Halaman 26

41 10 0
                                    

"Ini untukmu," Jacob melepaskan pelukannya dan meberikan selembar kertas kepada Emily.

Emily membaca tulisan pada kertas itu dan semakin deras air matanya yang jatuh. Dia tak sanggup membaca tulisan itu hingga akhir.

"Kau bisa ikut mengantarku besok siang sebagai mmm mungkin perpisahan kita. Pesawat penerbangan ke Wina akan sampai di bandara pada pukul 1 siang. Kita bisa berangkat bersama pukul 12:30." Ucap Jacob tanpa ekspresi.

Emily hanya terdiam mendengarkan ucapan Jacob.

Dia tak percaya ini. Dia tak percaya bahwa laki-laki yang sangat ia cintai akan pergi meinggalkannya dan entah kapan kembali atau mungkin selamanya. Matanya sudah terlalu bengkak untuk mengeluarkan air matanya yang tak bisa ia tahan.

Jacob menghapus air mata Emily. Dia tak bisa melihat gadis yang dicintainya menangis karenanya.

"Selamat atas bea siswa yang kau dapatkan, aku turut bahagia," suara purau Emily terdengar dengan dihiasi senyuman yang terkesan dipaksa.

Jacob memegang kedua lengan Emily, dia menelusuri kedua tangan Emily dengan kedua tangannya. Dia meraih kedua telapak tangan Emily dan di genggamnya dengan erat.

"Terima kasih atas semuanya Emily. Aku bahagia memilikimu. Namun aku tak bisa melanjutkan hubungan kita. Hatiku sudah terlalu sakit untuk ini semua. Aku yakin kita akan menjadi lebih baik dan bahagia setelah ini semua. Aku percaya itu. Aku tak akan melupakanmu." Jacob memeluk Emily lagi dengan erat. Sangat erat.

Emily hanya terdiam dan menangis dalam diamnya. Sesekali Jacob mencium puncak kepala Emily.

Emily merasa sakit, sakit sekali. Dia menyesal telah berbuat jahat kepada Jacob. Dia mengutuki dirinya sendiri, mencaci maki dirinya sendiri dalam diam, dalam pelukan Jacob.

Dia berharap dia memiliki mesin waktu agar dia bisa kembali pada waktu itu dan memperbaiki kesalahannya.

Namun ini bukan dunia kartun yang bisa kembali lagi ke masa lalu atu pergi menuju masa depan.

TAMAT

New Year EveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang