Hailsey
Malam ini Mama Papa Justin balik dari Miami. Sekitar jam 6 PM nanti, gue sama Justin jemput mereka, sekalian makan malam bareng. Mama gue ga ikut karena she's on duty.
"My cutie Hails, u ready?" sapa Justin. Dia berhasil ngagetin gue yang lagi ngerapiin rambut, dengan berdiri di depan pintu kamar gue. Kebetulan gue juga lupa tutup pintunya. Untung gue udah pake baju. Kalo belom, menang lah dia.
"You shocked me." Jawab gue sambil buang nafas.
"Oh, really?" jawab Justin. Eh bukan jawab deng, tanya balik gitu, sambil jalan masuk ke kamar gue, dan peluk gue trus cium ubun ubun gue. "I'm sorry."
He always have the best way to bring back my good mood. "No matter. Let's go."
Sesampai kami di bandara, Mom Patt dan Om Jeremy(?) showed up from the arrival gate. Gue peluk Mom Patt dan Justin peluk bapaknya, trus gantian. Justin kayanya kangen banget deh. Ya gue juga, sih.
"So how's life, buddy?" tanya Papanya Justin sambil ngerangkul anaknya, yang ganteng banget itu. Yang udah jadi cowo gue itu.
"Life's great, man. How about yours?" jawab Justin excited.
"There's no better place than your mom's lap."
Kita semua ketawa.
"So let's go dinner, kids." Ujar Mom Patt.
Akhirnya kami berempat masuk mobil dan menuju restoran yang udah Justin book tadi siang. Nggak dinner di rumah karena belom ada yang masakin. Soon, gue yang masakin mereka. Biar bisa dikata calon menantu idaman. Soon.
Di sela sela makan malam yang enak dan hangat itu, Mom Patt memecah keheningan. "Jadi selama kami tinggal, kalian ngapain aja?"
Gue sama Justin tatap-tatapan. "We were just having fun." Kata gue bebarengan sama Justin. Ini bocah maunya samaan terus sih sama gue.
Justin ketawa dulu, trus ngomong "We do what we wanna do, Mom. What we love to do."
"What about video games?" tanya Om Jeremy (ya biarin la ya gue panggil Om Jeremy juga wkwk)
"Aku berhasil selamatin dia dari video games, Om." Jawab gue, menyelamatkan Justin. Kurang baik apa coba gue.
"Yes, that's right! Shoutout to my Hailsey, everybody." Sahut Justin semangat sambil rangkul gue dan tepuk tangan. Ew.
"Kamu dibayar berapa, Hails?" tanya Mom Patt.
I laughed so hard. "He didn't pay me anything. No problem, that's my business."
"YASSS SHOUTOUT TO MY GIRL!" Justinnya heboh sendiri. Kesenengan dia gue belain.
Mom Patt dan si Om kebingungan. "Wait, are you guys, dating?" tanya Mom Patt bingung.
Gue sama Justin tatap-tatapan lagi, selanjutnya ketawa. Dia rangkul gue, "Yes, mom, dad, let me introduce her as my future wife."
"Oh my Goooddd, are you serious? Justin, she's your childhood and now, oh my God i can't believe that!" ujar Mom Patt nggak percaya.
"Mom, you need to believe. Believe in yourself, believe in your husband, believe in your dreams, believe in me, and believe in her." Jawab Justin uda kaya motivator gitu deh.
Gue cuma bisa ketawa dan senyum senyum doang. Dari situ gue mulai ngerti bahwa Justin bener-bener bangga bawa gue kamana-mana, kenalin gue ke siapa aja, sebagai cewe yang bener-bener dia sayang dan nggak pengen dia lepas. Gue juga sadar, bahwa Mom Patt dan Mama gue sebenernya juga setuju banget kalo gue dan Justin beneran jadian. Walaupun uda peluk-pelukan setiap hari, ketemu pasti gue dicium keningnya, dan lain-lain, tetep aja kalo lagi bercanda gue masih memperlakukan dia kaya dulu; sahabat gue. Mau seromantis apa juga gue sama dia manggilnya tetep lo-gue. Sampe suatu hari gue tanya apakah nggak papa gue kaya gitu ke dia, si Justin jawabnya malah "Nggak papa, Hails. Asal lo udah jadi punya gue, lo boleh apain gue semau lo."
----------
vote, vote, vote! i hope you guys like my first fanfiction :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Already Home
FanfictionProlog Hai. nama gue Hailsey. Gue tinggal di Canada bareng Mama gue, karena Papa terlalu sibuk jadi dia ga bisa sering-sering di rumah. Umur gue 18 tahun baru beberapa hari kemaren, dan baru juga masuk tahun terakhir di SMA. Hidup gue gini gini aja...