14

307K 11.2K 325
                                    

Aku ingin kau tahu, diam-diam, aku selalu menitipkan harapan yang sama ke dalam beribu-ribu rintik hujan, yaitu aku ingin hari depanku selalu bersamamu.

♥♥♥♥♥

Shila menaruh ponselnya kembali dan mencari tau siapa yang sudah bermain-main dengannya.

*****

"Shila, taro novel lo atau mau gue sita" kata guru b.inggris tersebut.

"Berisik lo om. Kalo lo masih mau ngajar di sini, yaudah diem aja gausah nyuruh-nyuruh gue"

Guru itu pun diam kembali. Dia tidak ingin kehilangan pekerjaannya karena hanya hal sepele seperti ini saja. Shila keluar kelas. Moodnya sedang tidak baik hari ini.

"Mau kemana lo?" tanya guru b.inggris tersebut yang kebetulan omnya sendiri.

"Ke ruangan om rafa"

Shila berjalan di koridor sambil membaca novel dengan serius. Akhirnya tidak sengaja, Shila menabrak seseorang.

BRUKK...

Shila jatuh terduduk di lantai. Dia bangun sambil membersihkan seragamnya dan mengambil novel kesayangannya. Dia melihat ada cowok di depannya. Dia belum pernah melihat cowok itu sebelumnya.

"Maaf ya gue gak liat tadi dan gak sengaja nabrak lo" kata Shila

"Iya gapapa. Nama lo siapa?" Shila diam. Cowok itu pun membaca bet nama di seragamnya.

"Adshila Claretta Jasmeen. Nama yang bagus. Ohya kenalin gue Frans"

"Shila. Permisi gue mau ke ruangan om rafa"

Cowok itu memperhatikan Shila dari jauh. Dia terpesona dengan kecantikan Shila. Tapi Shila tidak tau bahwa dia adalah sepupunya Shella.

Shila membuka pintu ruangan om rafa. Terlihat om rafa sedang merapikan berkas-berkas penting. Shila langsung masuk tanpa di ketahui om rafa.

"Om rafa" panggil Shila.

"Ada apa Shila?"

"Om, Shila mau pulang" pinta Shila pada omnya itu.

"Tapi 'kan jam pelajaran belum selesai, sayang" Shila malas mendengarkan ucapan om rafa. Shila ingin pulang secepatnya.

"Bodo ah, pokoknya Shila mau pulang. Dan om harus anterin Shila" rengek Shila.

*****

"Loh, kok kamu udah pulang?" tanya mamanya Shila.

"Nanti aja ya ma nanya-nya. Shila capek mau tidur" mamanya hanya bisa menggelengkan kepalanya. Shila membuka pintu dan langsung berbaring di tempat tidur. Dia menatap langit-langit seolah sedang memikirkan sesuatu. Kehidupannya saat ini rumit. Dia tidak menyangka kalau semua orang yang berasal dari masa lalunya datang kembali.

DRRTT....

Shila mengambil ponselnya yang ia taruh di nakas. 1 pesan dari Kenzo. Shila segera membukanya.

Kenzo : Lo gapapa?

Shila : Gapapa

Sent. Shila membalasnya hanya dengan 1 kalimat. Dia harus istirahat hari ini. Tiba-tiba, suhu badannya meningkat. Pandangannya buram. Gelap.

TOK! TOK! TOK!

"Shila, ayo turun kita makan. Kamu dari pagi belom makan sayang" tidak ada jawaban dari dalam kamar Shila. Mamanya terus mengetok pintu kamar Shila. Cemas. Itulah yang di rasakan olehnya. Dia membuka pintu kamar Shila dan melihat Shila tertidur. Menghampirinya dan membangunkannya.

"Yaampun. Shila, bangun sayang! Arza!"

Arza segera keluar dari kamar dan menuju kamar Shila. "Mama kenapa teriak-teriak gitu?" tanya Arza penasaran.

"Adik kamu pingsan, sayang. Kamu siapin mobil. Kita bawa Shila ke rumah sakit" Arza meninggalkan Shila dan mamanya menuju bagasi mobil.

Di perjalanan, hanya ada kecemasan di antara mama Shila dan Arza. Tapi, Arza tidak menunjukkannya. Dia benar-benar sangat khawatir saat ini. Dia berharap, adik yang ia sayang tidak kenapa-kenapa.

*****

"Bagaimana keadaan adik saya, dok?" tanya Arza pada dokter itu. Dokter itu menghela napas.

"Kalian dari keluarga Shila?"

"Ya, dok. Bagaimana keadaannya?"

"Ada sel kanker di bagian otaknya. Dia harus segera di operasi agar sel tersebut tidak menjalar ke seluruh tubuhnya" pernyataan dokter itu membuat keduanya kaget. Mereka tidak menyangka kalau Shila mempunyai penyakit mematikan itu.

"Astagfirullah" ucap Arza.

"Kami sudah boleh menemuinya, dok?"

"Ya, silahkan" mereka masuk ke dalam ruangan itu. Shila masih belum sadar. Terdapat selang infus yang menutupi punggung tangannya.

Arza duduk termenung melihat keadaan Shila seperti itu. Arza sangat menyayangi Shila di bandingkan dengan Clara.

"Gue gatau harus bilang apa. Intinya, kenapa lo ga pernah cerita kalo lo ada masalah?" ucap Arza pada Shila yang masih tertidur. Hening. Bau obat-obatan telah masuk ke dalam hidung Arza sejak tadi. Jujur saja, dia tidak menyukai bau rumah sakit. Tapi, karena Shila, dia harus bisa tahan dalam keadaan apapun.

Arza menggenggam tangan Shila dan menciumnya. Bergerak. Jari Shila perlahan bergerak. Kelopak matanya pun mulai terbuka perlahan. Pertama yang di lihat oleh Shila adalah Arza. Mamanya entah kemana sejak tadi. Pusing. Hanya itu yang di rasakan oleh Shila. Dia bingung kenapa ia bisa masuk rumah sakit.

"Akhirnya lo sadar juga, Shil" air mata Arza menetes. Shila melihatnya dengan pandangan tak berkedip. Dia bingung kenapa kak Arza bisa nangis.

"Kak Arza kenapa nangis sih? Gue gapapa kan? Gue sehat-sehat aja kok" batin Shila.

"Kak? Kakak kenapa nangis?" pertanyaan Shila itu membuat Arza segera mengusap air matanya. Berbohong. Itu cara satu-satunya untuk menutupi semuanya.

"Nangis? Ah, engga. Gue kelilipan aja tadi"

"Bohong. Lo gabisa bohong ke gue, kak"

"Ohya, lo kenapa bisa pulang cepet kek tadi?" Arza mengalihkan pembicaraannya. Dia tahu bahwa Shila akan terpukul bila mendengar apa yang terjadi sebenarnya.

"Gue males di sekolah terlalu banyak yang bikin gue emosi. Salah satunya Kenzo dan Shella. Mereka kayaknya sekongkol buat ngancurin hubungan gue sama Alvaro, Za" Shila menyebut Arza tanpa memakai embel-embel 'kak'.

"Shella? Dia murid baru?"

"Iya. Ah udah lah gausah ngebahas dia lagi. Kak, gue laper"

"Ohya, tadi mama bawain lo bubur dari rumah. Di makan ya" tiba-tiba saat Shila ingin memakan bubur itu, kepalanya terasa sangat pusing.

"Kak, pusing" Arza segera keluar memanggil dokter untuk mengecek keadaan Shila.

*****

Bagi sahabat-sahabatnya Shila, keadaan sekolah sepi tanpa kehadiran Shila. Mereka tidak tahu kenapa Shila bisa tidak masuk sekolah selama lebih dari 3 hari. Tapi, Shella malah senang dengan berita itu. Dia bisa bebas mendekati Alvaro tanpa harus adu mulut dengan Shila.

"Hello, semua. Apa kabar?" Deka masuk dengan ceria ke dalam kelasnya. Seketika seisi ruangan tersebut menjadi hening.

"Berisik lo Dek, pagi-pagi udah teriak-teriak kek gitu" ucap Neta pada Deka.

"Lo juga pagi-pagi udah marah-marah ke gue. Gaboleh gitu, tar lo bisa suka sama gue" goda Deka.

Neta mendengus kesal. Dia harus bersabar menghadapi sosok Deka di sekolah ini. "Najis amat gue suka sama lo"

Maaf lama update. Jangan lupa vote dan komennya yaa:3 readers baik hati deh:* wkwk

Wednesday, 20 January 2016.

1008 words.

-AuliaRL❤

Bad Girl [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang