Gue yang membantu Kevin dan Mirella, dan Aska yang membantu Arrash dan Kevin. Kapan rasa ini akan selesai? Kenapa harus Aska yang merasakan sakit paling dalam dalam masalah ini? Disaat Aska membela Arrash, ada kevin yang dibela Arrash, dan pasti juga ada Mirella yang dibela Kevin.
"Rash, temenin gue main basketan yuk." Aska sudah ada di rumah gue dan ngobrol sama kak Elvo.
"Ayoo ayoo, bentar gue ganti baju dulu."
Ternyata dilapangan basket itu sudah banyak teman teman Aska yang menunggunya, tanpa basa basi lagi dia menitipkan tasnya ke gue dan langsung dia pergi gabung dengan teman temannya.
Gue sendiri duduk dipinggir lapangan sambil memandangi Aska tanpa henti. Setiap gerak gerik Aska gue perhatikan dengan baik. "Aska itu ganteng, care, kece, gue juga udah kenal dia lebih dari belasan tahun. Tapi, kenapa gue ga suka sama dia yaa? Sedangkan, Kevin yang baru gue kenal belum setahun ini malah sukses bikin gue jatuh hati untuk pertama kalinya. Apa gue salah mencintai orang yang sekarang mencintai orang lain." Gue menggerutukan hal itu sendiri sambil lebih fokus menatap Aska saat itu bermain basket.
"Aduh gue kenapa sih? Kenapa gue berfikiran kayak gitu, kalau sahabat, yaa akan tetap begitu statusnya. Tapi kalo cinta akan ada keinginan lebih untuk statusnya. Dramatis amat hidup gue."
Secara mengejutkannya, Arrash merasa ada yang menepuk pundaknya."Heh bengong aja lo? Lagi mikirin apa sih cantik?" Pertanyaan itu terjutu untuk Arrash yang melihat lelaki kini yang duduk bersamanya dengan baju yang basah akan keringat.
"Lha tadi bukannya lo ada dilapangan, kok sekarang ada disini? Kapan jalannya?"
"Lo keasikan bengong sih. Kenapa sih lo? Akhir akhir ini jadi suka ngelamun?"
"Ini lho, gue lagi mikirin--." Gue menjelaskan apa yang gue pikirkan tadi secara rinci. Aska yang mendengarkannya hanya terdiam tanpa kedipan dari matanya.
"Ahh ngaco banget sih lo Rash,Rash." Aska menebaskan tangannya kehadapan gue.
"Tapi kalo misalkan gue beneran suka sama lo gimana, Ka? Lo nerima perasaan gue ga?"
"Otak lo geser nih. Mending kita balik aja." Aska menggantungan tas ranselnya di salah satu pundaknya dan menggenggam botol minum yang berada di tangannya.
Aska memilih berjalan jauh dari Arrash untuk membenahi hatinya sejenak. " Salahnya lo ga pernah ngehargai satu jerih payah pun yang gue lakuin, lo selalu aja lontarin kata kata yang membuat hubungan kita cukup stay di persahabatan. Sekarang lo cuma sadar, tapi lo ga mencoba juga untuk mencintai gue Rash."
***
"Besok tanggal 2, oktober kan Ka?" Arrash menyetuskan kata itu seakan akan besok adalah tanggal penting.
"Lha iya yaa, tanggal bersejarah buat kita Rash." sesedikit Aska memalingkan wajahnya ke Arrash yang saat itu dia sedang menyetir motornya.
***
Hayoooo. Besok itu tanggal apa yaa guys buat Aska dan Arrash.
KAMU SEDANG MEMBACA
End Of First Love
Teen FictionGue lebih baik tidak mengenalnya, dari pada gue ngerasain sakit karena cintanya tak berbalas. Cinta pertama yang bener bener buruk banget. Cinta yang membuat gue berubah sama pola pikiran gue. Nyesel banget deh gue punya rasa kayak gini sama dia. Ap...