Niall: Happy Anniversary, Niall.. Payne..

720 27 7
                                    

Dilupakan atau melupakan? Dua hal yang berbeda fase namun sulit untuk dilakukan. Aku tak mengira segala hal yang menyangkut dengan dirinya akan berubah menjadi tak karuan seperti ini. Tak cukupkah aku saja yang diserang oleh segala ancaman di dunia ini? Apa Universe yang memang mengatakan seperti ini? Aku sudah muak dengan dramatisasi puisi yang selalu menghiasi panggung sandiwara. Tak sadarkah beberapa orang sudah menjadi korban atas penganiyaan tersembunyi ini? lantas, apakah aku harus membunuh diriku sendiri untuk keluar dari botol panas yang terus dikenai api merah yang menjilat melalui tungku dapurnya? Yang jelas, aku tak akan tinggal diam.

*************************

Rumah sakit adalah hal yang kubenci. Baunya, bangsalnya. Segala hal yang berkaitan dengan rumah sakit adalah hal yang keramat bagiku. Sekarang aku dan Liam tengah menunggu jawaban atas analisa Dr.Hudson, yang merawat Cady, dua hari ini. kepalaku tak hentinya memberikan hipotesa-hipotesa yang tak masuk dalam nalar manusia. Cady, menganggapku sebagai kekasih? Ini hanya lelucon belaka. Walaupun bukan, kurasa Cady benar-benar kemasukan arwah gaib.

“Mr.Horan, Dr.Hudson would like to talk with you”, kata suster yang berjaga malam.

Aku melihatnya dan menggangguk kepadanya. Sempat aku melihat Liam di ujung koridor, yang jelas dia lebih frustasi dari apa yang kurasakan. Tapi, apa yang harus aku lakukan bila keadaannya seperti ini. Cadylah yang harus memperbaikinya.

“I’m sorry, Mr.Payne..”, ucap suster kepada Liam. Liam hanya menengok.

“Dr.Hudson juga ingin berbicara kepada anda”, kata suster.

Liam beranjak dari posisinya dan berjalan menuju pintu ruangan Mr.Hudson. matanya sembab seperti habis menangis. Aku memberikan senyum simpul padanya. Kuharap senyuman ini bisa membuatnya lebih tegar.

Di dalam ruangan Dr.Hudson sedang membaca dan memeriksa data yang dipegangnya. Mencatat segala hal sebelum menyadari bahwa aku dan Liam sudah berada di depan mejanya.

“Oh right, Please have a seat”, kata Dr.Hudson. kami berdua pun duduk.

Dr.Hudson menghela napas selagi jantungku tak menentu menunggu perkataannya.

“Untung saja kalian cepat menghubungi saya”, ucap Dr.Hudson sambil membolak-balikan map merahnya.

Keningku mengerut. “Maksud dokter?”, tanyaku.

Dr.Hudson melepaskan kacamata yang digunakannya. “Jika terlambat, mungkin keadaan Cady akan...”.

“Akan apa dok?!”, Liam menyela dengan emosi.

Beliau menghela napasnya kembali. “Cady telah terkontaminasi oleh zat kimia berbahaya, neurotoksin. Tapi ini bukan narkoba. Semacam MSG yang berlebihan yang mampu mendetoksin otak..”, jelas Dr.Hudson.

“Kemampuan otak Cady akan sedikit terbelakang. Segala memori yang dimiliki akan bertukar waktu. Dan ada beberapa memori yang tidak diingat oleh Cady. Ya, ini semacam amnesia hanya saja ini lebih kompleks..”, ujar Dr.Hudson.

Aku terdiam mendengar penjelasan Dr.Hudson. Apa ini alasan Cady menganggapku sebagai pacarnya. Apakah hanya memori mengenaiku saja yang ia ingat?

“Maka dari itu, Cady menganggap Niall adalah kekasihnya. Ada beberapa memori Cady yang diputar balikan. Dan Liam..”, Dr.Hudson menatap Liam tajam.

Liam mengangkat kepalanya dan memerhatikan Dr.Hudson.

“Maafkan saya sebelumnya, namun.. biarkan Cady menghabiskan waktu bersama Niall terlebih dahulu. Takutnya, bila kau memaksakan Cady untuk mengingatmu, saya khawatir ada efek samping lain yang menimpanya..”, ujar Dr.Hudson. Liam hanya menatapnya dan kemudian menunduk lagi.

Summer Love: LondonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang