Corn : [1]

2.3K 65 0
                                    

Capricorn

Corn : [1]

[-]

Hari ini mungkin hari bebas untuk semua warga sekolah KeyEast. Dimana para guru sedang mengadakan rapat dan kelas bebas pelajaran. Bagi sebagian siswa, waktu seperti ini dimanfaatkan untuk main basket, makan di kantin, atau sekedar bergosip, tentunya kalimat terakhir ditujukan untuk kaum cewek. Tapi sebagian lagi, maksudnya tipe-tipe yang pendiam, atau istilah kerennya 'Nerd' begitu sudah jelas mau kemana.

Kantin? Bukan. Perpustakaan? Seratus untuk itu.

Termasuk untuk cewek cantik seperti Calein Pricorn atau biasa dipanggil dengan Cale. Cale bukan termasuk golongan nerd, tapi baginya ke perpustakaan lebih baik daripada di kelas yang penuh hawa gossip.

Cale juga bukan termasuk makhluk anti sosial. Tapi baginya, kalau kumpul-kumpul kaya gini dan gossip itu buang-buang waktu. Cale cuek dan masa bodoh, ia tidak mau ikut campur urusan orang lain. Satu lagi tentang Cale, dia itu dingin. Dingin seperti es batu di kantin.

Anggaplah tuhan memberikan paket esklusif lengkap dengan Cuma-Cuma kepadanya. Cale cantik dengan paras seperti Dewi-dewi Yunani, alis tebal, hidung mancung dan mata berwarna coklat terang.

Cale berjalan sendirian ke perpus dengan tampang datar, sedatar-datarnya tembok. Ia juga tak mau repot-repot menyapa orang-orang yang ada di koridor. Bukannya tidak mau, hanya saja malas. Nanti dikira sok kenal, dan itu bukanlah gaya Cale sekali. Bahkan teman sekelasnya saja ia ragu, karena ia belum tentu hafal semua namanya, meski ia mempunyai IQ tinggi sekalipun.

Buat apa repot-repot nyapa kalau nggak kenal? Mau berusaha sok kenal? Itu kalimat yang selalu ada di otak Cale.

Cale masuk ke perpus dan langsung menuju bagian novel. Jangan harap dirinya baca novel menye-menye, demi apapun dia tak akan mau baca novel seperti itu. Bahkan sepupunya, Gemini pernah mencoba untuk memaksa Cale untuk baca novel itu.Hasilnya? Bahkan kurang dari lima detik, novel itu sudah masuk kedalam kolam renang.

Thriller, Mystery, dan Sci-Fi adalah genre yang paling ia minati.

Menurut Cale, kadang orang-orang itu berharap hidupnya seperti cerita di novel menye-menye itu. Berkhayal kisah mereka mirip dengan cerita itu.Tapi nyatanya?Mereka hidup dalam realitas, bukan dengan khayalan.Berkhayal boleh, kalau berkhayalnya terlalu tinggi dan tidak masuk akal?Buang waktu.

Cale duduk dibangku paling pojok dekat jendela. Posisi yang bisa buat dirinya nyaman, sedetik kemudian ia sudah tenggelam dengan imajinasi tingginya.

[-]

"Lo mau kemana bro?" suara Virgo menginterupsi Keneal yang tiba-tiba berdiri.

"Perpus.Tidur," jawab Keneal singkat, padat, dan jelas.

Bibir Virgo hanya membentuk huruf o. "Tumben lo ke perpus, biasanya juga di kelas udah ngebo."

"Sekali-kali gue juga nyambangin perpus. Ngga kaya lo! Lumayan tidur enak disitu."

"Sialan!Ngerti gue, lo mau tobat, jadi hush-hush."

"Lo kira gue hewan?Ngusir pake hush-hush?"Keneal langsung pergi dari kelas ke perpus. Dengan santai ia berjalan di koridor sambil membalas sapaan-sapaan untuk dirinya. Jangan lupa senyumnya yang bisa cewek-cewek melting.Fakta bahwa seorang Keneal memang termasuk jajaran orang-orang popular disini.

Keneal melongokkan kepalanya sedikit, mengintip kedalam perpus. Memastikan bahwa penjaga perpus tak ada didalam. Ribet urusannya kalau ketahuan dirinya ke perpus Cuma numpang untuk tidur.Apalagi penjaga perpusnya sebelas-dua belas dengan guru yang mengajar Kimia lagi, guru paling terkenal Killer se-KeyEast.

Dirasa taka da, Keneal pelan-pelan masuk kedalam.Ia langsung menuju spot paling nyaman. Tempat disamping rak-rak khusus sejarah, tempat yang anak-anak ogah kesana.Memastikan posisinya sudah nyaman, Keneal langsung memejamkan matanya.

[-]

Cale meregangkan otot-otot tangannya, lalu melihat arlojinya sebentar.Ia menghembuskan napas pelan, lalu beranjak dari posisinya. Lebih dari dua jam ia berada di perpus, hanyut dalam novel thriller-nya.

Ia sedikit terkejut ketika dirinya menyenggol kaki seseorang. Alisnya bertaut, 'kaki siapa?' tanyanya lebih kedalam kepalanya.Lumayan ingin tahu, Cale mengintip sejenak.Ia mendengus ketika tahu kaki itu milik siapa.

"Cowok tebar pesona," gumamnya.

Berusaha menghiraukannya, Cale melangkahkan kakinya untuk meninggalkan perpus.Ditengah-tengah pintu, Cale berhenti dan terdiam.Tiba-tiba saja ide gila ini muncul di otak cantiknya.

Cale berbalik lagi ke cowok yang di julukinya tebar pesona itu.Ia menyambar kertas asal, lalu menulis sesuatu diatasnya. Dengan pelan, ia menempelkan kertas itu dipunggung cowok tersebut.

'Lumayan, sedikit hiburan.'Batinnya berucap.

Selesai dengan urusannya, ia langsung pergi meninggalkan perpus dengan senyuman miring yang tercetak diwajahnya. Untuk pertama kalinya, Cale ingin mengerjai seseorang.

Untuk pertama kali.

[-]

12/01/2016

Regard,

-Lina

A/N:

Terbit cerita baru dan tanpa edit sebelumnya!


CapricornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang