satu.

173 8 0
                                    

"Zombie!!"

"Awwhh! Sakit bego!"

Bagaimana aku tidak berteriak, dan berkata kasar! Orang ini sungguh keterlaluan. Seenak nya saja mencubit seseorang, Dan rasanya sangat perih!

Lihat saja kelakuan nya. Dia baru saja datang ke sekolah, tetapi sudah mengajak ku untuk bertengkar.

"Berisik, ra." ucap salah satu teman ku, yang berada dibarisan paling depan mereke sering disebut sebagai hijabers. Karna mereka semua memakai jilbab.

"Salahin dia dong! Kok gue sih." ucap ku tidak terima, sambil menunjuk monster itu.

"Salah elo lah, bego." ucap Monster itu, sambil mencubit lengan ku lagi dan ini jauh lebih sakit dibandingkan dengan yang tadi.

"Awhh! Sakit dongo, tolol, bego, idiot. Dasar monyet, pergi lo Badak!" ucap ku dalam satu tarikan nafas, sambil mengusap- usap lengan ku yang kini memerah.

Dan kini, monster itu hanya tertawa? Astaga, rasa nya aku ingin membuat dia menjadi perkedel.

"Maka nya, lo jangan iseng sama gue." ucap nya sambil duduk ditempat duduk miliknya.

Hah? Apa aku tidak salah dengar? Iseng? Aku iseng dengan Badak itu? Apa tidak terbalik? Sudah lah biarkan saja, aku lelah jika harus bertengkar dengan nya sepagi ini.

"Eh, Aira. piket lo sana." ucap orang itu lagi.

Lihat, dia memulai nya lagi.

"Awhh! Sakit Dongo.." ucap ku, ketika dia mencubit ku lagi.

"Makanya kalo gue ngomong tuh dengerin." ucap nya santai.

Sejak kapan Monster ini sudah ada disamping ku?

"piket lo sana."

"Bacot lo ah."

"piket sana, Zombie."

"Kok lo yang ribet sih, njing."

"Ohh lo mau gue cubit lagi nih?"

"Tai lo, Van! Tai." ucap ku berdiri, lalu menunjukan jari tengah ku kepada nya.

Lihat, dia sekarang hanya tertawa.

Dan aku? Kini aku membersih kan kelas seorang diri, Karna yang lain belum datang. Ya, hari ini aku terlalu pagi untuk datang ke sekolah.

"Tumben lo piket." ucap lana, Sahabat ku, Dia baru saja datang.

"Enak aja. Setiap hari selasa, gue tuh always piket ya!" ucap ku, sambil bertolak pinggang.

"Oh iya lupa, lo kan selalu diingetin sama ayang evan lo." ucap lana, sambil menepuk kepala nya pura-pura lupa.

Tunggu dulu. Benar juga yang dikatakan oleh Lana. Aku kan selalu diingetin tentang semua hal, oleh Monster itu. Dan aneh nya, kenapa monster itu bisa tau? Oh iya, aku melupakan sesuatu. Dia, si Monster yang bernama Evan Januar Prasetya adalah musuh ku. Dan yang lebih menyebalkan adalah, dia selalu tau sesuatu hal yang selalu berhubungan dengan ku, SEMUA NYA!

"Cihh.. Nggak sudi gue, di panggil ayang sama dia." ucap evan sambil menunjuk ku.

"Ewhhhh! Lo pikir gue mau gitu, manggil lo ayang? Cihh, haram buat gue." ucap aira, kesal.

"Ahelah. Berantem mulu lo berdua." ucap Chila, sahabat ku juga.

"Jodoh bego." ucap aurel, sahabat ku.

Lana, Chila, dan Aurel adalah sahabat terbaik ku. Walaupun kami baru mengenal Satu tahun lebih. Ya, tepat saat kita berada dikelas 1 SMA dulu. Tapi aku merasa seperti sudah bersahabat bertahun-tahun dengan mereka.

"Amit-amit" ucap ku dan evan berbarengan.

"Tuh kan, jodoh. Cieeeee.." ucap Aurel.

........

Masih permulaan ya, makanya pendek hehe.
Lagian ini juga ceritanya udah saya buat dari lama. Jadinya agak aneh..

HATE Or LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang