• • •
LOVE IS DJ
Bagian 6: Sebuah Kebetulan
• • •
[Ari POV's]
Senangnya hari ini. Gak banyak agenda yang harus dilakuin. Ini bisa jadi waktu terbaik untuk menonton Youtube. Ide bagus, Ari Irham!
"Ari...... Anterin bunda sama Adek San ke mall ya" teriak perempuan dari lantai bawah, suaranya berhasil menembus pintu kamar
Bunda kayaknya tau kalau aku ada waktu kosong, membuatku tak bisa menolak untuk mengantarkannya. "Kapan bun?"
"Sekarang," Teriaknya lagi sebelum aku memutuskan untuk turun ke lantai bawah dan menghampiri Bunda
Karena aku bukan mengantarkan bunda seorang diri, aku memutuskan untuk mengendarai mobil. Lagipula mana berani aku membawa San di motor? Jelas aku tak ingin San kenapa-napa.
"Bang Isa kemana, Bun?" Tanyaku, pandanganku seperti melihat seisi rumah
Bunda terlihat merapihkan pakaian yang sedang dikenakan oleh San. "Bang Isa lagi ada acara disekolahnya,"
"Emang bunda sama San mau beli apa, sih? Tumben banget harus saat ini juga" Tanyaku, San mendekat ke arahku dan memintaku untuk menggendongnya.
Bunda mengambil San yang saat ini ada di pangkuanku. Ia pasti takut kalau San akan pegal-pegal karena digendongku, Bunda emang paling tau kalau aku gak bisa gendong anak kecil. "Cuman mau beliin San baju aja abisnya pas bunda cek lemari baju dede kayak udah kekecilan"
Aku mengendarai mobil dengan kecepatan yang stabil, karena tau yang aku bawa ini adalah sosok malaikat bumi dan seorang anak lelaki lucu yang aku sayangi, aku tidak akan mungkin membawa mereka dengan kecepatan penuh, itu cukup aku lakukan kalau lagi sendiri aja.
Sepertinya kedatangan kami ke mall ini di timing yang salah. Yang benar saja baru sampai depan parkiran sudah penuh seperti ini. Aku bahkan kesulitan untuk mendapatkan parkiran. Setelah hampir sepuluh menit kami berputar-putar, akhirnya dapat parkiran juga. Kami bertiga langsung memasuki mall setelah memarkirkan mobil.
* * *
[Deandra POV's]
Aku bosan. Peraturan dari Ayah sekarang benar-benar diberlakukan dengan sadis. Masaiya sih aku gak boleh main sama teman-teman sepanjang hidup aku?
Oke, untuk tidak bermain bersama Ari aku bisa memaklumi itu. Tapi kenapa tidak bermain bersama teman yang lain diberlakukan juga?
"Dean, kamu udah rapih?" Suara Mama dari lantai bawah cukup terdengar, dengan santai nya aku turun kebawah. Masih mengenakan pakaian seadanya.
Kami berdua menuju halaman, dimana Ayah sudah siap dengan mobilnya.
"Gimana kalau kita kepuncak?" Tawar Ayah, Mama menolak, katanya kalau ke puncak bakal macet yang ada bukannya kehibur malah kecapean.
"Mending kita makan-makan aja" kali ini tawaran Mama, dan Ayah kelihatannya setuju. "Lagipula kita sekeluarga udah jarang makan bareng kan?"
Mama dan Ayah berdiskusi tanpa mengajakku untuk berbicara. Lebih tepatnya, aku yang malas untuk berbicara.
Mama melirik ke arahku. "Kamu mau kalau kita makan bareng?"
Beginilah aku sekarang. Hanya bisa duduk manis di kursi belakang. Mendengarkan percakapan kedua orang tua ku. Percakapan beragam memang, tapi itu semua tidak jauh tentang kerjaan, masa depan dan juga warisan.
* * *
[Autor POV's]
Deandra dan keluarga nya itu menuju kesalah satu mall besar di daerah Bandung. Tadinya Ayah memilih untuk pergi ke mall yang ada di luar kota, mall di Jakarta tetapi karena waktu sepertinya tidak mencukupi maka dari itu mall di Kota Bandung pun akhrinya menjadi pilihan.
Dan kalian tau? Ari juga sedang ada disana bersama Bunda dan San.
Tanpa memilih restaurant dengan waktu yang tidak begitu lama. Deandra dan keluarganya masuk kesebuah restaurant. Memesan menu dan menunggu pesanan datang.
Deandra duduk dengan posisi tidak nyaman. Sedari tadi ia hanya memperhatikan kanan kirinya, orang-orang yang seumuran dengannya bisa tertawa puas dan terlihat begitu senang ketika bermain bersama teman sebaya. Tentu saja itu semua membuatnya merasa iri.
"Dean, kamu makan yang banyak sayang..." Kata Mama ketika melihat bahwa Deandra belum nyuapkan nasi sedikitpun, ia hanya memainkan nasi tersebut.
Dean menggeleng karena tidak ada nafsu makan sedikitpun. "Aku mau ke toilet dulu, Ma."
Deandra pergi menuju toilet, membiarkan Mama dan Ayah nya berdua. Mungkin akan membicarakan sesuatu yang penting. Mungkin.
Di lain sisi, Ari juga sedikit bosan ketika hanya menunggu Bunda memilih baju untuk Adik San. Kalian pasti mengerti dan mengetahui bagaimana lamanya seorang perempuan ketika berbelanja. Pergi dari satu tempat ke tempat lain, bahkan letak dari gerai yang satu ke gerai yang lainnya pun berjauhan tetapi tetap dicoba untuk membandingkan harga serta kualitas. Melelahkan.
"Bun, Ari ke toilet dulu." Akhirnya Ari memilih keputusan untuk pergi ke toilet, setidaknya ia bisa mencuci mukanya agar lebih segar dari sebelumnya
Bunda masih terlihat sibuk memilah baju yang akan dibeli. "Iya, iya. Kamu jangan lama-lama, bunda tunggu disini ya..."
Ari mengangguk tanpa sepengetahuan bunda, ia pergi menuju toilet, dan orang tuanya baru sadar Ari sudah ke toilet ketika ia hendak menanyakan saran.
Ari. Deandra. Sama-sama berada di toilet lantai 2. Tak lama mereka di dalam toilet. Keduanya keluar dari toilet hampir secara bersamaan.
"Deandra?" Ari hanya memastikan, jika perempuan itu menengok, berarti itu Deandra.
Deandra menoleh, ia mendapati sosok Ari yang tengah berdiri didepan toilet lelaki. Dan memandanginua dengan tatapan kebingungan.
"Ari?"
Ari mendekat ke Deandra, "Lu ngapain disini?"
"Ini, cuma diajak makan sama Mama. Lu ngapain disini?"
"Lagi nemenin Bunda beliin baju buat San."
Karena keduanya sama-sama bosan, akhirnya Deandra berinisiatif untuk mengajak Ari berkeliling mall berdua. Tak banyak hal yang mereka lakukan, mereka hanya jalan dan membeli beberapa cemilan serta duduk di arena bermain.Ketika mereka berdua tengah asyik mengobrol, ada satu panggilan masuk dihandphone Deandra.
"Deandra, cepet kesini ya. Mama sama Ayah udah mau pulang,"
Deandra mematikan telefon itu tanpa menjawab apa-apa, "Ri, gue pulang duluan ya? Bye"
"Ok, Bye."
To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS DJ
General FictionDeandra, seorang wanita yang sangat menyayangi Ari. Tapi, cinta mereka harus terhambat karena keluarga Dean tidak menyukai Ari yang mempunyai hobi bahkan berprofesi sebagai DJ. Lalu, bagaimana Deandra menghadapi ini?