Tujuh

5.8K 311 2
                                    

Ali

Begitu terkejut, Prilly tiba tiba ada diruangan gue. Ia melihat gue yang sedang mengajarkan Erin.

Gue gak berniat mengejar dia. Dia gak butuh penjelasan gue, kalaupun gue minta maaf. Apa peduli dia? Mungkin beranggapan kalau gue terlalu percaya diri kalau dia cemburu.

Saat waktunya makan siang, gue keluar bersama Erin, dan gue juga liat Prilly keluar dari ruangannya. Harusnya gue makan siang bareng dia, menggandeng dia dengan mesra, seperti pasangan yang lain. Itu karena pasangan yang lain saling mencintai, tapi gue sama dia? Cuman gue yang mecintai dia.

Gue lihat dia duduk dipojok cafe, hanya memesan Capuchino? Apa dia tidak lapar? Gue berusaha tak acuh, mengobrol dengan Erin, ternyata Erin orangnya mengasikan, dia menceritakan cerita cerita lucu yang ia alami.

Gue melihat ada makanan yang tertempel disudut bibirnya, mebersihkannya dengan tangan gue. Saat tersadar ada Prilly disini, gue menoleh pada meja yang Prilly duduki tadi.

Dia tidak ada? Mungkin sedari tadi ia sudah pergi. Gue memutuskan kembali kekantor, gue melihat Prilly dengan langkah tergesa gesa, "aw..." rintihannya membuat gue khawatir, tapi gue urungkan buat bantu dia.

Semuanya menetertawakan dia? Gue sedikit geram, gue menatap semuanya tajam. Prilly dengan segera berlalu memasuki ruangannya. Memeluk dan menenangkannya, itu yang gue mau tapi gue gak bisa.

Gue melihat dari balik kaca besar ini, dia menangis?

Gue masuk kedalam ruangannnya. Mengusap air matanya. Memeluknya begitu erat, dan gue mengeluarkan air mata. Mungkin itu yang harus gue lakuin tapi gue gak bisa, apa alasan Prilly menangis? Mungkin sekarang Prilly butuh sendiri, gue meninggalkannya tanpa berniat menenangkannya.

Gue kembali keruangan gue, disana Erin terlihat sedang sibuk. Mungkin dia sudah mengerti dan mengerjakan tugasnya.

Gue mengambil Handphone dari dalam saku celana. Mengirimkan sebuah pesan untuk Raka.

Gue pulang Ka, jagain Prilly. Kalau dia mau pulang hubungin gue, atau Lo anterin yah!

Gue mengambil kunci yang tergeletak di meja kerja.

"Kemana Li?"

"Pulang." Gue menjawab sembari memberi senyuman. Dia mengangguk paham dan gue dengan segera berlalu dari sini.

Kisah KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang