End Of First Love

#27

Permintaan Arrash waktu itu lagi diusahain sama Aska, sampai pertolongannya jatuh ke Mirella.

"Rel? Temenin gua yuk besok?!" Aska masuk ke ruangan ujian Mirella sebelum bel pertama bunyi.

"Ke?!" Mirella mengercitkan dahinya.

"Jadi tuh si Arrash pengen banget nyanyi di cafe gitu, lo temenin gua buat ngajuin Arrash ke cafe Stariest, tempat biasa kita nongkrong."

"Nyanyi di cafe?" Mirella mengelus elus dagunya sembari berfikir. "Yaa oke lah, bisa diatur."

"Besok gue ke rumah lo abis pulang sekolah" Aska dan Mirella fix besok mereka bakal pergi ke cafe stariest. "Gue balik ke kelas dulu."

Skip!!!

***

3 days ago..

Hari ini gue mau menghabiskan waktu gue di perpus sekolah, dari tadi gue muterin rak buku hampir setengah jam Cuma buat nyari buku yang ga tau apa yang mau gue baca. Seketika terlintas buku yang pernah gue temuin disalah satu rak yang judulnya seribu satu cara mendapatkan doi. Mulai lah gue ngiter lagi nyari buku itu di rak yang sama, karena bukunya tipis banget, jadi gue nyarinya harus teliti.

"Mana sih bukunya?? Cape juga gue muterin perpus seluas ini." Gue masih berusaha mencari buku itu. Padahal gue ga tau manfaat gue baca buku itu apa? Tapi tiba tiba aja gue penasaran sama isi bukunya.

"Sabar yaa Tuhan" Gue berdecak kesal lalu mengelus dada gue untuk sabar.

Belum selang dari 15 menit, gue mendapatkan buku itu yang langsung gue genggam bahagia di dada. "Wuhuuuuu, gue dapetin bukunya." Teriakan gue itu sangat kencang sampai sampai orang didekat gue menajamkan tatapannya kearah gue, sukses bikin gue malu tapi tetep seneng.

Gue membuka buku itu dengan gesit dan membaca halaman dimana isi buku itu tertulis. Tapi, gue mengurungkan niat gue karena didepan gue ada sosok perempuan cantik yang mengibaskan tanganya dimuka gue. "Hey! Lagi baca buku apa?!" Ucapan Mirella terdengar jelas di telinga gue. Betapa terkejutnya, gue langsung menuntup buku itu dengan cepat.

"Mirella! Lo rese banget deh! Kaget gue gilsss." Gue membalas kagetannya dengan memukul lengannya sedikit keras.

"Ya ya ya sorry! Lagi baca apa sih lo? Tipis banget bukunya?!" Tanganya ingin menyentuh buku itu, langsung aja gue umpetin di belakang badan gue.

"Bukan apa apa kok." Gue mengelak halus.

'Aduh kalo Mirella sampe tau gue baca buku ginian, malu banget gue. Tengsin.' Keringat gue mulai membasahi kening gue.

"Yaudah jangan sampe panik gitu dong, gue kan Cuma mau tau." Mirella menetral. "Ke kantin yuk, temenin gue. Ayooooo" Ajaknya rewel, sumpah gue udah sampe jungkir balik nyari ini buku, ehh malah diganggu cewe ini. Kzl kzl kzl.

Saat gue dan Mirella bangun dari lantai perpus, Mirella membelakangi gue menunggu gue menaruh buku itu kembali di rak. Karena gue ga sempet baca itu buku buat kedua kalinya, jadi gue membalikan cover belakang dari buku itu yang bertuliskan. "Yang penting buat kalian para secret admirer, lebih baik kalian bersabar untuk mendapatkan apa yang kalian mau. Tapi kalo kalian punya seribu keberanian, kalian harus nyatain itu semua sejujurnya. Inget semua ini ga akan sia sia kalo ada sabar dan usaha didalamnya. Jangan terlalu terpaku sama buku ini yaa!"

Setelah gue berhasil baca kesimpulan buku itu, gue langsung mengembalikan buku itu ke rak dan sudah terasa tangan Mirella menarik gue terburu buru ke kantin. 'Intinya gue harus sabar, dengan apapun yang terjadi sampe endingnya nanti. Sampe gue cape dan gue jatuh cukup jauh buat dia.'

***

Diamku adalah cara mencintaimu paling sulit

Karna terkadang tanpa sadar ku merasakan sakit

Yang bukan menjadi salah mu namun akibat kebodohanku

Mencintai satu arah yang merasakan sakit tanpa ada yang berdarah

Kau tak pernah tau saat kau sibuk memujanya

Aku disini tengah menyelipkan namamu didalam doa

Sebab lebih aman bila menceritakanmu pada Tuhan

Bila kau memilihnya karna diamku maka biarlah

Sesungguhnya kau akan merugi, karna yang paling mencintaimu kini tengah melangkah pergi

Aku takkan memaksamu mencintaiku saat ini

Hanya agar kau menyesal mengetahui berapa besar ku mencintaimu slama ini

***

Test udah selesai, tinggal tunggu waktunya libur panjang deh. Akhirnya gue bebas juga dari jeratan soal soal yang bikin gue selalu duduk di meja belajar setiap malam.

Gue, Aska, Kevin, Mirella rencanya mau ketemuan di cafe stariest.

"Mereka mana sih? Lama banget! minum gue udah mau abis kan." Ucap gue rewel.

"Kalo abis tinggal pesen lagi, ribet amat!" sifat nyebelinnya Aska kumat dehh. "Tuh kan mereka dateng! Makannya sabar."

"Whats up men?!" Aska dan Kevin berjabat tangan layaknya cowo tulent. Emang tulent yak.

"Gue langsung to the point aja yaa!" Ucap Mirella dengan cepat.

"Apaan apaa?!" Arrash langsung nyasap nanya.

"Jadi tadi gue di jalan udah ngomongin ini sama Kevin! Jadi gue mau ngajakin kalian buat ke resort bokap gue di Kalimantan Timur." Ajaknya sangat semangat.

"Ngapain kesana coba? Mau promosi resort gitu?" Tanya Aska asal.

"Yaa nggak lah dodol! Gue mau ngajak kalian bertiga buat weekend disana, resortnya langsung berhadapan sama pantai Derawan, bagus banget sumpah! Free of charge guyss!"

"Nahh itu yang gue butuhin! Kalo free of charge, gue pasti mau banget! Ayoo kapan." Jawab gue sangat memalukan yang membuat Kevin tersenyum miring.

"Kalo bisa sih secepetnya. Tapi terserah kalian maunya kapan?"

"Lusa aja. Gimana? Pada mau ga?" Sahut Kevin.

"Oke fix! Lusa!" Sahut kita bertiga dengan lantang.

"Berarti berangkat dari rumah lo aja yaa Rash! Kan deket dari bandara." Kevin menyahut lagi.

Kita menikmati beberapa alunan lagu dari penyanyi cafe ditempat itu. Tapi untuk kali ini hati gue cukup aman untuk melanjutkan melihat dua manusia didepan gue.

***

Bagian si Aska sama Mirella ke cafe itu gue skip guys.

Chapter kali ini, gue masukin tulisan sajak yang asli dibikin sama temen gue.
-DIAS HYUGA

Chapter ini juga sebenernya ada 2 part, tapi gue jadiin satu biar lebih panjang gitu. Hehe...

Ini masih ada chapter lanjutan....