4

95 9 0
                                    


Hailsey

"Halo?"

"Justin, wake up, buddy."

"Apaan, masih jam setengah 6 kali."

"Biasanya lo bangun juga jam segini kali. Bangun."

"Ok i'll get up."

"..."

"..."

"Justin."

"Yup."

"Oh my Lord. Get uuuupppp! Apa perlu gue kesitu teriak teriak di kuping lo?"

"No no no, you dont need to. Thanks for waking me up, btw. See ya."

Hari ini hari Jumat. Hari kemerdekaan banget deh buat gue sama Justin. Apalagi dia lagi sendirian di rumah. Pasti dia uda ngebet banget pengen main video games dan nyuruh gue buat bikin makanan cemilan. Hidup ini keras banget, sodara-sodara.

"Yaaayyyy, TGIF!" kata Justin tiba-tiba pas gue baru masuk mobilnya. Gue cuma ngelirik dia sambil make seat belt.

"Weekend is just around the corner, Hailsey! It's time to celebrateeee!" sambung dia semangat.

"Senengnya ntar aja bisa? Jam-jam setelah ini kita masih harus sekolah, get over it." ceramah gue.

"Yaelah bu guru. Iye iyeee." jawab Justin.

Gue ketawa. Justin ngelirik kesel. "Joke man, im totally jokiiing." Celetuk gue sambil dorong bahunya dan ambil iPhone gue. "TGIF-selfie dulu, yuk." ajak gue. Muka dia langsung cerah merona. Yeee diajak selfie aja seneng. Dia emang jagonya selfie deh. Kalo dia lagi bete, ajak aja selfie. Pasti langsung sembuh(;

-skip-

School stuff ended.

"Akhirnya pulang juga." Celetuk gue sambil hela nafas lega.

"Jangan pulang dulu dong, temenin gue beli sesuatu buat ntar." Pinta Justin sambil jalan sama gue ke parkiran.

"Ntar apaan? Arisan?"

"Yakaliii cowo seganteng gue arisan."

"Emang iya, kan?"

"Emang iya gue ganteng?"

"Emang iya.. ikutan arisan maksud gue." Kata gue meringis manja.

"Anjir lo ga ajib ah." Kata Justin ngambek.

Gue meringis.

"Yah? Temenin gue, please.." Kata dia mohon-mohon.

Gue ngangguk sambil senyum.

"Yayyy gitu dongg, baru sahabat gueee." Jawab Justin seneng sambil ngerangkul gue erat.

:)


Justin

Hari ini si Hailsey keliatan cantik banget. Walaupun setiap hari juga dia cantik terus, tapi gatau kenapa hari ini dia lebih cantik dari biasanya. I want her to be mine, actually. Tapi gimana caranya? Berkali-kali deh gue kodein dia. Tapi dianya aja yang ga peka. Dia tuh tipe cewe yang ga gampangan, tau. Beberapa cowo emang ngaku ke gue, kalo si Hailsey itu cewe yang susah. Gue jadi tertantang buat dapetin dia. Jujur, dari dulu gue masuk high school, gue uda mulai bisa bilang dia cantik, dia baik, dan gue butuh dia lebih dari sekadar sahabat. Gue ngerti banget kalo sahabat ke cinta itu emang susah. Tapi gue ngerasain sendiri, rasa itu dateng sendiri, unexpectedly. Dan salah satu alesan gue kenapa gue harus perjuangin dia di tahun terakhir high school ini adalah, karena kemungkinan tahun depan gue bakal kuliah di London. Bakal jauh sama dia. Sedih banget, ga bisa dibangunin kaya biasanya lagi, gabisa berangkat bareng lagi, kalo mau ketemu susah, dan lain-lain. I hope she'll understand me.

Already HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang