#7

43 11 0
                                    

Hari ini hari sabtu. Pagi yang cerah ini gue berjalan menuju meja makan untuk sarapan bareng mamah sama papah gue. Gue meletakkan iphone gue di samping piring makan gue, selang beberapa lama gue duduk. Hp gue bergetar menandakan ada BM masuk.

Kevin Dirmaga: Rash? Lo hari ini ada acara ga?

Arrash Bainir: Nggak kok! Emang kenapa, Vin?

Kevin Dirmaga: Bener nih? Jalan bareng yuk? Gue bosen cuma di rumah Rash!

Arrash Bainir: Lo ngajakin gue jalan? Ga salah lo?!

Kevin Dirmaga: iyaa iyaa! Udah ayoo lo mau yaa?! Gue bakal jemput lo jam 3 sore! Tampil cantik yaa. Ga ada alesan.

Mamah papah gue heran ngeliat gue senyum senyum sendiri sampai roti yang udah gue olesin selai pun ga kemakan sama sekali karena saking asiknya gue ngebales BM dari Kevin.

"Hpnya taro dulu! Peraturan di rumah ini kalo lagi makan ga boleh main hp." Suruh papah gue tegas.

"Sorry pah, sorry! Ini ada hal penting dari temen." Jawab gue dengan menggigit bibir bawah gue.

"Serius temen? Kok kamu kayaknya lagi seneng banget. Mamah sama papah tuh ga bisa diboongin. Kita juga pernah muda." Sahut mamah gue yang curiga dengan perubahan sikap gue akhir akhir ini.

"Kamu punya pacar? Kenalin sama papah dong! Jangan dirahasiain gitu aja. Papah sama mamah kan juga mau kenalan sama cowo kamu." Ledek papah gue.

Disaat suasana di ruang makan sudah mulai cair dengan penuh ledekan, dari luar terdengar teriakan."Arrash! om Erwin! Tante Anggun! Ada orang di rumah." Itu teriakan Aska yang memasuki rumah gue tanpa izin dan mencari kami bertiga di ruang makan. Udah biasa.

"Ehh semuanya lagi pada sarapan yaa?! aku boleh ikut numpang sarapan ga? Soalnya rumah kosong om! Tante!" Omongnya yang memakai kaos biru, celana jeans pendek, dan rambut yang sudah tertata rapih apalagi jambulnya.. Bikin errr.

"Yaudah sini lo gabung makan." Lancangnya cowo itu, dia langsung menyambar roti gue yang belum sempat gue makan.

"Makan ini aja deh. Sorry Rash gue ambil."Dengan mulut yang penuh terisi makanan dia baru meminta maaf karena melihat Arrash yang menggerutu sendiri.

"Ka! Kamu tau nama pacarnya Arrash? Dia udah berani coba coba pacaran tuh!" Tanya mamah gue yang masih saja meledek gue.

"Hemm pacar, tan? Mana punya pacar si Arrash? Ngerti suka sukaan aja nggak tan."

11.00 WIB

Gue sama Aska tertidur di sofa berdua. Betapa rusuhnya posisi disaat kami tidur, anak yang selalu buat kerusuhan di rumah tidur disofa depan TV.

14.12 WIB

Aska yang terbangun duluan pun dengan santai membangunkan gue. Pas gue udah bangun, mata gue langsung menjurus ke arah jarum jam yang menunjukan bahwa setengah jam lagi Kevin akan menjemputnya.

Arrash mengerutkan dahinya dan memasang wajah kaget. "What time is it?! Jam 14.20? Mati gue!"

"Lo kenapa panik gitu sih?! Biasa aja kali!" Tanya Aska dengan lugas.

"Lo ga tau sih?! Gua udah telat nih!" Gue mengerucutkan bibir.

"Yaudah kalo lo udah telat! Yaa cepet siap siap! Bukannya malah duduk bawel gini!" Tegas Aska menarik tangan gue dan menyuruh gue mandi.

'Mandi udah gue lakuin, sekarang gue harus milih baju yang pas buat gue pake! Aduh make baju apa gue? Ga ada yang cocok.' Gumam gue yang sibuk mencari pakaian yang cocok di dalam lemari kamar.

Pertama kali Arrash seribet itu hanya untuk bertemu laki laki yang sering ditemui di sekolah. Dia memang sedang merasakan first love yg benar benar bisa membuat semua tingkah lakunya berubah drastis.

"Argghh gue gila! Sekarang udah jam 14.40 tapi gue masih belom siap!"Arrash memegang kedua sisi kepalanya frustasi."Ahh bodo, gue pake short dress sama flatshoes aja! Simple! Terus tadi ngapain gue ribet ribet ngobrak ngabrik lemari coba?! Arrash doang emang." Menepuk dahi gue dan gue juga sedikit dandan, tapi masih natural kok.

Kevin akhirnya sampai di rumah Arrash tepat waktu. Aska karena sudah tau kalau Arrash mau ada urusan diluar, membuatnya pulang ke rumah asalnya. Menunggu pintu rumah Arrash terbuka, Kevin menyenderkan tubuhnya di mobilnya.. Kecenya dia bukan main! Untuk kali ini dia memakai kemeja kotak kota dengan daleman kaos hitam, jeans denim, dan sepatu coverse. Gue pun membuka pintu rumah gue dengan mendebarkan senyuman manis gue ke Kevin, dan tumbennya dia make mobil ga seperti biasa make mogenya.

"Lo jangan liatin gue kayak gitu kek, ga pede nih gue!" Gue tersipu malu menundukan kepala.

"Lo--cantik! Udah ahh gue ga mau muji lo kebanyakan nanti lo besar kepala lagi." Ledeknya yang menggenggam tangan gue. Dan itu sukses bikin nafas gue tidak beraturan, karena gue nahan rasa bahagia ini sendiri.

"Yaudah biasa aja deh! Udah ayoo jalan!" Ajak gue yang membalas genggamannya.

Mereka meluncur menuju tempat yang dituju, Arrash tidak tau mau dibawa kemana sama Kevin. Dia ingin sekali menanyakan hal itu, tapi tidak tau kenapa mulutnya susah bicara? Seperti ada yang menguncinya rapat rapat. Mungkin dia takut kalau dia bisa teriak secara tiba tiba karena dia bisa satu mobil sama orang yang dia incar selama ini. Orang yang sukses membuat Arrash melupakan prinsipnya hanya untuk lelaki yang baru dikenalnya lewat pertemuan yang tidak disangka saat itu.

Selang beberapa waktu dia memberhentikan mobilnya disebuah taman yang cukup ramai pengunjung. Tamannya masih di daerah Jakarta Selatan kok. Masih terbilang asri taman ini, cukup luas juga.

"Kita kesini aja yaa! Gue pengen ngabisin waktu sama lo tanpa suasana mall yang terlalu ramai." Sahutnya yang beranjak keluar dari mobil.

"Gila! Ngabisin waktu bareng gue?! My god! Mimpi apa gue?! " Gue meremas kik-kuk rok gue dan gue ikut keluar dari mobil, gue ikutin langkah kakinya dari arah samping.

'Dia ganteng banget tuhan! Tolong berikan dia untukku tuhan! Namanya Kevin Dirmaga. jadikan dia miliku, tanpa aku menunjukan rasa sukaku ini kepadanya' Ucap gue dalam doa yang menyatukan kedua tangan gue dan mendekatkan ke dada.

"Kok lo bengong sih gue ajakin jalan kayak gini?! Kenapa? Lo ga biasa jalan ke tempat kayak gini yaa?!" Tanya Kevin yang merangkul hangat gue. Dan lagi lagi jantung gue berdebar debar, itu yang bikin gue sakau tiap hari.

"HAH?! Nggak kok! Disini enak! Gue nyaman kok, santai aja." Rangkulannya itu membuat gue tersadar dari lamunan indah gue.

"Ohh oke deh."

Mereka duduk di sebuah bangku taman yang terdapat ditengah taman, es krim yang digenggam mereka berdua itu dari Kevin. Canda tawa yang menghiasi pertemuan mereka kali ini membuat semua rasa first love Arrash semakin kuat, bahkan Arrash sudah menganggap kalau Kevin telah menjadi miliknya untuk hari ini saja.

Disebuah keramaian diujung taman, membuat perhatian Kevin teralihkan dari Arrash."Itu ada apa sih? Kok rame yaa? Kesana yuk Rash! Gue penasaran." Kevin menarik tangan gue lembut yang mengarah ke tempat keramaian itu.

"Yaa sabar dong Vin"

"Ehh itu kayaknya photo box keliling deh! Ketauan banget." Ucap gue yang sok tau, tapi gue emang bener. Yeay

"Lo bener! Lo mau ga foto? Gue mau banget nih! Ayoo dong." Ajaknya semangat sekali.

"Ayooo gue mau banget!!" Gue yang balik narik tangannya dan memasuki tirai photo box tersebut.

***

End Of First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang