tersenyum masam.

"Kau tak apa Emily?" Jacob bertanya kepada Emily dan menaruh punggung tangannya ke dahi Emily.

"Kau terlihat pucat Emily" Jacob terlihat khawatir.

"Aku tak apa Jac, sungguh. Tak usah khawatir" Emily mencoba meyakinkan Jacob dan tersenyum.

Jacob akhirnya mengerti dan tersenyum kepadanya.

"Wiiihhh James, semoga kalian menjadi sepasang kekasih yang bahagia ya. Aku berharap itu secepatnya. Hehe. Selanjutnya, untuk yang terakhir, giliran Jacob. Apa yang ingin kau ungkapkan sebelum tahun berganti?" Kelly mengalihkan pembicaraan dan menujuk Jacob untuk menjawab pertanyaannya.

"Yang pertama, aku ingin persahabatan kita semua tak akan pernah berakhir seperti lingkaran yang tak bertepi. Aku beruntung memiliki teman-teman yang baik seperti kalian meskipun jika ada suatu acara seperti ini tak pernah semuanya datang, tapi aku tahu mungkin kalian yang tak bisa hadir karena memiliki urusan yang lebih penting dan itu tak masalah bagiku. Aku tetap menyayangi kalian seperti saudaraku sendiri," Jacob berhenti sebentar dan menarik napasnya dalam-dalam.

Jacob melanjutkan, "Yang kedua, aku ingin mengungkapkan perasaanku kepada salah seorang dari kalian. Aku sudah mencintainya sejak awal SMA. Dia mampu membuatku mengerti bahwa cinta itu nyata dan aku dapat merasakannya. Sebelumnya, aku tak percaya bahwa cinta itu ada. Aku meyakini bahwa cinta itu datang setelah kita menikah. Ternyata aku salah. Cinta bisa datang kapan saja. Cinta tak terlihat, namun dapat dirasakan. Cinta tak pandang bulu, apakah dia temanmu atau seniormu atau juniormu. Namun selama ini, ku labuhkan hatiku kepada teman seangkatanku. Kepada teman sekelasku. Aku tak mengerti mengapa ini bisa terjadi, tapi inilah yang aku rasakan hingga saat ini. Ku harap dia bisa menerima cintaku yang

New Year EveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang