Ujian kenaikan kelas sudah dilaksanakan sekitar 3 hari yang lalu. Nilai ujian semester 2 adalah penentuan bagi kelas X naik ke kelas XI dan kelas XI ke kelas XII.
Setelah selesai ujian Biologi dan matematika, semua siswa langsung keluar dari kelas untuk kembali kerumah.
Berbeda dengan kelas lainnya yang sudah keluar, kelas X-1 masih hening. Belum ada satu siswapun yang beranjak dari tempat duduk. Semua masih fokus pada soal.
Tak lama kemudian mulai risa berdiri,lalu berjalan kedepan mengantarkan lembar jawabannya kepada guru.
"Tolong kamu kumpulkan jawaban mereka semua, bisa kan?" sahut bu devi.
"Bisa bu.." balas risa.
Ketika risa hendak menuju tempat duduk mona untuk mengambil lembar jawabannya, dengan sigap mona berdiri lalu berjalan kemeja guru.
Risa kemudian berjalan ketempat duduk indah, ketika risa sudah memegang lembar jawaban milik indah, dengan kasar indah menyingkirkan tangan risa.
Risa masih bisa mengontrol emosinya. Dalam hati ia bertanya-tanya, bagaimana bisa teman-temannya memperlakukan risa seperti ini.
Ia lalu berjalan ketempat duduk Erika, namun Erika segera berdiri berjalan menuju meja guru sambil menyambar bahu risa.
Seketika semua orang didalam kelas itu maju satu persatu memberikan lembar jawabannya kepada bu devi.
"Dasar cewek gak tau diri" sahut mona setelah bu devi keluar dari ruangan.
Sontak risa menoleh dan menghampiri mona.
"Apa lo bilang?" sahut risa.
"Budek ya? Kasian!"
Seketika risa mendorong mona hingga jatuh, dan siap melemparkan sebuah vas bunga yang terletak dimeja guru pada wajah mona. Namun dengan cepat andi meraih tangan risa.
"Lo mau ngapain?" Tanya andi.
"Lepasin gue" balas risa seketika vas bunga itu terlepas dari tangan risa dan pecah.
Semua siswa kelas X-1 kaget.
"sadar woy....lo mau ngebunuh dia?" sahut andi.
"Lo tau apa hah? Lepasin gue" balas risa namun andi tak ingin melepaskan tangan risa.
"Jadi kayak gini lo lakuin ke temen lo, risa?" sahut indah.
"Apa lo bilang?" balas risa.
"Dasar cewek bermuka dua" tambah indah.
Risa yang mulai malu, menyambar tasnya dan berlari keluar kelas.
Andi sekilas menatap stefy yang hendak keluar kelas.
---------------------------------------------------------------------
Akhir-akhir ini risa sering mendapat telfon ibunya yang sedang berada diamerika.
Nilai akademiknya bukannya semakin meningkat malah menurun drastis.
Risa tampaknya mulai kelelahan karena terus memaksakan otaknya untuk berfikir. Ia sering tertidur dikelas ketika sedang mengisi lembar jawaban.
Sudah beberapa cara ia lakukan agar tidak mengantuk dikelas, tetapi tidak berhasil.
Hari itu wajah risa tampak pucat, kepalanya juga sudah mulai terasa pusing. Namun ia tetap memaksakan diri untuk mengisi soal. Ia tak mau mengecewakan ibunya.
Tanpa ia sadari setetes darah keluar dari hidungnya. Segera risa menarik selembar tisu. Darah semakin banyak keluar dari hidungnya.
Guru yang sedang duduk didepan kelas, melihat hidung risa berdarah segera menghampiri risa dan menyodorkan sebuah sapu tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENGGAM TANGANKU
Teen FictionSaat kau tak mampu lagi untuk bangkit, katakan "aku butuh bantuanmu" aku akan segera berlari disampingmu, menggenggam tanganmu, karena aku sahabatmu dan takkan sekalipun meninggalkanmu... Cerita tentang persahabatan, persaingan, kebencian dan cinta.