Part 4

310 24 0
                                    

* mikha side *

baru saja aku ingin bersantai tapi seketika masuk suster ana.

" dok, ada seorang pasien yang harus di operasi sekarang juga "

" saya baru saja ingin beristirahat suster ana "

" tapi dok.."

" kemana dokter adnan?"

" dokter adnan masih dalam perjalanan kemari "

" kalau begitu tunggu saja dokter adnan datang "

" tidak bisa dok, pasien kritis. ada sebuah peluru bersarang di otaknya"

" baiklah, siapkan ruang operasi sekarang "

suster ana langsung meninggalkanku. adnan lagi-lagi kau selalu terlambat. ku ambil jas putih ku dan langsung keluar menuju ruang operasi. sesampai disana betapa kagetnya saat yang ku lihat seorang yang kemarin sempat berbicara denganku.

" om ero " ucapku kaget.

ku lihat darah segar cukup banyak keluar. segera mungkin ku lakukan operasi. 3 jam sudah terlaksana dan beruntungnya kami bisa mengeluarkan peluru tersebut.

" apa keluarga pasien sudah ada yang datang?" tanyaku kepada suster ana.

" sudah dok dan kalau tidak salah saya lihat ada ibu dokter mikha juga menemani keluarga pasien "

aku keluar langsung di sambut oleh kiero.

" bagaimana keadaan ayahku?"

" kamu tenang, operasi berjalan lancar peluru yang bersarang di kepala ayahmu sudah kami keluarkan tapi sampai saat ini kondisi ayahmu masih kritis "

seketika kiero langsung menangis. mama yang melihat langsung merengkuh tubuh gadis di depanku ini kedekapannya.

" kamu yang sabar ya sayang, ayah kamu pasti bisa melewati masa kritisnya " ucap mama menenangkan kiero.

aku terdiam cukup lama memperhatikan kiero menangis. ada sedikit rasa tak tega melihatnya menangis begitu tapi aku tak mau salah langkah jika aku menenangkannya ke depannya akan hancur begitu saja.

" dokter mikha!" suara suster ana memanggilku.

" keadaan pasien makin memburuk "

aku langsung masuk diikuti oleh mama dan kiero.

" biarkan mereka masuk " ucapku saat suster ana berniat mengusir mama ku dan keiro.

aku mencoba segala cara agar keadaan om ero kembali stabil tapi Tuhan berkata lain. aku sudah sangat terlambat.

" ayah" teriak keiro

***

* kiero side *

suasana pemakaman berjalan dengan lancar. sosok orang yang sangat aku sayangi, sosok yang 20 tahun merawat ku kini telah tidur untuk selamanya.

" kiero, ayo kita pulang " ajak tante eve

aku hanya mengangguk dan mengikuti langkah kaki tante eve.

sesampai di rumah kediaman om louis aku langsung beranjak masuk ke kamar ku. sungguh hari ini adalah hari terberatku. kenangan bersama ayah langsung berputar di otakku.

# Flashback

Siang itu aku mendapatkan ejekan lagi dari teman-teman sekolahku. ini bukan untuk pertama kalinya aku menangis atas ucapan teman-temanku.

" selamat siang putri ayah " ucap seseorang yang baru datang dan duduk di samping ku membuatku mengangkat wajahku.

" kenapa putri ayah menangis?"

More Than ThisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang