Chapter 16

13 2 0
                                    

Tepat pukul 07.00 pagi semua siswa sudah berbaris dilapangan.

Pagi ini ada penyampaian dari sang kepala sekolah, sehubungan dengan acara festival yang akan diadakan besok.

Josua dan eza berdiri tepat dibelakang kepala sekolah beserta anggota osis lainnya.

Sementara semua siswa berdiri dihadapan kepala sekolah.

"Semoga acara kita besok akan berjalan dengan lancar" sahut pak kepala sekolah.

"Amin" sahut semua siswa yang hadir dilapangan pagi itu.

"Baiklah, selamat bekerja bagi anggota osis, dan untuk siswa yang lainnya bisa kembali kekelas untuk mengikuti pembelajaran hari ini" sahut pak kepala sekolah.

"Sekian dan terima kasih atas perhatian kalian" lanjutnya.

Setelah selesai penyampaian dari pak kepala sekolah, semua siswa kemudian menuju kelas masing-masing. Sementara josua dan eza harus tetap dilapangan untuk menunggu truk pengangkut panggung.

"Gimana jo, kita jadikan sewa band entar?" sahut eza.

"Jadilah, kurang afdoll kalau gak ada band" sahut josua.

"Bisa aja lo" sahut eza.

Ketika josua dan eza sedang duduk disebuah bangku panjang terlihat dari kejauhan seorang cewek sedang memperhatikan eza.

Josua kemudian mendapati risa sedang menatap eza.

"Za, risa tuh" sahut josua pada eza.

Eza kemudian menoleh kearah risa yang sedang berdiri dibawah pohon.

"Udalah biarin aja" sahut eza.

"Belum baekan lo?" sahut josua.

"Dia belum minta maaf sama stefy" sahut eza.

"Terus kalau dia udah minta maaf, lo bakal maafin juga?"

"Tergantung sama sikap dianya aja, kalau masih cemburu gak jelas atau nyakitin orang-orang disekitar gue, ya pastinya gue gak mau ngasih maaf" sahut eza.

"Anak bijak" sahut josua.

"Udah gak usah ngomongin dia, males tau gak" sahut eza.

-----------------------------------------------------------------------------

Jam istirahat pertama sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu.

Stefy yang baru saja hendak berjalan kekantin, tiba-tiba merasakan tangannya digenggam oleh seseorang.

"Stef,...gue perlu ngomong sama lo" sahut risa pada stefy.

Stefy kemudian melepaskan genggaman risa dengan kasar.

"Emang lu siapa, sampe gue harus ngomong sama lo?" sahut stefy.

Risa kemudian menarik tangan stefy, membawanya ketaman sekolah.

Setibanya ditaman sekolah Stefy dengan kasar melepaskan genggaman risa.

"Gue mau minta maaf sama lo" sahut risa.

Stefy hanya tertawa miris.

"Maaf? Lo tuh aneh ya..." sahut stefy.

"Apa?"

"Gue gak punya waktu buat ngomong sama lo" sahut stefy kemudian hendak meninggalkan tempat itu, tapi dengan cepat risa meraih tangan stefy.

"Lepasin gak?" sahut stefy.

GENGGAM TANGANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang