Women's Final

Chapter 8

AUTHOR POV

"Derry, sebenarnya kita mau kemana sih, kok mata aku ditutup?." Derry menuntun naumi menuju sebuah tempat yang selama ini sudah derry persiapkan untuk keluarga kecil nya nanti. Derry juga sudah minta bantuan sama mama,papa dan Difa untuk membantu nya memberi kejutan kecil kecilan ini, dan derry juga sudah minta bantuan dari sahabat naumi yaitu Auri beserta suami nya dan Aina beserta zayn adik nya. Walaupun sebelum nya zayn tidak ingin ikut, namun kakak nya memaksa supaya zayn ikut ke sini. Akhirnya dengan terpaksa zayn ikut melihat bagaimana derry memberi kejutan itu semua ke naumi.

"Sabar ya sayang, sebentar lagi kita sampai." perlahan lahan derry membuka penutup mata yang sedari tadi membuat naumi bertanya ada apa dan sebagainya. Dengan cepat kain hitam itu turun dari mata biru terang milik naumi.

Rumah yang bergaya klasik berwarna putih seperti rumah orang tua derry, terdapat taman bunga mawar merah dan mawar putih. Tidak lupa juga terdapat gazebo dan kolam renang, setidaknya ini yang bisa derry lakukan sementara untuk membuat naumi bahagia.

"Ini rumah siapa derry? Bukan nya kita mau ke tempat mama?" naumi menatap derry bingung, derry langsung menangkup kedua pipi chubby milik naumi dan langsung mengecup kening naumi sekilas. Disana, didalam rumah mereka sudah terdapat banyak orang yang melihat keberadaan derry dan naumi, dan disitu juga sudah ada orang yang mulai geram melihat kejadian di depan matanya.

"Kak aku permisi deh, ada teman ku yang mau ketemu." zayn melesat pergi meninggalkan tontonan yang membuatnya benar benar geram. Entah perasaan apa ini sebenarnya, disaat zayn sudah mulai menyukai naumi secepat itu juga naumi kembali kepelukan derry.

"Ini rumah untuk keluarga kecil kita nanti sayang.." derry mencubit pelan kedua pipi naumi, namun naumi hanya terdiam, naumi merasa ini semua tidak perlu derry lakukan karna hanya akan membuang buang uang nya saja. Karna selama ini naumi sudah banyak merepotkan derry. Bahkan uang yang 800 juta itu saja belum ia kembalikan, untuk saat ini naumi hanya dapat mengumpulkan uang sebanyak 300 juta karna bantuan aina-Sahabat nya yang sudah mati matian membantu nya bahkan untuk sampai ke NY naumi di biayai oleh aina.

"Aku gak pantes ngedapetin ini semua derry."

"Kenapa sayang? Rumah ku rumah kamu juga sayang." derry mengeryit bingung atas sikap yang ditunjukan naumi, setau derry kalo wanita diberi kejutan pasti akan senang, tapi ini berbeda dengan istri nya.

"Tapi-" derry merapatkan tubuh nya dengan naumi, "dengar aku baik baik ya" derry menarik nafas dan langsung menghembuskan nya.

"Kamu istri aku, jadi apa yang aku punya itu punya kamu juga sayang. Aku kerja pagi pulang malem itu untuk keluarga aku, untuk bahagiain kamu supaya kamu gak kekurangan uang, aku tau aku bisa aja duduk diem dirumah sama kamu, tapi aku mau ngebahagiain keluarga aku karna hasil kerja aku sampai pulang malem, jadi apa yang aku punya ini juga berkat kamu, karna ada nya kamu disamping aku maka nya aku bisa lebih giat lagi mencari uang karna hasil keringet aku sendiri. Aku cuma minta, kamu jangan pergi pergi lagi kaya kemarin, karna aku bener bener pusing nyariin istri aku yang pergi ninggalin aku, aku itu sayang banget sama kamu naumi. Aku gak butuh uang 800 juta itu, mending kamu simpen uang nya untuk keperluan kamu nanti, aku masih sanggup kok ngehidupin kamu sama anak anak kita nanti." derry mengecup sekilas bibir merah milik naumi, sedangkan naumi hanya menangis sesegukan.

Naumi memeluk derry dengan erat, derry pun sangat menikmati pelukan dari istri nya itu. Yatu, wanita yang bisa membuat derry lupa akan kebiasaan buruk nya, wanita yang bisa membuat derry mengerti apa yang namanya cinta sejati, derry sangat bersyukur akan semua ini. Tidak akan ia biarkan seseorang pun yang akan menyakiti nya, siapa pun itu. Karna derry sangat mencintai istrinya-Naumi. Siapapun itu tidak akan bisa membuat nya pisah dengan si pemilik bola mata berwarna biru terang itu, maupun shanny atau siapapun nanti yang menjadi pemisah tetap itu tidak akan membuat nya berpisah dengan Naumi.