Cady: Time Stopped

901 24 3
                                    

“Harusnya kau tak berada disini”.

Aku menengok dan mencari sumber suara tersebut. Kulihat dalam kabut seorang lelaki yang menyandarkan dirinya pada tembok pembatas ruangan.

“Mengapa?”, tanyaku.

“Tak pantas saja kau untuk berada disini”, cetusnya.

“Apa salahku?”, keras kepalaku melawannya.

“Kau tak sederajat dengan mereka, dan..”, ia memerhatikanku.

“Tunggu, Mereka?”.

“Kau sungguh tak sadar?”, tanyanya seperti meremehkanku.

“Young Lady, soulmate does exist but itu hanya untuk satu orang. Mencintai itu untuk satu orang”, kata lelaki tua itu membelai rambutku.

“Aku tak mencintai siapapun”, bantahku. Laki-laki tersebut tersenyum sinis.

“you’re the real byatch”.

Lelaki itu pergi dengan pudarnya warna ruangan tersebut. Aku seakan berada di ruang hampa tanpa gravitasi merasakan transferan gen yang menyerapku untuk pindah ke tempat lain. Inilah saatnya aku untuk bangun dari tidurku maupun mimpiku.

*********************************************

Wajahnya yang bening membuatku tersenyum dalam baringku. Ia terus menggenggam tanganku. Tanpa disadari, aku melihat Liam yang mengintip dari luar jendela. Ia tersenyum kepadaku dan mengatakan sesuatu dalam bibirnya. Aku tak dapat mendengar dan mengartikannya dengan jelas. Kutampilkan wajah kebingunganku untuk ia mengulang perkataannya lagi. Tapi ia lebih memilih untuk tersenyum dan membalikan tubuhnya. Please Liam, don’t be like this.

“Kubilang juga apa Cady..”, kata Niall.

“Apa?”, tanyaku tak connect.

“Kubilang juga apa, kau harus makan. Kau malah asyik dengan lampu-lampu kota”, ucap Niall.

“Kapan lagi aku bisa melihat hal seperti itu”, kataku.

“Kau juga tak pernah bilang kau punya penyakit!”, kesal Niall.

“Memangnya, seluruh dunia harus tau kalau aku punya penyakit?”, tanyaku.

“Ya, bukan begitu juga..”, jawab Niall.

“Tapi setidaknya aku bisa lebih menjagamu, Cady”, ucap Niall menatap mataku.

Aku memejamkan mata untuk menyembuhkan rasa bersalahku pada seseorang di luar sana. Aku tak bermaksud sejauh ini. Aku hanya ingin Niall tidak merasa pedih melihatku dengan Liam. Aku tak ingin hubungan seperti ini. Playgirl, kau cocok disebut seperti itu Cady! Bilamana aku bisa mengulang waktu, aku akan mengulang dari pertemuanku dengan One Direction. Aku tak mau tersangkut paut dengan kehidupan mereka. Belum lagi, aku mendapatkan send hate dari seluruh dunia. How patethic I am.

“Cads, are you alright?”, Niall menyadarkanku.

“Yeah”, jawabku melemah.

“Hari ini hari terakhirku di NYC, bagaimana kalau kita liburan. Aku akan membawamu ke central park, lalu kita akan menaiki Komedi Putar. Pasti romantis sekali. Lalu, kita melihat pesulap ber..”, terpaksa aku menyela perkataan Niall.

“Niall”, kataku pelan.

“Yes?”, jawab Niall.

“Maafkan aku..”, ucapku melemah.

“Sorry? for what?”, tanya Niall.

“I do like you, tapi aku tak bisa bila harus menjalin hubungan denganmu”, jelasku.

Summer Love: LondonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang