We could be something if we tried, just tell me how to make you mine (The Girl and the dreamcatcher – Make you stay)
------
Kali ini kelas Awan tidak kedatangan guru untuk mengajar, jadinya Awan, Daniel dan Leon lebih memilih nongkrong diluar kelas sedangkan sebagian anak lain pergi ke kantin atau sekedar ngobrol di dalam kelas.
"Gimana acara nge-date lo semalem?" Tanya Leon kepada Awan yang sedang sibuk dengan handphone nya.
Awan menyimpan hp nya disaku lalu menoleh pada Leon yang menatapnya penuh penasaran "Kacau."
Satu kata tersebut sebagai jawaban dari Awan membuat Daniel yang sebelumnya cuek mendongkakan kepalanya dari buku bacaannya menatap Awan dengan alis terangkat "Kok bisa?" taanyanya.
Dengan kesal Awan menjawab "Arga!" dan Awan baru sadar Arga bisa menjadi penghalang yang besar bagi hubungannya dengan Bulan "Dia tiba-tiba dateng terus nyeret Bulan pulang," lanjut Awan kemudian.
"Awan!" teriakan seseorang dari arah lapang membuat Awan mengalihkan pandangannya ke arah lapang dan mendapati Tania, membuat Awan ingat ia belum sempat memutuskan hubungannya dengan cewek itu, Awan melambaikan tangannya sambil tersenyum manis ke arah Tania yang sedang mengikuti pelajaran olehraga dengan seragam olah raga kekecilan, dan bedak yang luntur diwajahnya menyatu dengan keringat, membuat Awan ngeri sendiri, cewek menor!
"Lo kenapasih pacarin cewek yang modelnya kayak gitu?" Tanya Daniel sambil melihat Tania yang sedang mencoba menarik perhatian Awan.
Awan terkekeh "Karna gue playboy yang berotak, gue nggak mau macarin cewek yang bener, gue mau nunjukin ke cewek model Tania kalo mereka pantesnya digimanain," kata Awan sambil tersenyum miring.
"Terus kenapa sama cewek yang baik-baik?" Leon bertanya sambil mengerutkan dahinya bingung.
"Karna menurut gue, gue harus menghargai mereka yang mencoba menjaga diri mereka dari hal yang nggak bener, playboy bukan berarti perusak wanita," jelas Awan.
Memang diantara mereka bertiga hanya Awan yang mempunyai perangai sebagai playboy, berbanding terbalik dengan Leon yang setia kepada pasangannya dan Daniel yang dikenal anti berpacaran, tapi tetap saja pesona seorang Awan mampu menaklukan hati cewek manapun terlebih lagi tampang Awan yang di atas rata-rata, tajir dan pintar.
Leon hanya manggut-manggut mendengar perkataan dari Awan, tiba-tiba Daniel berdiri dari duduknya "Gue mau ke Shalat Dhuha, kalo ada guru masuk line gue."
"Sip bang Daniel, jangan lupa gue nitip do'a biar gue banyak rezeki," ujar Leon.
"Dari mana lo tau salah satu manfaat Shalat Dhuha?" Tanya Daniel.
"Rumah guekan deket masjid, jadi gue sering ngedenger ceramah" jawab Leon.
"Jadi lo sering ikut pengajian sekarang?" Tanya Awan tidak percaya.
Leon menggeleng sambil nyengir memperlihatkan giginya yang rapi "Kaga, gue denger lewat spiker masjid dari rumah."
Daniel menoyor kepala Leon pelan "Ogah nitip-nitip kecuali lo mati dulu baru gue do'ain" kata Daniel lalu beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.
Tawa Awanpun langsung meledak, sedangkan Leon cowok itu menatap sebal ke arah punggung Daniel, namun tiba tiba tawa Awan mereda digantikan senyuman yang menghiasi wajahnya melihat seorang perempuan berjalan ke arah perpus, karna memang di ujung koridor yang terdapat kelasnya adalah perpus tanpa ba bi bu Awan langsung melangkahkan kakinya ke arah perpus.
