--1

8.8K 317 7
                                    

• • •

LOVE IS DJ

Bagian 1: Ketauan

• • •

[Deandra POV's]

Deandra sudah rapih dengan seragam yang ia kenakan, ia sudah siap pergi kesekolah, sama seperti biasanya.

"Dean, ini ada yang ketinggalan." Kata Mama, memberikan handphone berlogo Apple silver milik anak tunggalnya itu

Deandra memasukkan handphone nya kedalam saku celana, untung saja Mama mengingatkan, ini memang kebiasaan buruk deandra lupa akan hal-hal kecil. Untung diingatkan, jika tidak, dia akan sulit untuk buka berbagai social media padahal ia termasuk wanita yang sangat up to date. Uhm, maklum namanya juga anak cewek.

Deandra pergi kesekolah diantar dengan supir pribadi, sama seperti biasanya, sebenarnya bukan keinginanya tetapi karena tidak ada yang bisa mengatarnya. Papanya sibuk bekerja, sedangkan Mamanya tak bisa mengendarai mobil.

Pak Parjo, supir Deandra melihat betapa bedanya majikannya hari itu. "Aduh, Neng Deandra, makin hari kayaknya makin cantik aja,"

Deandra tersenyum malu dan segera masuk ke dalam mobil. "Pak Parjo, Pak Parjo, setiap hari kayaknya ngomong ini terus..... Gak ada kalimat baru?"

"Nanti deh Neng, Bapak coba fikirin" Balas Pak Parjo disambung tawa dan segera menyalakan mobil.

* * *

[Ari POV's]

Perempuan muda yang umurnya diprediksi baru menginjak 40 tahun itu sedang berada di dapur, menyiapkan sarapan kesukaan anak-anaknya. "Ari, kamu hari ini mau bawa mobil? Kuncinya ada di atas meja ya, ambil aja...." tanya perempuan itu, seseorang yang melahirkan Ari selalu berkata seperti ini.

Ari Irham. Setidaknya orang mengenal lelaki itu dengan nama tersebut. Ia tidak lebih dari seorang lelaki yang menjadi incaran beberapa wanita di sekolah, maklum, wajahnya tampan.

Ari menggeleng sebagai jawaban. "Gak usah, naik motor aja."

Hampir setiap hari Mama selalu menanyakan Ari untuk bawa mobil, tapi sayangnya putra nya selalu saja menolak. Entah, mungkin Ari lebih suka mengendarakan motor, lagipula naik motor itu jarang kena macet, beda halnya kalau naik mobil. Kalau naik motor, lebih muda untuk mengatur kecepatan ketika ia terlambat. Itu point utamanya!

"Berarti mobil hari ini jatah gue dong?" Celetuk Isa, dia kakak Ari.

Ari sempat melihat kearah kakanya sebentar. "Bukan hari ini. Emang setiap hari mobil jadi jatah lo, kan?"

Isa memberikan wajah menariknya, membuat Ari agak aneh dengan tatapan kakak lelakinya itu. "Yaudah, ambil dah, gue berangkat. Assalamu'alaikum....."

* * *

[Autor POV's]

Deandra masuk ke sebuah ruang kelas, dan tak lama disusul langkah dari Ari. XI MIPA 1. Ada satu hal menarik yang perlu diketahui dari sekolah ini yaitu SMA Harapan. Setiap kelas MIPA 1, baik kelas X, XI maupun XII merupakan kelas special dalam artian siapapun yang ada di kelas itu tandanya ia anak pintar atau anak petinggi penting atau bahkan anak titipan dari sekolah.

Kedua langkah orang itu langsung mendapat pusat perhatian dari beberapa anak kelas.

"Eh Ri, tumben jam segini udah dateng." Ucap lelaki anak satu kelas mereka, Azka namanya.

Ari langsung menaruh tas dan duduk disamping Azka, "Biasa..... Tadi gua abis berlaga kayak pembalap kelas dunia. Lampu merah aja tunduk sama gua, pas gua ada di situ langsung jadi lampu hijau."

Azka tertawa, merasa heran apa yang dibicarakan saudara laki-lakinya itu. "Widih ngeri amat. Sulit emang kalau jadi......"

"Jadi apa?"

"Jadi apa sekarang? Sekarang, jadi apa.... jadi apa sekarang?" Azka meledek disambung tawa dari Ari

Telinga Deandra masih normal, dan letak duduknya pun tidak jauh dari keduanya. Jadi tidak heran dia bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh dua orang bersaudara itu.

Iya, benar. Ari dan Azka, mereka adalah saudara. Banyak yang kurang tau mereka saudara dari mana, intinya mereka emang saudara. Mungkin, saudara karena teman main dari kecil? Setidaknya itu asumsi beberapa anak di sekolah ini.

"De, tugas udah?" Tanya Cloe, perempuan yang duduk di samping Deandra

Tatapan Deandra memang ke depan, tetapi telinganya masih terfokus dengan ucapan Ari dan Azka. Sampai-sampai pertanyaan temannya disamping pun tak ia jawab, karena memang tak terdengar olehnya.

"Mereka berdua juga lengket banget. Ya mungkin karena saudara kali ya jadinya rekat gitu...." Ucap Deandra pelan, tak terdengar oleh siapapun karena benar-benar dengan suara pelan hampir tak terdengar

Deandra masih memperhatikan kedua lelaki itu dari jauh, hanya bisa dari jauh. Sejauh-jauhnya memperhatikan, kalau masih dalam satu kelas, masih terasa dekat, kan?

"De, lo udah ngerjain tugas?" Cloe mengulangi. Memang, ia teman yang datang kalau ada maunya aja. Tapi kali ini ia kesal juga merasa di cueki oleh Deandra.

Kali ini Deandra mendengar, tapi tak memberikan respon banyak. Dean mengambil tas dan mengeluarkan bukunya, memberikan buku itu kepada Cloe. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Deandra mencoba untuk kembali fokus menghadap depan bukan memperhatikan papan tulis tetapi untuk memperhatikan keindahan sang pencipta, Deandra mengeluarkan handphonenya, dan mencoba stalking orang yang sedang diperhatikannya.

"Hei," sapa seseorang dari samping Deandra, membuat Deandra terkejut dan dengan segera menekan tombol lock, membuat handphone nya mati seketika.

"Kenapa?" Tanya Ari, dia tertawa ketika melihat sikap teman perempuannya yang agak salah tingkah.

Oh bodoh sekali, kau, Deandra!

Dia ngapain kesini? Jangan-jangan tadi dia liat kalo gue lagi stalking socmed dia? Anjir yaampun gimana dong? Semoga dia gak liat, semoga dia gak sadar, Aamiin... Batin Dean.

"Nanti kekantin bareng ya," ajak Ari, mulut Dean seperti tertutup rapat oleh lem, dia gak bisa ngomong apa-apa. Cuma anggukan kecil yang ia bisa berikan.

To Be Continued.....

LOVE IS DJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang