Naumi Alsya

14.8K 702 4
                                    

Aku tidak ingin menikah dengan pria hidung belang yang ayah jodohkan dengan ku, bagaimana tidak, aku di paksa menikah dengan tua bangka, juragan perkebunan di daerah rumah ku. Aku lebih baik tidak makan sebulan dari pada aku harus menikah dengan pria tua itu, dia sudah mempunyai 4 orang istri dan bahkan sekarang ia menginginkan aku yang akan menjadi istri kelima nya. Apa dia sudah gila!?

Kalian cukup beruntung mempunyai ayah yang tidak mengekang anaknya, sedangkan aku? Untuk keluar membeli mie instan saja ayah ku memberi aku waktu yang sangat singkat, jika aku pulang tidak tepat waktu aku akan di marahi nya habis habisan.

Dan sore ini aku sudah memutuskan untuk pergi tempat auri, dengan cara? Ya dengan cara berpura pura membeli sesuatu, aku tau setelah itu aku pasti akan di marahi ayah, gila memang, padahal umurku sudah 22 tahun, tetapi masih saja di kekang oleh ayah sendiri.

"Ayah" aku memberanikan diri mendekat dengan ayah, walaupun jarak nya masih sangaaat jauh, tapi bagi ku itu jarak yang aman untuk ku berbicara

"Mau apa lagi kau sampai berani nya menghadap kesini" aku menunduk berusaha menahan air mata yang hampir jatuh, aku tidak perduli.

Aku bersusah payah meneguk saliva ku, "aku ingin meminta izin padamu, aku ingin membeli keperluan ku sebentar saja ayah" ayah menoleh ke arah ku dan mendekat, dengan bersusah payah aku memandang mata hitam pekat milik ayah ku itu. Takut, tapi aku hanya ingin bertemu auri, walaupun sekarang aku berbohong pada ayah, tapi itu demi kebaikan ku.

"Tentu saja anak ku, aku akan mengizinkan mu pergi untuk membeli keperluan mu itu" aku berusaha tetap tenang, walaupun saat ini aku merasa sangat senaaang sekali. Tidak biasanya ayah langsung memberi izin kepada ku seperti ini, pasti ada apa apanya.

"Tapi, kau harus mau menikah dengan juragan huro!" aku kembali menatap mata hitam pekat nya, benar saja. Ternyata ayah masih membahas masalah ini.

"Apa ayah tidak menyayangi ku? Aku ingin seperti auri ayah! Aku ingin bisa bercerita seperti anak perempuan seumuran ku biasanya ayah, jadi tolong izinkan aku untuk tidak menikah dengan pria tua itu, aku mohon ayah!"
Plakk..
Entah keberanian dari mana aku tetap menatap mata hitam pekat ayah ku, walaupun aku tahu pipi ku saat ini memar, apakah dia tidak puas tadi pagi dia sudah menampar pipi ku, sekarang ia menampar ku kembali. Aku sama sekali tidak menyangka, kenapa penderitaan ku harus seperti ini. Hidupku ditangan ayahku.

"Aku tidak mau tau naumi! Kau anak ku, jadi kau harus menikah dengan juragan huro besok pagi juga!" aku tidak tau harus bagaimana lagi, apa aku harus menerima dan menikah dengan pria tua itu?

"Itu tidak mungkin ayah!"
Plak..plak..

"Kau berani membantahku naumi!? Aku ayahmu!" aku tidak bisa menahan tangis ku saat ini, air mataku sudah meluncur dengan deras di kedua bola mata ku. Hati ku sangat sakit di perlakukan seperti ini, sangat sakit. Lebih baik aku mati dari pada harus menahan beban seperti ini, aku tidak kuat tuhan.

Namun, satu satu nya cara agar aku diizinkan keluar, aku harus menerima nya, bukan itu maksud ku bukan untuk serius menikah dengan pria tua itu, aku hanya memanfaatkan nya agar aku bisa keluar dan bercerita dengan auri, maafkan aku ayah aku telah berbohong padamu.

Aku kembali bangkit dan menghapus air mataku, "baik ayah, jika itu maumu, aku rela. Tapi izinkan aku keluar untuk membeli keperluan ku, karna aku telah menyetujui nya, aku ingin waktu keluar ku lebih lama karna aku telah bersedia menikah dengan pria tua itu, bagaimana?" aku kembali bersuara walaupun nada suara ku bergetar, aku tetap tak bisa menyembunyikan itu semua.

"Baik, 30 menit, dan kau besok sudah menikah dengan juragan huro!" aku mengangguk dan segera berlalu dari hadapan nya, tuhan bagaimana ini? Apa aku harus menikah dengan juragan tengik itu? Bantu aku tuhan.

Women's FinalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang