- Besok adalah akhir pekan, hari dimana Yoriko awalnya merencanakan untuk pergi ke kebun binatang.
Mayuhara, orang yang mengganggunya kemarin, sekarang lebih terlihat tenang, tapi Yoriko masih sama.
Saat makan siang, Touka berfikir sambil memakan roti isinya yang mengerikan. Menempatkan makanan manusia di perutnya sungguh sangat menyakitkan, tapi dia menyukai kebaikan Yoriko yang membagi makanan dengan dirinya karena Yoriko khawatir Touka tak cukup makan. Begitu juga kebun binatang, dia acuh tak acuh tentang pergi kesana, tapi jika dia pergi dengan Yoriko dan membuat Yoriko senang, maka dia akan puas.
-"......Jadi akhirnya begini." Mereka awalnya merencanakan untuk pergi bersama. Alasan dirinya ingin pergi ke kebun binatang sangat berbeda dengan Yoriko. Dia sangat berhati-hati memegang peta yang Yoriko berikan padanya. Ketika Yoriko bilang rencana dibatalkan, Touka seharusnya mengatakan jika dia ingin pergi. Dia merasa muak dengan keadaan dimana dia tidak pandai mengungkapkan pikirannya dan dirinya yang kekanak-kanakan tidak dapat memahami dirinya sendiri.
- Jika kamu tidak terbiasa dengan hal itu maka berhentilah menyesali dirimu sendiri, kakak bego! Bayangan dari Adik kecilnya terlintas di bayangannya. Kenyataannya adalah, ada sesuatu yang sebenarnya ingin dia katakan juga.
- Dia dan Yoriko berjalan pulang bersama sepulang sekolah. Yoriko terlihat tak ingin membahas masalah yang menyangkut kebun binatang.
"..Ah, kurasa sudah cukup hari ini.."Mereka telah mencapai persimpangan jalan dimana mereka berpisah.
Mereka selalu berpisah dengan nada yang ringan, tapi hari ini, mereka bergerak lambat. Ada kemungkinan jika Yoriko sedang menunggu Touka untuk mengatakan sesuatu. Jika dia ingin memperbaiki hubungan mereka, sekarang adalah kesempatan terakhirnya.
Namun, bahkan saat dia mengharapkan hal ini, Touka tidak mampu mengucapkan sepatah katapun. "....Jadi, selamat tinggal, Touka-chan," Kata Yoriko dan berlalu dengan cepat, seolah melarikan diri dari keheningan.
".........Yoriko." Saat itu Touka akhirnya mengeluarkan sebuah suara, Yoriko sudah pergi.
Dia mencengram tas nya dan berjalan dengan langkah berat menuju Anteiku.
"Apa yang sudah aku lakukan........."
- Wajah Yoriko dan Hinami muncul berkali-kali di pikarannya, Hampir menuju titik dimana dia merasa tercekik. Dia terus menyebabkan mereka bersedih. Dia dapat mendengar suara Yoriko menggema di telinga nya, "Dan mereka punya plaza dimana kita bisa makan!" Touka berhenti dan menoleh ke jalan dimana Yoriko menghilang.
- Manusia benar-benar merepotkan. Terikat oleh hukum yang membosankan, senang membuat kelompok-kelompok kecil yang konyol, merasa yakin dengan keadilan mereka sendiri, ingin sepenuhnya menyingkirkan hal-hal yang menghalangi jalan mereka. Tetapi ada beberapa orang, yang benar-benar tak berdaya namun memikirkan orang lain, yang benar-benar lemah namun memiliki keistimewaan, tidak punya gigi maupun cakar namun tetap melawan musuh seperti apa pun demi melindungi. Lalu siapakah ghoul itu? Dirinya? Apa yang memisahkan dirinya dan Yoriko sekarang hanyalah perbedaan antara manusia dan ghoul. Jika itu masalahnya, maka apa yang dia lewati selama ini hanyalah jurang yang tak dapat disebrangi.
- Bagaimana jika melakukan sesuatu yang akan membuat Yoriko baikan? Touka tiba-tiba mengingat kata-kata Kaneki.
Membuat temanmu bahagia adalah apa yang setiap orang lakukan, tidak peduli mereka ghoul atau manusia. Bukankah alasan dirinya tak mampu melakukannya adalah karena dirinya terlalu lemah? "Sialan,", Touka membuka jendela dan pergi menuju Anteiku.
- "Hei!" Touka berteriak pada Kaneki saat dirinya di depan pintu.
"T-Touka-chan, setidaknya panggil dengan namaku-"
"Temui aku setelah selesai kerja hari ini," Ucap Touka padanya. Kaneki memutar bola matanya. Namun, dia terlihat menyadari sesuatu bahkan saat Touka tak memberitahunya dan dia hanya mengangguk.
- "Menejer, saya minta maaf, bisakah saya pulang lebih awal hari ini?" Touka dengan sopan meminta kepada Yoshimura, sikapnya sangat berbeda saat dirinya dengan Kaneki.
Seperti Kaneki, Yoshimura bahkan tidak bertanya alasannya, hanya tersenyum dan mengangguk. "Kau selalu bekerja sangat keras. Sekali dua kali hampir tak masalah." Berkat kebaikan menejer , Touka dan Kaneki bisa pulang lebih awal.
- "Hei, Touka-chan, kemana kita pergi?"..Akhirnya, Kaneki ingin tahu alasannya.
"Lebih baik enggak usah tanya," Kata Touka.
Dalam hati, Touka menyadari bahwa, untuk seseorang yang minta pertolongan, tingkah lakunya sungguh tak beralasan...Namun, Kaneki tak mempermasalahkannya, hanya menanggapinya dengan "baiklah."
- "Kenapa kita pergi kesini?" Mereka ada di supermarket sekitar 15 menit berjalan dari Anteiku, Ini adalah tempat yang enggak ada hubungannya dengan ghoul. Hanya mencium bau makanan manusia saja membuat mereka mual, tapi mereka terus berjalan. "Bagusnya beli apaan?" Touka bertanya pada Kaneki.
"Apa? Kita beneran beli?"
"......Untuk buat bento."
- Kaneki nampak terkejut, dan kemudian dia mulai tersenyum. "Jangan ketawa!" "M-Maaf! Yah baiklah aku paham."
"Kita butuh sesuatu yang mudah untuk Touka makan dan juga terlihat lezat bukan? Rak buku supermarket disana punya majalah tentang masakan. Bagaimana jika kita lihat lebih dulu?" Kaneki berkata sambil menuntunTouka . Sepertinya ia sedikit bisa dipercaya.
- "Wow, onii-chan, onee-chan, apa yang sedang kalian lakukan?" Dia dan Kaneki pulang membawa tas belanjaan supermarket di kedua tangan mereka dan Hinami, yang dengan patuh tinggal sendirian di rumah, hanya bisa melebarkan matanya.
"Kita mempersiapkan sebuah bento untuk tamasya besok."
"Sebuah bento?"
"Sebuah bento yang menakjubkan...Um, Touka-chan, kita harus membuat apa yang kita bisa sekarang. Membuat bento membutuhkan waktu yang tak sedikit. Mari lakukan yang terbaik!" Kaneki menggulung lengan bajunya dan membuka buku resep yang mereka beli di supermarket, memperhatikan cara nya dan menyiapkan bahan-bahan.
- "Onee-chan, bisa kubantu?" Hinami juga menggulung lengan bajunya.
Touka mengambil kotak bento yang mereka beli tadi, "Lalu, bisakah kau membantuku mencucinya?" Hinami menyalakan keran.
- "Pertama adalah ayam goreng." Kaneki mengukur bumbu-bumbunya, mencampurnya dalam sebuah mangkuk, kemudian meletakan daging ayam untuk dibumbui.
Pergerakannya memang kaku, tapi dia mengikuti resepnya dengan hati-hati.
Dia meminta Touka untuk membantu menyiapkan tepung dan menujukannya padanya. Pergerakannya lebih kaku dari Kaneki dan dengan terbata-bata dia menuangkan tepung ke dalam piring kecil. Kaneki tersenyum ketika Touka menyerahkannya kemudian Kaneki dengan hati-hati menuangkannya ke dalam daging yang sudah dibumbui.
Raut muka ketika dia memasak mengingatkannya tentang kenangan yang indah.
- Mereka menyelesaikan hidangan satu persatu.
" Sepertinya kita membuat sesuatu yang lezat!" Asparagus dan roti isi daging, telur goreng, ikan putih fillet dan ayam goreng.
- Masalah terbesar terletak pada kenyataan bahwa mereka tak bisa mencicipinya. Namun, Kaneki nampak berfikir sejenak kemudia dia mengambil sepotong ayam goreng lalu menggigitnya
"..Hei!"
"Onii-chan??!!"
"Uughh!!".. Kemudian dia memuntahkannya.
"menjijikan!"
"Onii-chan, kau baik-baik saja?" Kaneki menggunakan sapu tangan Hinami untuk membersihkan mulutnya dan meratap. "Kupikir aku dapat memakannya tapi tak kusangka...luarnyaterasa seperti daun kering yang direndam dalam lumpur dan rasa dagingnya seperti gumpalan cacing tanah-- " "Apa yang membuatmu berfikir untuk memakannya!"
- Sekarang sudah lebih dari jam dua belas. Mereka bertiga dengan perlahan mempersiapkan makanan ke kotak bento. Hinami terlihat lelah, menggosok matanya sesekali.
- "..Aku kepikiran ibuku," Kata Kaneki tiba-tiba.
Ekspresinya dipenuhi dengan nostalgia serta kesedihan yang tak terbayangkan. Touka memandang nya dalam keheningan.
Beberapa saat yang lalu dia menjalani kehidupan yang sangat biasa sebagai manusia. Setiap akhir pekan, dia biasanya memakan bento mewah seperti ini.
Orang yang sudah terlahir sebagai ghoul dan orang yang menjadi ghoul kemudian dalam hidup keduanya mempunyai kehidupan yang sulit.
Touka menghela nafas, tak melanjutkan pembicaraan.
- "Baiklah, sudah selesai!" Ini masih tergolong pagi dan Hinami sudah tertidur di sofa.
"..Maaf atas ketidaknyamanan ini." Touka menunggu Kaneki untuk mengucapkan sesuatu seperti "Aku enggak sengaja" tapi Kaneki hanya tersenyum, mengatakan hal itu tak masalah.
- "Bicara mengenai buku yang kubaca-"
"aku enggak mau belajar." Kaneki menggaruk kepalanya dan beralih topik ke film.
"Amerika punya film tua yang disebut "Giant", Pernah dengar? Itu tentang keluarga di Texas. Ada sebuah pesan disana : 'Bagian terbaik dari pertengkaran adalah berbaikan' ".
"............"
"....Nah, ini merupakan karya asli dari novel Edna Ferber."
"Jadi ini masih tentang buku!" Touka seketika menendangnya. Kaneki tidak bisa menyembunyikan rasa sakitnya, tapi dia tetap memasang ekspresi yang tenang.
- "Di masa lalu, suatu ketika sesuatu berubah menjadi canggung antara Hide dan diriku karena perbedaan pendapat, tapi lihat betapa akrabnya kita sekarang. Lakukan yang terbaik besok!" Kaneki meninggalkan rumah Touka dengan kata-kata penyemangat tadi.
- Touka memindahkan Hinami dari sofa menuju tempat tidur.Nafas Hinami terlihat berat.
Touka dengan lembut menyentuh rambut Hinami dan kembali menuju dapur, melihat bento. ".....Banyak sekali kesulitan hari ini"
- begitu banyak waktu yang dibutuhkan untuk membuat bento ini. Sesuatu yang sangat merepotkan, apakah manusia melakukan ini setiap hari dan tiga kali sehari? Apakah Yoriko selalu menghabiskan semua usahanya dalam memasak? Touka menutup bentonya. Tak dapat mengekspresikan dirinya dalam kata-kata, dia akan membalasnya dengan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Novel Tokyo Ghoul
बेतरतीबLight Novel Tokyo Ghoul, dan berbagai info tentang TokyoGhoul.. Penasaran? Silahkan baca dan jangan lupa tinggalkan jejak bintang. Happy Reading