LC 6 : Meeting

1K 25 0
                                    

Aku melangkah memasuki area penjemputan di Terminal tiga bandara international Soekano Hatta. Dari terminal yang lain – terminal 1 dan terminal 2 – terminal 3 ini termasuk kawasan yang paling elite di komplek bandara international Soekano Hatta. Aku tidak mengerti… apa itu karena ini terminal untuk penerbangan international, atau karena apa. Tidak adil bukan… kita masuk bandara sama sama mau naik pesawat, tapi fasilitas di bandara nya di beda beda kan begini.

Oh… oke lupakan soal terminal tiga nya.

 Hari ini Harry akan datang ke Jakarta… tidak untuk waktu yang lama. Hanya 2 hari dia akan di sini. Waktu yang amat sangat singkat… di antara padatnya jadwal yang dia punya.

“ aku bosan memeluk layar 21 inchi, jadi aku akan kesana dan memelukmu di sana “

Itu yang kemarin dia katakan padaku. Aku sudah mengatakan padanya untuk tidak usah datang. Tapi aku tau apa yang aku katakan itu hanya akan membuat dia lebih nekat lagi. Jadi percuma saja melarang dia. Selama ini larangan laranganku hanya berbuah pertengkaran pertengkaran kecil kami.

Harry mengatakan kalau jam 1 siang pesawatnya akan mendarat di Indonesia. Tapi ini sudah hampir setengah dua dan dia belum juga terlihat di pintu kedatangan. Apa dia mengalami masalah… atau pesawatnya delay. Atau mungkin dia di kerubuti oleh fans fans nya dan dia terluka. Oh,,, kenapa itu tidak kupikirkan itu.

Dari London Harry masih harus transit di Singapore untuk naik pesawat ke Indonesia. Bagaimana kalau dia di kerubuti fans di Changi – bandara transit di Sungapore - . Apalagi dia sendirian ke sini. Tanpa the boys… dia juga tidak akan mengajak Paul.

Teringat pengalaman dia di Heathrow, yang di kerubuti fans dan terjebak di gardu pos jaga. Membuatku panik ketakutan. Berkali kali aku mencoba menelfonnya. Tapi nomernya masih belum aktif. Oh…. Seharusnya aku tidak mengijinkan dia ke sini.

Sudah jam 2 sore. Aku sudah mulai benar benar gelisah sekarang. Pintu kedatangan juga sudah mulai sepi. 15 menit yang lalu ada beberapa rombongan yang keluar dari pintu itu. Sesuai informasi yang ku dapatkan… itu adalah penumpang dari Changi. Tadinya aku berharap Harry akan ada di salah satu dari mereka, tapi ternyata dia tidak muncul.

Aku kembali ke ruang tunggu. Hanya ada dua kemungkinan Harry batal ke Jakarta atau dia ada masalah di jalan. Semoga saja… bukan kemungkinan kedua yang terjadi.

Hp ku berdering…

“ oh… Harry… aku mati cemas menunggu kamu di sini”

Keluhku cepat… bahkan sebelum dia bicara.

“ maafkan aku sayang… pesawatnya delay. Kamu di mana… “

“ di depan pintu kedatangan… kamu di mana”

“ masih di dalam… sebentar lagi aku keluar. Tunggu ya… “

Aku berlari kembali ke depan pintu utama. Menyambut separuh jiwaku yang sebentar lagi akan muncul. Suara jantungku yang berdetak makin cepat, membuat rasa gugupku makin menjadi. Tanganku juga mulai berkeringat dingin.

Satu demi satu wajah lelah melewatiku, wajah yang terlihat kabur karena mataku terpaku pada sesosok pemuda berbahu bidang yang sedang membetulkan letak tali tas selempangnya.

Hoodie warna merah dan celana jeans warna hitam membalut tubuhnya di lengkapi dengan sepasang sepatu kets yang juga berwarna merah. Mata hijau musim semi miliknya tertutup uraian rambut ikal yang acak acakan karena tertiup angin. Meskipun ada banyak lagi orang lain di sekeliling dia. Entah kenapa mataku terpaku pada laki laki yang melengkungkan garis bibirnya saat melihatku ini.

Little Cupcake --- Life as Harry Styles girlfriend ----Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang