• • •
LOVE IS DJ
Bagian 5: Bagian Tak Disukai
• • •
[Deandra POV's]
"Ayah mau ngomong sama kamu, Dean." Suara Mama, terdengar dibalik pintu. Dari suaranya aku bisa memastikan, ini bukan sesuatu yang baik.
Aku berhenti melakukan aktivitasku yang tengah mengerjakan tugas. Aku keluar dari kamar dengan pakaian tidur bermotif tsum-tsum kesukaanku, memperlihatkan wajahku yang begitu bengap karena telah menangis seharian.
Mama menuntunku menuju Ayah, Ayah sedang duduk dengan melipat kakinya diruang keluarga. Terlihat seperti sudah menungguku sedari tadi.
Ketika aku masuk ruang keluarga yang didepannya ada Ayah, udara sejuk perlahan lahan seperti hilang. Dan udara itu digantikan oleh ketegangan yang luar biasa. Aku kuat!
"Udah puas nangisnya?" Suara barito itu berhasil membuat kakiku lemas. "Apa perlu ditambah lagi waktu untuk membuat air mata mu itu?"
Aku diam, menundukan kepalaku. Tak berani menjawab apalagi melawan laki-laki yang sudah membesarkan ku dari kecil.
Ayah masih tetap diposisinya, didampingi oleh Mama. Tapi bedanya, Ayah melihatku penuh amarah sedangkan Mama melihatku dengan tatapan kasihan.
"Kamu tuh kayak gak tau aturan, Dean. Ingat, kamu itu perempuan, gak baik kalau melenceng seperti itu. Kalau waktunya pulang, ya langsung pulang!"
Aku mencoba untuk menjawab, "Tapi, Yah....."
"Tapi, Tapi, Tapi. Gak ada! Anak perempuan mana pulang sekolah jam 7 malem?"
Aku masih menundukan kepalaku, belum bisa menjawab apa-apa. Aku memang tahu ini kesalahanku. Lagipula bodohnya aku pergi tidak memberi kabar tetapi itu memang karena handphoneku mati. Ah, sudahlah.
Mama mencoba menenangkan Ayah, "Udah, Yah. Lagipula Dean kan pulang selamat..."
"Ini nih. Kamu sih terlalu manjain dia, jadi seenaknya aja kan sama peraturan kita. Kemarin emang selamat, besok besok?"
Mama ikut diam, memang, kalau Ayah sudah angkat bicara tidak ada yang berani untuk membantah.
"Mulai besok, gak ada istilah main keluar rumah lagi selain sama Ayah dan Mama apalagi sama anak cafe si DJ itu!"
Apa? Gak boleh main keluar lagi?
"Tapi, Yah. Kan itu...."
Ayah bangun dari duduknya, "Masih berani aja kamu ya! Sana, masuk kekamar! Tidur dan jangan banyak ngebantah,"
* * *
[Ari POV's]
Kira-kira kemarin Deandra kena omelan gak ya? Semoga sih enggak, biasanya juga enggak, kan
"Aduh, bodohnya. Kenapa semakin hari gua semakin deket sama itu cewek ya?" Aku berbicara pada diriku di depan cermin. "Ari Irham, rupanya ada yang salah sama konsep tujuan lu..."
Aku masih berdiri di depan cermin. Bukan, bukan untuk melihat betapa anehnya wajahku. Aku lebih memilih memandangi wajah dengan beribu kesalahan yang telah ku perbuat.
"Ini emang gara-gara Azka nih. Coba dia gak bilang kalau gua ngajakin Deandra ke Asia Afrika, pasti gak akan kayak gini ceritanya. Lagi pula, tujuan awal gua tuh mau minta bantuan tuh cewek buat ngajarin gua matematika."
Aku mencoba mencari jalan keluar akan masalah ini, tapi nyatanya buntu. "Gak mungkin juga gua udah ngajak tuh cewek jalan, dan gua harus cuek sama dia di sekolah. Gua masih perlu bilang ke dia kalau gua butuh bantuan dia buat ngajarin gua matematika,"
Aku keluar menuju balkon kamar ketika mendengar suara Azka memarkirkan mobilnya di parkiran depan rumah, dia membawa mobil, seperti biasanya.
"Widih, makin keren aja nih mobilnya." Kataku dari atas balkon dan melihat mobil Azka yang kini sudah berubah menjadi Mercedes Benz berwarna hitam.
Azka sedikit mendongat melipatkan tangannya, "Biasa. Bokap dapet bonus,"
"Mau ikut jalan-jalan gak?" Lanjut Azka
"Gas lah." Kataku, disusul langkah turun menuju lantai bawah dan segera menaiki mobil baru miliki Azka.
* * *
[Autor POV's]
Azka membawa Ari kesebuah club, club terkenal di Kota Bandung, dimana para DJ dan anak gaul lainnya biasa berkumpul. Meskipun Ari sudah terbiasa mengunjungi club atau cafe, tetap saja ia merasa asing berada disini.
"Kok kita kesini?" Tanya Ari dengan volume sedikit tinggi karena tempat ini sangat bising. "Kirain bakal diajak makan enak"
"Club ini seru. Di lantai atas ada billiard yang nanti kita bisa coba" Azka memberi tahu. "Lu coba kedeket tempat DJ aja dulu, kenalan sama DJ disini, gua dapet info sih mereka udah pada profesional bahkan ada yang GO International. Coba aja kesana dulu,"
Ari menuruti apa yang Azka bilang, dia menuju tempat DJ. Dan benar saja, Ari menikmati alunan DJ disini dan tanpa ia sadarai ia ikut bergoyang bersama yang lainnya. Menikmati alunan musik di tempat ini memang terbaik di Kota Bandung.
Azka memperhatikan saudaranya dari kejauhanan, hanya duduk sambil meminum beberapa minuman langganganannya. Azka melihat jelas Ari yang tengah ikut terbawa suasana.
Setelah beberapa saat, Ari menghampiri Azka dengan langkah yang terlihat lelah. Wajah lah, bergoyang dan berjoget itu menguras tenaga.
"Enak banget, Bro." Kata Ari, dia keliatan masih kebawa suasana tadi.
Azka mengangkat jempol, "Gak cuman itu. Noh liat sekeliling lu, banyak cewek cakep. Sana kenalan...."
"Kalau masalah cewek gua gak mau dah," Tolak Ari dengan santai dan duduk bersamaan dengan Azka
To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS DJ
General FictionDeandra, seorang wanita yang sangat menyayangi Ari. Tapi, cinta mereka harus terhambat karena keluarga Dean tidak menyukai Ari yang mempunyai hobi bahkan berprofesi sebagai DJ. Lalu, bagaimana Deandra menghadapi ini?