"Mau kemana lo?" pertanyaan dari Leon ia hiraukan ia terus melangkahkan kakinya dengan lebar ke arah perpus, setelah sampai di perpus ia mencari-cari keberadaan Bulan lalu melihat cewek itu duduk ditempat yang biasanya di ujung perpustakaan, Awan mengambil buku asal dari rak buku dan duduk disamping Bulan dengan gerakan pelan, dilanjutkan dengan tatapan mengarah ke arah buku seolah cuek dengan kehadiran Bulan seperti biasa, sambil beberapa kali melirik bulan melalui sudut matanya.
Lumayan bisa ngemodus
Bulan langsung menoleh ke arahnya setelah menyadari kehadiran seseorang disampingnya "Awan?"
Mendengar suara Bulan yang memanggilnya membuat Awan mengangkat kepalanya "Ya?"
Bulan tersenyum tipis "Gue baru tau lo bisa baca buku kebalik gitu," kata Bulan dengan polosnya membuat Awan langsung melihat ke arah bukunya yang terbalik, dan menyadari kebodohannya Sial pasti sekarang ia terlihat memalukan dimata Bulan, langsung saja ia membalikan bukunya dengan pura-pura setenang mungkin.
"Oh ya maaf ya soal kejadian semalem, soal Arga gue nggak tau dia bakal bersikap kayak gitu," ujar Bulan merasa tidak enak.
Awan mengangguk "Nggak papa, kita bisa nge-date lagi lain kali," jawabnya membuat senyum manis Bulan mengembang, melihat senyuman Bulan membuat Awan membeku matanya seakan terkunci, rasa hangat langsung menjalar ditubuhnya.
Senyuman itu selalu menjadi senyuman favorit Awan.
"Punya kertas sama bolpoin?" Tanya Awan, Bulan mengerutkan keningnya tapi kemudian mengangguk sambil menyobek salah satu kertas dalam buku yang ia bawa dan mengambil satu bolpoin dari kotak pensilnya lalu menyerahkannya pada cowok itu.
Cowok itu menerimanya dan langsung menulis sesuatu, membuat Bulan penasaran dengan apa yang ia lakukan "Jangan ngintip!" seru Awan sambil mengubah posisi duduknya menyamping berlawanan arah dengan Bulan, membuat Bulan mengerucutkan bibirnya lalu memutuskan meneruskan kegiatan membacanya.
Bulan sesekali melirik ke arah Awan yang sedang menulis sambil sesekali berpikir, dan mengigit ujung bolpoin kepunyaan Bulan dan itu membuat Bulan tersenyum geli, Awan persis seperti anak TK yang baru belajar menulis.
Tiba-tiba Awan beranjak dari duduknya "Gue duluan!" pamitnya lalu beranjak dari duduknya berjalan ke arah pintu, membuat Bulan memandanginya dengan bingung, Bulan menggeser duduknya dan membaca isi kertas yang ditulis Awan tadi.
PUISI UNTUK BULAN
Aku mau buat puisi tapi untuk siapa?
Ibuku sudah tenang di atas sana
Teman-temanku tidak suka pada puisi
Tapi tetap aku akan menulis puisi
Teruntuk seseorang yang istimewa
Aku mau buat pusi tentang apa?
Puisi tentang cinta yang dipendam
Atau puisi tentang cinta yang terbalaskan
Karna aku anti mainstream
Oh tentang Bulan saja
Bulan yang paling dekat dengan Bumi
Bulan yang berputar mengelilingi Bumi
Dan Bulan yang memberi cahaya di kegelapan
Jadi maukah kamu menjadi orang yang dekat denganku?
Menjadi orang yang selalu berada disekelilingku?
Terutama menjadi penerang dalam gelapnya hidupku?
Bulan jagalah puisi ini untuk Awan
Note: pulang sekolah mau beli es krim?
Gue tunggu di parkiran
Awan emang suka bikin baper

YOU ARE READING
Gravity
Teen FictionJudul lama: Bulan & Awan DI PRIVATE [Completed] #Highest ranking #24 on teen fiction 16-02-2016 Awan Rayikan fauzi, Seorang Bad boy sekolah, Playboy penakluk hati terutama wanita cantik, seksi tanpa otak , tapi hanya me...