Aku sudah selesai berganti pakaian, menjadi celana pendek dan kaos biasa serta memakai Sendal jepit Pink ku.
"Airaaa.." ucap Aurel sambil melambaikan tangan, menyuruh ku mendekat kearahnya yang sedang duduk dipasir.
"Kenapa?" Ucapku lalu duduk disampingnya.
"Ayok.." aurel berdiri.
Aku hanya menggelengkan kepala ku, saat tau Aurel pasti akan menyuruhku untuk bergabung bersama dengan yang lainnya dipantai. Sejujurnya aku tidak bisa berenang, makanya tidak mau bermain bersama mereka disana.
"Itu nggak dalem, ra."
"Apanya yang nggak dalem? lo liat tuh, airnya udah sepundak nya Lana." Aku menunjuk kearah Lana yang sedang bermain-main dilaut sana.
"Yaelah. Jangan kayak anak SD deh, udah ayok." Ucapnya lagi.
"Gue tetep disini, Okey." Ucapku dengan penekanan.
Aurel menghela nafas, "yaudah gue tinggal. Hati-hati ilang!" Kemudian dia melangkah pergi.
Aku duduk dipinggir pantai, bersama anak-anak kecil yang sedang bermain pasir. Aku melihat sekeliling ku, dan hanya aku anak remaja sendiri disini. Aku melipat kedua kakiku, lalu memeluknya. Menatap teman-teman ku yang sedang asik bermain didalam air sana.
Aku bahkan juga melihat Evan, yang sedang Salto dari jembatan. Aneh, jika dipikir-pikir kenapa Evan hanya menjahili ku? Kenapa tidak menggangu teman perempuan ku yang lain nya? Kenapa selalu aku? Ish.
"Kakak sendirian?" Ucap anak Perempuan, sambil memegang Ban berwarna kuning. Lalu muncul dua anak kecil lain, dibelakang nya sambil tersenyum kearah ku.
"Iya.." aku tersenyum canggung.
"Main sama kita yuk," ucap anak kecil, yang rambut nya diikat dua.
Aku mengangguk. "Ayok! Mau main apa?"
Mereka bertiga terlihat sedang berpikir. "Gimana kalo kita main pasir aja? Kita bikin Istana?" Ucapku, lalu dengan cepat disetujui mereka.
"Kakak namanya siapa?" Ucap anak kecil itu.
"Oh iya," aku menepuk jidat ku. "Gu-- aku Aira. Kalian siapa?"
"Aku lisa." Kata anak kecil yang rambutnya diikat dua.
"Aku rena."
"Aku Lia."
Aku hanya ber-oh ria, lalu melanjutkan kegiatan tadi. Tiba-tiba aku merasa sedang ada yang menatap ku. Lalu aku menoleh ke arah teman-teman ku, dan mereka sedang berjalan kearah ku. Aku mempunyai firasat tidak baik, ketika menatap wajah Evan.
"Ky, Cepet!" Ucap Evan, lalu dia berlari kearah ku. Dan disisi lain, Ricky juga berlari kearah ku.
ADA APA DENGAN MEREKA??
aku meneguk ludahku, saat mereka memegang tangan dan kakiku.
"LO MAU NGAPAIN, EVAAAANN!!!!" aku berteriak, ketika tubuhku diangkat oleh dua orang gila ini.
aku sudah tau pasti aku ingin diceburin ditengah laut sama Monster Badak ini! Yang seharusnya diceburin tuh bukan aku, melainkan Evan! Iya, biar dia dimakan sama hewan-hewan laut. Biar mati sekalian!
"LANA! CHILA! AUREL! TOLONGIN GUE. SUMPAH GUE TAKUT." ucap ku Histeris, aku meronta-ronta seperti orang gila.
Semakin lama, aku semakin merasakan air mengenai tubuh dan kaki ku. Berarti sebentar lagi aku pasti akan diceburin. Aku melihat Lana, chila, aurel sedang berjalan mendekat kearahku. Aku menatap mereka bertiga dengan pandangan memohon.
"Van, udah deh jangan jauh-jauh. Nanti semakin dalem, kasihan Aira nya." Ucap Lana.
Tapi Monster ini tetap pada pendirian nya! Sebenarnya apasih yang ada diotak nya? Dulu tuh ibunya Ngidam apa? Sampai anak nya bisa menjadi sangat menyebalkan seperti ini.
"Udah sih Van, liat Aira udah nangis tuh." Ucap Aurel.
"Ky.. lepasin gue plis, lo nggak kasihan sama gue emang nya?" Ucapku sambil menangis.
Ricky menatap ku, "van, udah lepasin aja deh. Kasian aira.."
"Ah gembel lo, yaudah gue sendirian aja."
Tiba tiba kakiku dilepas oleh Ricky, dan saat aku ingin berteriak justru air laut itu masuk kedalam mulutku. SHIT!
Aku kira aku akan tenggelam, tapi ternyata tidak. Air laut nya hanya mencapai leher ku saja. Aku menatap Evan yang masih memegang tangan ku.
"Lepasin, Monyet!" Ucapku. Rasanya aku ingin sekali meludahinya sungguh.
"Heh, Beruk. Songong lo ya." Ucapnya lalu menarik tangan ku supaya menjauh dari yang lain nya, sepertinya dia benar-benar ingin menenggelamkan ku.
Astaga. Ya tuhan! Sebenarnya apa salahku, kenapa aku bisa dipertemukan dengan orang seperti dia??
"Lo Badak, Setan, Iblis, Dajzal! Lepasin gue tai.." ucap ku sambil masih terus menangis.
Kalian lihat kan? Biasa nya tuh cowo tidak akan tega, jika melihat seorang perempuan menangis. Tapi dia? Ishhh..
"Lo mau apasih, van?" Ucapku memelas, karna dia terus menarik ku menjauh.
Dia berhenti lalu menatapku, "kenapa sih emang nya? lo takut tenggelem? Kan ada gue, ra."
"Apa? Ada lo? Kan lo yang mau tenggelemin gue, bego!"
"Kayaknya gue jahat banget ya, dimata lo." Dia membuang wajahnya kearah lain.
Dasar makhluk aneh! Aku berusaha untuk melepaskan tangan nya yang masih berada ditanganku, tapi justru malah membuatku tergelincir. Alhasil, sekarang aku benar-benar jatuh. Bisa kalian bayangkan? Aku sekarang benar-benar merasa hampir Mati. Untung saja, Evan masih memegang tangan ku jadinya aku tidak jatuh terlalu dalam. Chila membantu ku untuk berdiri lagi, lalu lana dan aurel juga ikut membantu.
Ketika aku sudah berdiri, aku memegang hidungku. Aku merasa pusing, dan aku melihat semua teman ku sedang mengerubungi ku. Aku masih tetap menangis, dan kali ini jauh lebih kencang dari sebelum nya.
Tiba-tiba aku memeluk Ricky, yang berada disamping ku. "Gue mau... pulang... ky.... gue ... mau pu..lang..." ucap ku masih terisak.
"Yahh, Van. Yang kena imbas nya jadi gue kan.." ucap Ricky, lalu berjalan sambil membawa tubuhku yang berada didepan dadanya.
Ya, kalian tau? Aku ini seperti anak kecil yang sedang digendong oleh bapaknya.
------
Evan emang nyebelin banget, ra. Sabar ya wkwk..
-Vomment-
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE Or LOVE?
Teen FictionDibilang Benci? Arghh.. rasanya Aira akan memilih Neraka, jika dibumi ini ada Evan. Dibilang Cinta? Aira dan Evan adalah Musuh abadi Selama lama lama lama lamanya! Tapi jika melihat Evan dekat dengan perempuan selain dirinya, Aira merasa Marah, kesa...