carp. 3

531 25 0
                                    

"Hai" ,

Sesampainya gue dirumah sakit , gue langsung disambut dengan sapaan laki laki beralis semut ini ,

"Ya"

Jawab gue , seperti biasa , gue hanya bisa bales sapaannya dengan kalimat datar yang tidak bernada ,

"Lo waktu itu sempet tinggal di rumah sakit kan ? Kapan lo mau tinggal di rumah sakit lagi ?" ,

Ujar vano seperti sedang menggoda gue , tak lama kemudian dokter memanggil nama gue , Dan gue melihat tatapan dokter ke vano , bahkan senyum dokter ke vano sangatlah manis , seperti senyum mama ,

"Caramel , ayok masuk"

Ujar dokter cantik yang berdiri di depan pintu , sesaat gue menoleh ke arah vano , tatapan gue di sambut dengan senyum manis dari bibir merah yang gue lihat kemarin ,

"Tenang aja , gue tungguin lo sampe selesai kok"

Vano berbicara kecil sambil mendekatkan wajahnya ke telinga gue , namun gue tidak mengubris , yang ada di fikiran gue hanya "kemotrapi" ,yaa sumpah hanya itu ,

•••

"Sudah selesai ? Yok pulang"

Ujar vano sembari menarik tangan gue sembari mengisyaratkan bahwasanya gue harus pulang sama dia ,

Serontak gue langsung melepaskan tangan vano , emang dia fikir gue cewek apaan ,

"Gak , gue di jemput sama ka.."

"Kak pangeran , yaa kak ghibran , yakan?"

Sekali lagi , ohh tuhan , mengapa dia tau semua tentang gue , bahkan panggilan kecil gue ke kak ghibran aja dia tau , apasih dia_,

"Kok lo?"

"Yaa , gue tau semua tentang lo "
"But please , hariini aja , izinin gue buat nganter lo pulang"

Awalnya gue gakmau , tapi yaa apasalahnya , sekalian mencaritahu jawaban dari rasa penasaran gue selama ini , yakan ?

•••

"Tadi waktu lo lagi kemo , gue seneng banget , soalnya itu saat saat lagi hujan , lo tau kan habis hujan bakal muncul apa?"

Vano berusaha memulai pembicaraan saat kami berada di taman yang di selimuti rumput hijau ,

"Ada pelangi , tapi yaa kan ga setiap hujan bakal muncul pelangi " ,

Elak gue , saat mendengar perkataan vano , sesekali gue menangkap tatapan vano saat dia mencoba mencuri curi untuk melihat wajah gue .

"Tapi sebelum hujan , yaa tadi panas banget , yaa pasti bakalan ada pelangi dong"

Vano berusaha memperjelas perkataannya , Dan gue hanya bisa diam , gue gabisa jawab bahkan membantah apa apa lagi ,

" liat tuh benerkan ada pelangi " ,

Tangan putih bak gadis milik vano menunjuk ke arah setengah lingkaran dipenuhi dengan cat dari kuas malaikat , yaa pelangi ,

"Waw , pelangi"

Jawab gue simple , namun tak ada yang tau betapa bahagianya gue , bibir pucat gue mulai mengeluarkan senyum dari persembunyiaannya , jika saat ini terjadi , gue inget saat masih kecil , gue langsung mengeluarkan tongkat peri seakan akan gue adalah salah satu peri yang berada di air terjun , yaa itu menurut cerita mama gue saat gue masih kecil dulu .

"Suka?" ,

Ujar vano yang membangunkan gue dari lamunan gila yang ga mungkin bisa terulang lagi

"Yaa gue suka" ,

Serontak gue langsung menatap wajah vano , Gue gatau kenapa gue bisa serontak menatap mata vano kemudian senyum ke vano , bahkan gue yakin senyum barusan adalah senyum termanis yang belum pernah gue berikan kepada siapapun .

"Mel , gue boleh Tanya sesuatu gak?"

Lagi lagi perkataan vano membangunkan gue dari lamunan ,

"Ya ?"

Jawab gue singkat , namun tatapan gue masih ke arah pelangi yang indah ini ,

"Kenapa lo suka pelangi ?"

Vano berusaha pelan mengatakan ini , mungkin dia takut gue marah atau gimana dengan pertanyaan yang sudah 1000 kali gue denger sebelumnya .

"Hmmm , sejak kecil gue suka banget sama pelangi , walaupun gue tau. Gue gasuka hujan , kalo hujan pasti gue sakit , tubuh gue rentan , tapi dibalik hujan , tuhan menyembunyikan keindahan yang tiada dua nya. Pelangi , yaa pelangi , sejak gue udah di vonis dokter sakit kanker hati , diumur gadis seusia gue , semua orang bilang kalo masa yang paling indah ialah masa SMA , namun masa SMA gue ? Terbuang sia sia , bahkan saat dokter bilang bahwa umur gue udah gak lama lagi , gue ngerasa , yaa buat apa gue hidup , buat apa gue semangat semangat buat kemo , toh kangker stadium 4? , itu udah stadium tinggi banget ,1% hanya harapan gue bisa sembuh , bahkan kurang dari itu , namun saat gue ngeliat pelangi gue ngerasa hidup gue yang suram yang gelap menjadi lebih berwarna , walaupun hanya sesaat ,

Gue menjawab pertanyaan vano dengan sejelas jelasnya , walaupun pertanyaan ini sering gue denger beberapa kali , bahkan jawaban ini gue sudah mengatakannya di luar kepala ,

" lo pasti bisa sembuh "

Ya itu perkataan vano , seakan akan dia kasihan melihat gadis mayat seperti gue , itu jawaban yang dokter , temen temen , kak ghibran , bahkan mama sering kasih buat gue , gue tau itu hanya buat nenangin gue , yaa gue tauu .

"Gue janji gue bakal buat lo punya semangat buat sembuh , gue bakal jadi supermaaannnn"

Sepontan vano mengangkat sebelah tangannya seakan akan dia memerankan peran sebagai superman , sumpah ini lucu , gue tau dia sedang ngehibur gue , Dan gue hanya membalasnya dengan senyum kecil ,

"Mel , gue janji , gue bakal buat lo punya semangat lagi buat hidup , gue janji "

Gue hanya bisa senyum ,

"Mana mungkin lo bisa , mama gue aja mati matian nyemangatin gue tapi yaa ga nhatuh , apalagi lo",

Gue tau , Nada gue seolah olah sedang ngeremehin dia , tapi yaa gue serius mana mungkin cowok yang baru gue kenal bisa merubah presepsi gue tentang kehidupan ,

" yok kita pulang , gue gamau culik lo lama lama , besok gue anter lo lagi yaa" ,

Gue hanya menganggukan kepala gue Dan lagi lagi gue senyum , gue tau , gapantes banget wajah pucat mayat ini buat senyum , oleh sebab itu gue ga pernah senyum lagi , namun vano beda , yaa beda .

Sorry yaa , kalo banyak yang typo wkwkw

Dear god , Why Him ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang