7

106 4 0
                                    

"Gue mau tidur duluan aja ya, udah jam sepuluh malem." Ucap ku.

"Yaelah lebay banget sih ra. Baru juga jam sepuluh." Ucap lana.

"Gue kagak biasa tau."

"Yaudah terserah lu dah." Ucap lana sambil memutar kedua bola mata nya.

Aku pun pergi ke kamar milik Chila. Ya, kita semua sedang menginap dirumah Chila. Mengingat besok adalah hari ulang tahun nya Chila, kita semua berniat untuk merayakan nya diPulau Seribu.

Aku menatap langit-langit kamar. Aku memejamkan mata ku, namun rasa kantuk ku tiba-tiba hilang. Aku merasakan ada sesuatu yang ganjil. Kenapa aku jadi penakut seperti ini -_-

"Lana, Chila, Aurel temenin gue tidur dong.." teriak ku dari dalam kamar.

"Berisik nih, curut."

Aku tau itu suara siapa. Itu suara nya Ricky, si babon. Kalian pasti bingung kenapa ada ricky disini? Itu karna Chila juga mengundang Genk nya evan. Tapi Evan dan Yudha belum juga datang kerumah Chila, kata nya nanti mereka berdua menyusul. Semoga saja evan tidak ikut.

aku melihat sekarang sudah jam sebelas kurang sepuluh menit. Aku harus tidur sekarang juga, kalau tidak mataku nanti akan bengkak. Ya, aku memang harus tidur minimal delapan jam sehari. Kalau tidak mata ku akan bengkak -_-

Baru saja aku mencoba untuk tidur, aku mendengar suara pintu berdecit. Mungkin itu teman ku.

Syukur deh, gak perlu takut lagi sekarang. batin ku.

Baru saja aku terlelap dari tidur ku, aku merasakan ada sebuah tangan mengguncang bahu ku.

"Heh Zombie, Banguuuuun!"

Arghhhh!!! Monster itu kenapa ada disini? Bukan nya dia belum datang? Terus kenapa dia berani sekali masuk kedalam kamar perempuan? Dan kenapa dia ingin membangun kan ku?

Ya allah cobaan apa lagi ini -_- . Batin ku.

"Zombiee.. banguunnn lo.."

Dia terus saja mengguncang tubuh ku, dan aku hanya berpura-pura sudah tidur.

"Airaaa!" Ucap nya lagi.

Aku sudah tidak tahan, dia begitu sangat menyebalkan. Arggghhhhhh!

"Apaan sih lo! Gue mau tidur." Ucap ku teriak.

"Bangun makanya."

"Mau ngapain emang nya? Ini tuh udah malem." Ucap ku kesal.

"Kata anak-anak, lo belom makan. Makan sana."

Aku memicingkan mataku. Apa dia bilang? Dia membangunkan ku hanya untuk menyuruh ku makan? Dia itu benar-benar tidak ada kerjaan!

"Gue enggak laper. Pergi sono lo!"

Kemudian aku menutupi seluruh tubuhku dengan selimut, berniat untuk tidur kembali.

"Airaaa.."

"Airaa banguun! Kata lana lo mau sate, itu udah gue beliin. Makan sana Zombie."

Iyaa, tadi emang aku kepengen makan sate. Tapi setelah tau yang beli sate nya tuh dia, aku jadi nggak mau makan.

"Gue kagak mau makan. Lo bisa pergi nggak sih? gue mau tidur! Jadi nggak usah ganggu." Ucap ku masih dengan posisi yang sama.

Kemana sih lana,chila,dan aurel? Kenapa dia mengizinkan Monster ini masuk!

"Lo tuh menghargai orang yang udah beli dong."

Menghargai dia gitu? ENGGAK!

"Airaa! Makan sana.." dari nada suara nya, seperti nya dia sudah mulai kesal.

Tiba-tiba selimut ku dibuka secara paksa. Dan selanjutnya Kalian tahu? Aku digendong oleh si Monster Itu!

Dan cara dia menggendong ku itu tidak seperti layak nya di film-film romantis, dia mengangkat tubuhku seperti aku ini adalah karung beras?! What the Hell?

"Evan!! Turunin gue sekarang.."

"Berisik lo ah.."

"Tai lo ya! Turunin gue nggak!"

Aku terus mengayun-ayun kan kaki ku, agar mengenai wajah nya Tapi tidak berhasil. Aku harus apa? Menangis? Dia takan perduli jika aku menangis.

"Makan tuh." Ucap nya datar.

Tiba tiba tubuhku seperti dibanting ke lantai. Dan rasa nya sakit sekali. Lihat kelakuan nya itu benar benar sangat keterlaluan.

"Gue tuh udah bilang sama lo kalo gue enggak mau makan. Apalagi kalo tau yang beli makanan nya tuh elo, hih males." Ucap ku membuang wajah.

Hening. Kenapa semua nya jadi diam? Aku memberanikan diri untuk menatap wajah evan, astaga dia seperti nya sedang menahan amarah. Wajar jika semua nya jadi diam begini.

"Udah deh van, nggak usah dipaksa. Nanti kalo dia laper juga makan." Ucap lana memecah keheningan.

Tiba-tiba Aurel menarik tangan ku menuju kamar, diikuti oleh lana dan Chila.

"Ra, jangan kayak gitu dong. Evan udah beli jauh-jauh juga." Ucap Aurel, ketika kita sudah didalam kamar.

"Kok nyalahin gue sih? Emang nya siapa yang nyuruh dia beli sate?" Ucap ku.

"Gue yang bilang sama dia kalo lo pengen sate. Ra, plis dong jangan berantem sama evan mulu." Ucap lana.

"Gimana gue nggak mau berantem sih, kalo dia tuh isengin gue mulu? Tadi aja dia tuh bangunin gue tidur, buat makan. Ganggu nggak sih?"

"Ck. lo tuh sadar dong, ra. Dia tuh perhatian sama lo. Dia suka sama lo." Ucap aurel.

"Kenapa sih semua orang selalu bilang kayak gitu? Selalu bilang kalo dia suka sama gue? Kalo suka tuh seharus nya dia bikin gue nyaman sama dia, bukan nya bikin gue sengsara kayak di neraka."

"Lo tuh nggak pernah ngerti, ra. Lo coba deh, nggak marah-marah terus sama dia." Ucap Chila.

"Apa? Nggak marah-marah? Kalian tuh kenapa sih? Lo semua pada lihat kan gimana tingkah laku dia ke gue?"

"Tanpa lo sadarin, lo juga suka sama dia aira. Jangan sampe lo nyesel nanti nya."

"Apa sih? Nggak mungkin! Gue Benci sama dia. Benci, sebenci, benci nya." Ucap ku dengan penuh penekanan.

"Biarin aja, rel. Kita lihat aja nanti." Ucap lana.

Lihat nanti apa nya? Aku dan Evan akan begini terus selama nya kok. Nggak akan ada yang berubah.

----

Batu banget emang ya Aira.

-Vomment-

HATE Or LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang