#8

41 11 0
                                    

JPRET!!!

Ada 8 jepretan photo yang terdengar di dalam photo box itu.

Malam pun sudah mulai menghiasi langit yang membentang mengelilingi mereka berdua. Mereka memasuki mobil karena sudah terasa puas dalam diri Kevin. Di dalam mobil mereka membicarakan hal hal sepele yang membuat mereka lupa waktu.

Foto yang diletakan di tas Arrash, ia ambil dan melihat ulang ekspresi komuk mereka berdua secara detail dan banyak ledekan ledekan yang keluar dari mulut masing masing melihat satu persatu foto tersebut. Yang berhasil membuat tawa Arrash pecah seketika.

Tanpa terasa mobil Kevin sudah terparkir di depan rumah Arrash dan mereka masih tertawa terbahak bahak di dalam mobil. "Udah ahh udah! Ampun gilss gue ngakak parah ngeliat muka lo di foto ini." Arrash menyudahi tawa yang menghiasi wajahnya sedari tadi, dan segera gue turun dari mobil." Lo mau mampir dulu ga? Istirahat dulu gitu?" Tanya gue kepada Kevin.

"Mampir? Kapan kapan aja deh, udah malem soalnya."

"Ck, Alesan mulu lo, udah kayak maling!" Hina gue sambil menatap matanya yang coklat berbinar.

"Haha, Gue maling? Serem dong Rash?!" Kevin yang tersenyum miring mendengar perkataan Arrash dan langsung memasuki mobil dan memutar balikan mobilnya.

Disaat Arrash membalikan tubuhnya berjalan menuju dalam rumahnya, Kevin mengucapkan sesuatu hal dengan cepat."Rash?!"

"Iyaa kenapa?"dengan terkejutnya Arrash membalikan tubuhnya kembali kearah Kevin.

"Makasih yaa buat hari ini! Gue puas banget! Seneng gue bisa ngabisin waktu sama lo!" Kevin berbicara dari dalam mobilnya, dia juga menebarkan senyum kebahagiaan. Belum sempat Arrash menjawab ucapan Kevin, dia sudah melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah.

"Gue? Gue lebih bahagia dari apa yang gue bayangin sendiri! Makasih buat hari ini Vin!" Membuka pintu secara perlahan dan senyum senyum ga jelas sambil memegang foto dia dan Kevin.

Sesampainya gue di kamar, gue melempar tas gue ke atas ranjang dan gue menduduki bangku didepan cermin besar kesayangan gue "Aduhh gilaaa?!!! Gue abis ngapain tadi sama Kevin?! Bahagia banget gue!! Ayo dong gue bangun dari mimpi gue ini!!" Gue menampar kencang kedua pipi gue histeris. Gue juga nari nari, jingkrak jingkrakan diatas ranjang! Pokoknya bahagia banget.

Arrash lupa kalau foto tadi dia letakan di ranjang, tanpa sadar dia menginjak injak foto itu sampai sedikit lecek. "Mati gue?! Fotonya hampir rusak lagi! Aduh bodoh banget sih gue?!" Foto itu di genggamnya dengan lembut sembari membenarkan seperti semula.

"Ini foto gue pajang aja yaa di mading kamar? Kan lumayan gue tiap hari bisa mandang ini foto! Iyaa bener, ide bagus itu!" Dengan segera Arrash menempelkan foto itu dengan rapih.

***

Hari ini gue ke sekolah dengan rambut ponytail. Pagi pagi gini gue udah keliatan banget bahagianya, pasti karena gue masing keinget hal kemarin yang paling berkesan banget.

Sekolah sudah mulai diserbu ratusan anak yang mulai memasuki kelas, sepanjang pelajaran Arrash menceritakan hal kemarin kepada Aska. Dan Arrash sampai tidak peduli kalau sekarang adalah pelajaran sejarah Pak Aris, guru yang paling terkenal killlernya.

"Kalian mengerti semua? Apa ada pertanyaan?!" Teriaknya lantang dari depan papan tulis. "Hey, kamu Arrash! Kamu ngerti?! " Pertanyaan itu tertuju pada Arrash, tapi Arrash sama sekali tidak mendengarnya.

Karena Pak Aris tidak suka ada yang main main dalam pelajarannya, dia melemparkan satu buah spidol kearah Arrash. Gilaaa killer banget kan." Kamu keluar dari kelas saya!! Tanpa bicara!!" Spidol itu untung saja tidak mengenai Arrash.

"Hah?! Saya pak?! " Dengan terkejutnya dia langsung enyah dari kelas. "Ohh Shit!! Pasti gue kena SP BK ini!!" Dia berdiri di balkon sekolahnya dan melihat kelas Kevin yang sedang ada pelajaran olahraga.

"Aduh dia itu--idaman gue banget, dia main basket lagi, kecenya makin berlipat ganda." Gumam gue terkagum kagum melihat dia dari atas balkon, untung aja ini pelajaran terakhir jadi dia bisa langsung pulang.

Aska tertawa terbahak bahak melihat gue dihukum diluar kelas."Ck,jomblo yaa mba? Sendiri aja?!"

"Iyaa mas! Mau jadi pacar saya ga mas? Saya kan jomblo!" Arrash melepas tawanya.

Aska membawakan tas Arrash dan memberikannya pada gadis itu." Yok pulang, gue pusing banget sama pelajaran Pak Aris."

"Lo mending, gue? Gue kena apesnya hari ini! Gara gara nyeritain Kevin mulu." Kami melangkahkan kaki di koridor sekolah.

Gue, Kevin, Aska emang jarang jalan bareng bertiga, tapi kita suka saling bertemu diwaktu yg berbeda dan orang yang berbeda. Sama kayak hati yang minta balas beda orang.

Arrash ga pernah mau nunjukin rasa sukanya terhadap Kevin sekecil apapun itu, karena Arrash selalu berfikiran kalau dia tidak pantas bersanding bersama. Disaat dia sedang berdekatan dengan Kevin, dia hanya bisa mehanan rasa bahagianya dalam lipatan bibirnya.

***

Dewi fortuna tidak memihak pada Arrash saat ini. Haha

End Of First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang