Halaman 11

25 12 0
                                    

setelah menelan makanannya.

"Kamu tahu, kamu sangat berarti di hidupku. Sudah lama aku memimpikan ini. Mencintai seseorang yang tepat, menjaganya dan merawatnya dengan baik. Aku sangat senang melakukan itu. Aku sangat senang memilikimu, bahkan sangat bahagia. Aku sangat bersyukur saat malam itu, aku bisa mengungkapkan isi hatiku kepada semua teman-temanku dan kamu ada disana. Jika aku tak serius dengan ini, tak mungkin aku mengungkapkannya saat malam itu. Malam itu aku berharap supaya di tahun yang akan datang aku bisa mendapatkan salah satu impianku. Dan salah satu impianku adalah kamu. Aku mempimpikan untuk mendapatkanmu meskipun dengan menempuh waktu yang lama, aku tak peduli. Yang jelas semua penantianku sudah terbayarkan sekarang ini dengan kamu yang sedang duduk di depanku dan sedang ku suapi," Jacob menghentikan ucapannya dan tersenyum kepada Emily dan menyuapinya lagi.

Emily hanya bisa terdiam mendengarkan itu semua. Merasa ada desiran panas yang mengarah ke tubuhnya. Desiran yang membawa perasaan menyesal karena telah menyia-nyiakan Jacob selama 1,5 bulan.

Selama itu, Emily hanya berpura-pura mencintai Jacob. Dia tak ingin melihat Jacob bersedih karena sebenarnya ia masih menginginkan James saat itu.

Namun seiring berjalannya waktu, semua berubah. Dia mulai merasakan indahnya hidup bersama Jacob.

"Aku tahu bahwa sebenarnya kamu mencintai James. Aku tahu itu saat membaca buku diarymu yang tertinggal di rumahku. Saat itu buku diarymu terselip di dalam buku biologi. Saat membacanya aku merasakan gergaji yang mengiris hatiku dengan kasar. Aku tak tahu harus bagaimana. Sehingga setelah aku mengembalikan buku diarymu, aku langsung pergi dan sejak saat itu aku persikap aneh padamu, kan? Kamu pasti ingat itu. Hehe. Sudah lupakan masa lalu ku itu. Dan kita menjadi akrab lagi saat seminggu setelahnya, kita dijadikan partner dalam proyek fisika. Aku sangat senang dan berterima kasih kepada Bu Fisika yang aku lupa namanya haha. Aku juga berterima kasih kepadamu karena kamu sudah menerimaku dan mencintaiku sepenuh hati. Aku sangat menyayangimu dan tak akan membiarkanmu pergi." Jacob menggenggam tangan Emily yang berada di atas meja. Ia menggenggamnya dengan sangat erat menandakan dia tak ingin Emily pergi.

Seketika Emily menitikan air matanya dan spontan ia memeluk erat Jacob. Jacob membalas pelukannya dan sesekali mencium rambut Emily.

Pagi itu terasa berbeda dengan pagi-pagi biasanya untuk mereka berdua. Rasa haru dan bahagia bercampur menjadi satu di dalam kehangatan pagi.

***

"Aku datang!" Teriak Jacob dari luar flat Emily.

"Ayo masuk!" Emily membuka pintu dan mempersilahkan masuk serta meninggalkan kecupan manis di pipi Jacob.

Jacob hanya tersenyum melihat Emily yang sudah kembali sehat setelah seminggu lalu dilanda demam.

New Year EveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang