"Bego, ya lo mikir lah. Nggak mungkin aira semarah ini, kalo lo nggak ngapa - ngapain dia." ucap lana kesal.
"Yaelah, masa begitu doang nangis sih. Biasa nya enggak tuh. Dia nya aja kali lagi baper." ucap evan.
Tapi yang dikatakan si Monster itu ada benar nya juga. Kenapa aku menangis hanya karna hal sepele seperti ini?
"Aira tuh lagi pms, makanya agak Sensitive bego.'' ucap lana.
Astaga anak ini, terlalu frontal sekali -_-
Aku mendengar derap kaki seseorang menjauh, seperti ingin keluar dari kelas ini. Dan aku yakin itu adalah Evan. Mungkin dia merasa bersalah padaku, makanya dia memilih untuk pergi.
.
.
.Hening. Selama beberapa saat, Kenapa lana diam saja?
Tiba-tiba aku merasa ingin bersin, karna ingus ku mendesak ingin keluar. Aku memutuskan untuk menghilangkan nya dengan tangan ku saja, karna aku tidak menemukan tissue ataupun sapu tangan disekeliling ku. Namun tiba-tiba ada sebuah suara yang menghentikan gerakan ku.
"Nih pake tissue, jangan pake tangan lo."
Inikan suara si Monster itu! Jangan bilang yang tadi itu pergi adalah lana, dan dia membiarkan aku bersama orang ini didalam kelas? Hanya berdua?
"Kok lo masih disini sih! Pergi sana." ucap ku yang sudah mendongak menatap wajahnya. Tidak perduli dengan wajahku yang berantakan.
"Kalo gue pergi, emang nya lo berani sendirian disini?" ucap nya, seperti meledek ku.
"Pergi sana nggak!"
Ingus ku rasa nya ingin keluar. Bagaimana ini? Apa aku harus meminta tissue kepada dia?
"Mana tissue nya sini!" ucap ku.
"Kagak ada.."
"Manaaa, Evan?!"
"Enggak ada, Aira."
Aku mendengar dia sedang tertawa. Seperti nya dia mengerjai ku.
"Evaan! Cepetan." ucap ku, sambil menghentakan kaki, walaupun masih duduk dibangku.
"Apaan sih, ra. Tissue nya udah gue buang. Lagian tadi gue kasih, lo malah nolak sih." Dia itu terbuat dari apa sih?! Kenapa sangat menyebalkan sekali.
Aku menangis lagi. Dia itu amat, teramat, sangat menyebalkan! Masih saja mencari ribut dengan ku, padahal aku sedang menangis seperti ini.
"Yaelah, kok nangis lagi sih ra? Nih pake sapu tangan gue aja.''
Dengan cepat aku mengambil sapu tangan miliknya. Lalu mengeluarkan ingus dari hidung ku. Sengaja, Biar saja sapu tangan nya kotor.
" jorok, ih najis." ucap nya.
"Bodo amat!" ucap ku sambil menghapus sisa air mata, yang masih ada diwajahku.
"Tuh muka jelek amat." celetuk evan, menyindirku.
Aku hanya membuang wajah ku.
"Udah deh jangan nangis lagi. Mata lo bengkak tuh. Udah jelek, jadi tambah jelek kan."
"Berisik lo, bego."
"Ke kantin yuk." ucap nya lalu berdiri dihadapan ku, seperti menunggu ku untuk ikut ke kantin.
"pergi aja sana sendiri. Gue sih OGAH, pergi bareng sama LO!"
"Gue bikin nangis lagi lo."
"Apaan sih. Pergi sana lo!"
Dia hanya tertawa lalu berjalan keluar, meninggal kan ku yang mulai naik darah lagi akibat ulahnya barusan.
***
Seperti nya neraka sedang bocor -,-
Hari ini panas sekali. Ditambah lagi, orang yang aku tunggu belum kunjung datang. Sungguh aku membenci yang nama nya 'menunggu' . kemana dia? Padahal aku sudah mengirim pesan lewat line, 1 jam yang lalu.
Sekolah semakin lama semakin sepi. Dan aku belum dijemput!
"Ehhh, Zombie! Lo beloman pulang?" ucap evan, sambil duduk dimotor besar nya.
Astaga! Kenapa aku harus bertemu dengan nya lagi sih?!
Yaiyalah aira! Lo kan satu sekolah sama dia. Ya pasti ketemu mulu, apalagi lo sama dia tuh sekelas. Batin ku berbicara.
"Ya menurut lo? Gue udah sampe rumah gitu?" ucap ku kesal.
"Mau pulang bareng gue?"
"Enggak!"
"Gue serius nih.."
"Gue tuh tau lo banget ya! Lo nggak mungkin baik sama gue. pasti nanti gue diturunin ditengah jalan deh sama lo! Lo kan JAHAT." ucap ku, sedikit berteriak.
Aku dan evan kini menjadi pusat perhatian. Dan kalian tau kenapa? Karena, evan adalah seorang Most-wanted disekolah ku. Sungguh aneh sekali, bukan?
Mata nya berwarna Coklat Hazel, alis nya tebal, Kulit nya putih, rambut nya acak-acakan, bibir nya agak tebal berwarna merah, hidung nya mancung, dan dia lumayan tinggi. Sebenarnya dia lumayan ganteng, tapi sayang! Semua pesona nya tertutup dengan Sifat nya yang sangat menyebalkan.
"Tuh tau.." lalu dia tertawa.
Aku membuang wajah ku. Dan aku melihat kerumunan wanita dengan mata berbinar-binar menatap Evan dengan pandangan memuja ketika melihat evan tertawa. Oh my god -_-
Samar - samar aku mendengar bisik wanita itu kepada teman nya.
'Sumpah, gue meleleh njirr.'
'Lihat deh, ketawa nya dia manis banget.'
'Seksi banget, gila!'
'Kapan ya, gue punya cowok kayak gitu?'
Ewwhhh! Sungguh menjijikan!
"Udah Cepetan ayook." ucap nya membuyar lamunan ku.
Aku diam sambil berfikir. Aku ikut tidak ya? Kalo aku ikut, nanti aku diturunin ditengah jalan bagaimana? Kalo aku tidak ikut, aku sudah terlalu lelah menunggu. Huh ..
Tinnn.. Tinnn..
Aku melihat mobil yang berhenti dihadapan ku. aku sudah dijemput, yeaay!
"Bye!!" ucap ku, sambil menjulur kan lidah ke arah Evan, dan Evan hanya memandang ku dengan wajah datarnya.
Aku memasuki mobil, lalu mobil berlalu pergi meninggalkan sekolah ku. Aku menatap kesal kearah samping ku.
"Lo dari tadi kemana aja?!" ucap ku.
"Maaf ya sayang. Tadi jalanan macet." ucap Reyhan, dia pacar ku.
"Macet dimana?!"
"Kamu matanya kenapa? Kok bengkak?" ucap nya keliatan khawatir.
"Jawab pertanyaan gue, Reyhan!"
"Dijalan Kenari, sayang."
"Lo bohong kan! Lo pasti tadi cabut sekolah lagi kan, makanya jemput gue lama!"
"Demi allah. Kamu kenapa sih?"
Aku lalu membuang wajahku menatap jalanan. Jika dia sudah berkata 'demi Allah' berarti dia jujur. Aku sudah sangat mengenal nya.
"Kamu udah makan?" ucap nya lagi.
"Udah."
"Kita jalan-jalan dulu yuk."
"Enggak ah, gue capek mau tidur." ucap ku.
--------------------
Hmm..
Ternyata Aira sudah punya pacar wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE Or LOVE?
Novela JuvenilDibilang Benci? Arghh.. rasanya Aira akan memilih Neraka, jika dibumi ini ada Evan. Dibilang Cinta? Aira dan Evan adalah Musuh abadi Selama lama lama lama lamanya! Tapi jika melihat Evan dekat dengan perempuan selain dirinya, Aira merasa Marah, kesa...