#10

50 11 0
                                    

Malemnya gue iseng main ke rumah Aska dan gue liat dia lagi asik main ps sendirian dan gue melirik diatas sofa ada tante Mela yang sedang baca majalah fashion. Tapi kemana yaa om Raka? Mungkin masih di kantor.

Gue berlari dan dengan mengagetkannya gue memeluk tante Mela dari belakang, dengan ekspresi terkejutnya."Estt, Arrash kamu ngangetin aja deh." Tante Mela mengelus dadanya.

Tapi si Aska masih ga engeh kalo ada gue, saking gilanya dia kalo udah main ps sampe kupingnya ga berfungsi sejenak. "Yeay mantap gue menang!!! Wuhuuuu." Ia mengangkat kedua tangannya menunjukan senyuman kemenangan.

"Ehh berisik tablo! Main ps aja bangga banget lo ahh" Gue menoyor kepala dia yang sukses bikin dia kaget.

"Mamah ehh ngomongnya!! Wahh parah." Dia kira yang noyor kepalanya itu mamahnya makannya dia bilang kayak gitu, yaa otomatis gue sama tante Mela ketawa pas dia bilang kayak gitu. Akhirnya dia pause gamenya dan menoleh kebelakang karena mendengar tawaan. Gue cuma bisa melambaikan tangan gue ke dia sambil nahan ketawa.

"Kok lo ada disini?! Emang lo udah sembuh?! Jangan main terus apa Rash!!" Dia loncat duduk disamping gue.

"Kamu sakit Rash? sakit apa?!" Tambah tante Mela yang sekejap memeluk gue. Kayaknya gue sama tante Mela udah kayak anak sama ibu asli deh.

"Sakit hati tante!" Manjanya gue bilang kayak gitu ke tante Mela.

"Ehh itu mamah, mamah siapa juga? Asal peluk peluk aja lo!!" Aska melepas keras tangan mamahnya dari punggung gue. Gue Cuma bisa gerutu sendiri.

"Yaudah ini mamah lo gue balikin."

Suasana hening meliputi kami bertiga, gue membaringkan tubuh di sofa terdengar deringan dari hp gue yang berada di saku celana gue. Pas gue liat, ternyata ada telfon masuk dari kak Elvo. Dengan bingungnya tante Mela sama Aska menatap gue seperti sedang menebak siapa yang nelfon gue.

"Halo kakaku tersayang..! Apa kabar kak?!" Salam gue pertama bicara.

"Halo ade gue yang jelek, baik kok gue disini de. Lo sendiri? Mamah sama papah gimana juga?"

"Nyebelin lo ahh! Gue, mamah, papah baik kok kak. Ngapain lo kak nelfon? Ada yang kurang disana?"

"Hehe, nggak kok de. Gue punya kabar baik nih! Guess what?!"

"Kabar baik apaan? Gue ga tau."

"Gue. Gue. Gue mau balik ke Indo Rash,kakak lo bakal balik ke rumah."

Kagetnya gue mendengar ucapan kak Elvo dari telfon, yang sontak membuat gue terpaku ditempat. Aska bertanya tanya siapa yang menelpon gue hingga membuat gue kaget kayak gitu. Dia goyang goyangin tangan untuk meminta jawaban tapi gue acuhin dia gitu aja.

Bergegas gue bangkit dari sofa " I have to back home, bye!!" Gue melarikan diri dari rumah Aska dan cepat sampai di teras rumah, saking senengnya gue sampe gue ga liat kalo ada pot bunga dan menendangnya dengan tidak sengaja, yang parahnya pot itu pecah ditempat. Tanah sama pupuk tanaman itu berserakan kemana mana. Niatnya sih mau ngeberesin itu pot bunga, tapi..

"Halah bodo!! Besok aja rapihinya." Ucap gue dengan tergesa gesa yang meninggalkan pot tersebut dan memasuki rumah.

Gue liat mamah sama papah gue lagi nonton tv berdua, gue memilih mendesak duduk diantara mamah sama papah gue. Mereka agak sedikit bingung sama tingkah laku gue. Dengan nafas yang terengah engah gue memberi tahu kabar baik itu dari kak Elvo.

"Kamu kenapa sih? Buru buru banget." Papah gue bertanya heran.

"Ini lho pah, kak Elvo nelfon. Katanya dia mau balik Indo besok, dia lagi ngambil cuti kuliah." Gue menepuk kedua paha orang yang disebelah gue.

"Kok dia gak kasih tau mamah sama papah dulu? Besok sampe di bandaranya jam berapa emang nak." Tambah mamah.

"Ga tau pah?! Tapi,katanya sih sekitar jam 5 sore mah, aku aja yaa yang jemput di bandara!! Please..." Gue memohon kemamah sama papah.

"Iyaa yaudah." Mendengar jawaban dari mereka, gue meninggalkan mereka dan jalan ke kamar gue. Pas nutup pintu kamar, gue pasti selalu mandangin foto gue sama Kevin di mading kamar selama beberapa detik sambil senyum senyum.

"Besok gue ketemu kakak gue!! Aduhhh mimpi indah deh gue.!" Gue yang sudah merebahkan diri ditempat tidur dan langsung tertidur dengan senyuman yang menghiasi bibirnya.

***

End Of First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang