Lima

6.6K 332 1
                                    

Author

Prilly menatap Ali yang sedang fokus ke laptopnya. Ia meneliti wajah Ali. Tidak ada yang berubah.

Ali melirik Prilly, merasa risih diperhatikan seperti itu. "Kenapa Lo? Ngeliatin gue gitu amat."

"Eh..." Prilly mengerjap, dia memalingkan wajahnya. "Gue pengen kerja, percuma kuliah tapi nganggur gini."

"Ngapain kerja, gue selalu kasih uang bulanan kan?"

"Bukannya gitu, gue bosen dirumah. Lo juga keluar kota mulu." Keluh Prilly.

Ali, tampak berfikir. "Kerja bareng gue aja, lo kan DKV. Lumayanlah kerja dikantor gue, atau jadi Office Girl."

TOK...

Prilly menjitak kepala Ali, "Durhaka Lo sama Suami."

"Sungut Lo, enak aja OG..."

Ali mengedikan bahu. Prilly bersandar dibahu Ali, Ali sedikit terlonjak kaget. "Lo kerjanya cukup dikantor aja lah, jangan keluar kota mulu!"

"Gue bisa aja kerja cuman dikantor, itu juga kalo lo hamil..."

Prilly bangkit dari senderannya.
"Ha... mil? Gimana mau hamil.. lo nya aja jarang dirumah."

Ali menutup laptopnya ia menatap Prilly menyeringai menggoda. Ia mendekatkan wajahnya pada Prilly. "Kita Honeymoon." Ucap Ali berbisik dengan suara seraknya dan mencium pipi Prilly.

Prilly mematung, "Ho...ney.. Hon...ey moon ?" Tiba tiba jantung Prilly berdetak tak karuan. Ia memejamkan matanya. Tapi percuma kalau tidak ada cinta dirumah tangganya.

Prilly berjalan kekamarnya, ia berdiri dibalkon kamar, rasanya sesak mengingat tak ada cinta di rumah tangganya.

Tiba tiba Prilly terlonjak, Ali berada disini dengan memeluk Prilly dari belakang. Sekejap Prilly merasakan kenyamanan, tapi Prilly segera menepis tangan Ali yang memeluknya.

"Kenapa dilepasin?" Ali bertanya bingung. Prilly menggeleng.

"Apa karna soal tadi, lo berubah kayak gini?"

Prilly terdiam, ia juga tak tahu apa yang ia rasakan. Ia bingung kenapa ia ingin dicintai Ali. Ia berfikir, cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Lupain aja masalah tadi. Lo bisa kerja dikantor gue." Setelah itu Ali berlalu dari hadapan Prilly.

~kisah kita~

Ali

Apa salah gue ajak dia honeymoon? Apa disini cuman gue yang punya rasa sama dia? Cinta bertepuk sebelah tangan? Entahlah gue gak tahu perasaan dia. Mungkin gue gak nunjukin rasa sayang, cinta gue kedia melalui ucapan. Tapi setidaknya gue lakuin dengan cara gue sendiri.

Gue biarin dia buat kerja dikantor gue. Bener juga kata dia, dia kesepian dengan cara gue kerja selalu keluar kota berhari hari, dan jika pulang malam, besoknya kekantor lagi.
Setidaknya gue bakalan ketemu dia setiap hari dikantor.

Hari ini awal dia kerja, tentunya berangkat bareng gue kekantor. Semenjak kejadian itu kita gak banyak bicara, atau ribut sebiasanya yang kita lakuin. Dia sepertinya ngindarin gue, dan gue semakin yakin, ini Cinta Bertepuk Sebelah Tangan.

Cinta karena terbiasa. Gue rasain itu, tapi ini menyakitkan disini cuman gue yang rasain, enggak dengan Prilly.

Keheningan di mobil membuat gue bosen, Prilly hanya memandang jalanan yang dipenuhi kendaraan ini, gue sedikit mempercepat laju mobil. Dan akhirnya sampai juga.

Gue segera keluar dari mobil, diikuti dengan Prilly yang sekarang berada dibelakang gue.

Setibanya di kantor, Raka yang memang sepertinya nunggu seseorang. Dia nyambut gue dan Prilly.

"Hi bos, wiiiih sama nyonya Ali juga. Apa kabar nyonya?"

"Baik." Singkat, tapi dengan senyuman ramah. Cantik. Andai aja lo mencintai gue Prill.

"Dia kerja disini. Bagian editing iklan aja, kosongkan?"

"Yah gue janjiin ke temen gue, gimana kalo Prilly kerjanya sama lo bagian writernya. Trus Erin bagian editing iklan."

Gue ngelirik Prilly, semakin dekat dengan dia bisa bisa semakin cinta. Tapi...

"Erin sama gue aja." Ucap gue santai. Gue liat Prilly membelalakan mata, entahlah gue gak tahu expresi kaget karena apa.

"Okelah..." Raka mengangguk setuju.

Kisah KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang