2

103 10 0
                                    


Hailsey

"Hailsey u ok please hear me Hailsey, its mommy.. please.."

Suara itu samar-samar mulai bisa gue denger, setelah gue ga bisa liat, denger, dan rasain apapun. Tangan dingin mama nempel di telapak tangan gue, dan itu yang pertama gue rasain. Mata gue perlahan mulai gue usahakan membuka. pusing.. Blurry.. and then i can see a white light above me.

"Ah, Hailsey.. yes u can baby, it's mommy here.."

Suara itu lagi.

"Mum.." jawab gue lemah sambil mencoba untuk duduk setelah ngeliat muka beliau panik di samping gue. "Mom what happened.. How can i be here.." tanya gue bingung. Gue bener-bener udah nggak inget apa yang barusan terjadi dan kenapa gue ada di tempat beginian.

"Its just an accident baby, come on. Its ok.." jawab Mom sambil peluk gue, nenangin. Gue mulai sedih.

Gue mulai liat keadaan sekitar. Bukan deh, gue bukan ada di kamar pasien atau dimana. Gue masih di emergency. Beberapa pasien terbaring berkerumun dokter yang melakukan pertolongan pertama mereka. Dan salah satunya yang ada di sebelah gue.. "Mom is he.. Justin?" tanya gue lemah.

"Yes, he is."

Gue kaget.

Kepala Justin dibalut perban, celananya sobek-sobek dan ada sedikit darah disitu. Gue mulai nangis.

"Ssshh.. its ok Hailsey, its ok. Dia cuma ada luka di kepalanya, dan dokter bilang dia nggak papa.. Cuman belum sadar aja." Jelas Mama sambil usap-usap lengan gue.

Sebenernya gue pengen banget samperin dia, bisikin dia suruh bangun, tapi gue masih belum kuat berdiri. Pusing banget.

-skip-

"Hailsey.." suara yang gue tunggu-tunggu akhirnya terdengar dan gue bangun di lengannya yang dingin.

"Justin, u ok?" tanya gue gelagapan panik.

"Sssh, im ok, Hailsey. They say i just need some bedrest." Jelas Justin nenangin gue.

Gue ngehela nafas lega. "I've been waiting for u since this morning, Justin. It's so good to hear your voice and that u're ok here." Kata gue sambil masih pegang tangannya. "You have to get some rest. I'll see u later." Tambah gue yang mulai perlahan pisahin tangan gue dari tangannya.

"No Hailsey, please stay here. Please.." mintanya.

Gue bingung. Ini kenapa Justin jadi mellow begini. Tapi gimanapun juga, gue ga tega ninggalin dia sendiri di kamar. Akhirnya gue senyum ke dia dan kembali ke tempat duduk gue tadi, dan sandarin kepala gue di perutnya dan memulai percakapan. Sama kaya biasanya, dia pinter bikin orang ketawa. Walaupun situasi lagi ga tepat, dia bikin semuanya jadi tepat. He's the real bestfriend on earth.

Dua hari setelah Justin dirawat di rumah sakit, akhirnya dia pulang juga. Jujur gue ngerasa kesepian banget selama dia disana. Walaupun setiap hari gue jengukin dia, tapi tetep aja ada yang kurang kalo pulang ke rumah. Hari ini gue uda memutuskan untuk berangkat ke sekolah. Berhubung Justin baru pulang hari kemaren, gue jenguk dia dulu deh sebelum berangkat.

'tok tok tok' tangan gue ngetok pintu rumahnya.

"Eh Hailsey, sini masuk. Itu Justin masih di kamar" kata Mom Pattie, ibunya.

"Oh iya tante hehe tau aja aku nyariin dia" jawab gue sambil masuk ke dalem.

"Tau lah, kalo nggak nyari Justin, siapa lagi." Sahut Mom Patt lagi. Gue cuma senyum manis ke dia dan langsung naik ke kamar Justin.

'tok tok tok'

"Apaan sih momm, Justin ga mau sekolah dulu ah masih pusiiing" teriak Justin dari dalam sana.

Gue ketawa dan buka pintunya. "Gue ga nyuruh lo sekolah kok." Celetuk gue.

Justin yang masih terbaring bersama selimutnya dengan nyaman nengok ke arah pintu dan menyadari kedatangan gue. "Astaga Hailseeey, gue kira mommy." Jawab dia cuek yang lalu masukin kepalanya lagi ke selimut.

"Woi sekolaaaah." Kata gue sambil tarik selimutnya biar gue bisa liat mukanya. Eh dia ga bergerak.

"Justin, bangun ah. Gue uda bela-belain kesini niih."

Dia ga bergerak juga. Sambil megangin kepalanya gitu.

"Mau lo apa sih anak tuyuuul, haaaa?" goda gue sambil ambil iPhone-nya. "Selfie sama orang tidur aaah, trus gue upload deh." Goda gue lagi sambil selfie sama Justin yang lagi tidur. Ga bangun juga-_- "JUSTIN LO GA MAU KETEMU GUE ATAU GIMANA SIH BANGUN DOOOONGGG" teriak gue kesel sambil pasang muka bete di depan mukanya.

Eh tiba-tiba dia buka mata dan meringis kuda gitu ke gue. "Hahaaaaa pranked!" kata dia sambil colek pipi gue.

"Damn youuuu, aaaaahhhh!!" gue langsung pukulin dia sekeras gue bisa dengan catatan cuma di perut sama tangan. Yang lain masih rawan ahahaha. Justin ketawa ketiwi merdeka gitu ih nyebelin.

"Hahahaha stop Hailsey its not funny ahahaha!"

"Not funny but u laughin so hard it means funny, bego."

"Menurut gue itu belom lucu, bego."

Tapi gue ga peduli dan terus pukulin dia. but.. HAP! Justin peluk gue dari belakang dengan cepat. Ya mungkin biar gue berhenti pukulin dia. tapi dia meluknya ga nyante gitu jadi gue tendang kan kakinya, gue ga inget kakinya masih cidera, yang alhasil Justinnya teriak dan ngelepas pelukannya.

"Eh eh, omg masih sakit ya, babe? Aduh aduh sorryyy, gue lupaaa." kata gue berusaha minta maaf sambil megangin kakinya.

"Aahh!! Uda tau masih sakit ditendangin. Aahh, sakiitt.. iya iya sebelah situ iya tolong pijitin.." rintih Justin.

"Apaan sik muka lo ngga meyakinkan, ah. Paling bentar lagi sembuh. Sorry yes, lo kan jagoan. Harus kuaat! Gue berangkat dulu, yak, kelamaan disini bahaya. Bye, Justin. See you" pamit gue sambil salam dan cipiki-in dia.

"Salam buat fans gue, ya." celetuk Justin.

Gue cuma pasang muka idih-jijik.

-skip-

Seharian gue lewatin tanpa Justin. Awalnya sih gue ngerasa biasa aja. Tapi lama kelamaan sepi juga, sedih juga. Gue sempet mikir, kenapa gue gini banget sekolah nggak ada Justin? Padahal kan gue masih punya banyak temen di kelas. Gue bener-bener bingung. Gue ga pernah ngerasain beginian sebelumnya. Gue udah bener-bener addicted kayanya deh ke Justin. Abisan kalo nggak ada dia rasanya kosong banget, walaupun kalo uda ada dia juga isinya becandaan ga jelas yang bisa berujung ngambekan. Tapi kalo uda jauh rasanya pengen ngerasain lagi. Nyaman banget sih wajar yah, secara dia sahabat gue dari kecil. Chemistry uda dapet banget. Tapi rasa ini.. How can i call that? Love? Shit. Dont let it happens to me. please.. Just dont.



To be continued!


Already HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang