"Hmm, di mana aku belinya ya..." Setelah meninggalkan pengamen itu Hide munggumam, dia membeli korek dan kembang api karena teringat kenangannya bersama Kaneki dulu, setelah itu dia masuk ke sebuah mini market.
Di sana ada Kiyama yang sedang menghabiskan waktu sambil menunggu yang lain datang. Hide membeli beberapa buah onigiri lalu melihat-lihat rak yang lain.
"Eh? Untuk apa kau membeli itu semua?", tanya Kiyama.
"Nggak sih, cuma ingin saja." Jawab Hide singkat.
Sementara itu Cain dan Sanko sudah tiba di tempat yang dijanjikan kemarin.
"Sepertinya Kaneki-kun belum selesai pekerjaannya. Ayo kita lihat-lihat dulu. Tidak mengetahui lingkungan sekitar bisa jadi kesalahan fatal."
Ada banyak gang-gang kosong di sekitar Anteiku yang terlihat berbahaya, apalagi ketika malam hari seperti ini.
"T-Tuan Cain, se-sepertinya ada sesuatu..." Kata Kiyama yang penakut.
Sanko juga jadi terlihat gugup.
"Ya, aku sudah menyelidiki tempat ini berulang kali sebelumnya, dan memang ada sesuatu yang mencurigakan hari ini."Cain hanya berbisik pelan.
"Mungkin tidak seharusnya kita masuk sejauh ini..."
Tiba-tiba ada sebuah suara KRESEK! keras.
"AAAAH! Apa itu?", Kiyama berbalik dengan cepat, dan melihat kalau suara itu hanyalah Hide yang sedang membuka bungkus onigiri.
"Maaf. Aku hanya lapar."
"Kau ini--! Kau santai sekali, Nagachika-kun."
"Hahaha, yah, mungkin aku memang pemberani." Dia menggigit onigiri-nya. "Mana bisa bertarung dengan perut kosong. Tuan Cain, jangan pergi terlalu jauh. Akan jadi masalah besar kalau ada ghoul yang benar-benar menyerang kita."
"Jadi Hide-kun takut juga ya?"
"Sebenarnya iya. Bahkan warga setempat juga mudah sekali tersesat di jalan-jalan gelap ini."
"Baiklah, kalau begitu ayo kita kembali ke tempat yang tadi saja."
Cain berbalik, semuanya merasa lega.
Karena mereka masuk ke dalam gang-gang itu terlalu jauh mereka tersesat. "Ah, Tuan Cain. Ini juga jalan buntu!"
Mereka akhirnya berhenti. Cain mengeluarkan ponselnya untuk mengecek lokasi mereka. Mereka jauh dari cahaya dan orang-orang.
"Benar-benar terasa seperti akan ada ghoul yang muncul."
Gumam Kiyama tanpa berpikir panjang.
Mungkin kalimat inilah yang jadi pembawa petaka.
Tiba-tiba bulu kuduk Hide berdiri, dia merasakan sebuah tekanan yang menyesakkan. Mungkinkah ini...?
"Itu benar! Ini adalah tempat berburu yang sempurna!"
Sebuah suara bergema di lorong buntu itu.
Kiyama tiba-tiba menabrak dinding di belakang mereka, saat Hide berbalik dia sudah terjatuh ke lantai semen.
"Kiyama-kun!"
Sanko berlari menghampirinya dan menggoyang-goyangkan tubuhnya.
Saat itu Hide melihatnya dengan jelas
sepasang mata hitam dengan pupil merah darah.~~~~~~~~~*~~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Novel Tokyo Ghoul
AcakLight Novel Tokyo Ghoul, dan berbagai info tentang TokyoGhoul.. Penasaran? Silahkan baca dan jangan lupa tinggalkan jejak bintang. Happy Reading