Niall: Somebody's Watching Me

1K 33 8
                                    

Huah akhirnya berkutat lagi dengan wattpad. Lagi sibuk-sibuknya sama sekolah dong! bayangkan 6 Tugas Akhir dalam 2 Minggu -_- *curhat* hahaha. Anyway, enjoy this part yaa. jangan lupa vote or komen thanks! :D

*****************************************

Ketika rangsangan menyentuh dendrit tak teraturku, seluruh impuls dalam tubuh menjulur indah menghantarkan komposisi + dan - melalui pompa ion. Akson dalam sistem sarafku tak sengaja berpindah haluan kepada sistem refleks. Aku tak tahu harus menanggapi apa dari penyampaian Cady. Ia sudah... putus dengan Liam? Baru saja tadi pagi ia mengatakan bahwa ia baik-baik saja dengan Liam. Bagaimana bisa? Apakah ini semua terkesan real? Aku tak paham dengan apa yang dipikirkan perempuan ini. Mungkin saja Cady mengatakan hal ini hanya untuk mempermainkanku. Sudah cukup aku dipermainkan! Ini bukan nasibku, I’ll change the destiny. I wil.

******************************************

Erika menghilang dari pandanganku. Aku menunduk memandangi setapak tempat pejalan kaki melintas. Cady terdiam dalam posisinya. Kaos lengan panjangnya yang sengaja menutupi kedua tangan dan masih menggunakan sendal kelincinya. Dimainkannya ujung rambut kepangan samping yang pas untuknya. Badannya tak berhenti bergerak seperti ia menyembunyikan sesuatu. Aku mengangkat kepalaku dan menatapnya. Ia membalas tatapanku dengan mata yang berbinar-binar. Adakah sesuatu yang disembunyikan olehnya?

“Jadi kau...”, ucapku memulai pembicaraan.

“what?”, tanya Cady tanpa dosa.

“Kau benar sudah tidak ada hubungan lagi dengan Liam?”, tanyaku penasaran.

“As you heard”, kata Cady menggerakkan bahu sebelah kanannya. Aneh, harusnya ia menunduk terlebih dahulu. Setidaknya itu dapat menyimbolkan bahwa ia bersedih dalam putus cinta saat ini.

“Dan kau tidak...”, ucapku sengaja terpotong.

“tidak apa?”, tanya Cady masih tak menyadari dosa yang ia lakukan.

“tidak merasa sedih?”, tanya sambil menatap Cady dengan tatapan ‘bela sungkawa’.

“sepertinya”, jawabnya singkat.

“Kau ada masalah apa dengan Liam?”, tanyaku.

“Tidak ada kok”, jawab Cady sambil tersenyum.

“Lalu, mengapa kau putus dengannya?”, tanyaku yang semakin penasaran.

“Memang tidak boleh ya aku single?”, goda Cady.

“Bukan, maksudku....”, ucapanku terpotong dengan tatapan Cady yang menggoda seakan ada daya tarik yang terpancar dari wajahnya.

“Maksudmu apa Niall?”, tanya Cady.

“Siapa coba yang tak mau dengan dirimu”. God! Slipped. Semoga Cady tak menghiraukan apa yang kuucapkan tadi.

“Maksudmu?”, tanya Cady. Shit! Kau benar-benar salah Niall.

“Maksudmu apa Cady?”, balasku dengan menaikkan kedua alisku. Cady terdiam dalam senyumnya, ia terus menengokkan kepalanya ke sebelah jalan.

“Anyway, kau mau kan menemaniku hang out bersama Erika nanti?”, ajak Cady.

“Tak tahu, lihat saja nanti”, kataku mengangkat bahu.

“Okay, Niall..”, panggil Cady.

“Apa?”.

“Aku..”, Cady menunduk. Aku terus menunggu apa yang akan dikatakan Cady. Cady menghela napas dan tersenyum menatapku.

“Kau mau tidak memberikanku kado ketika aku ulang tahun nanti?”, tanya Cady. Aku hanya menatapmu bingung.

Summer Love: LondonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang