24

252K 9.6K 225
                                    

Alvaro sibuk mengotak-atik ponselnya, dia berharap barangkali Shila menelpon walau hanya misscall. Dia berjalan menuju parkiran, menghampiri mobil sport biru tuanya. Beruntung, kali ini dia bisa terbebas dari jangkauan shella.

Dia memasuki mobilnya dan langsung menstater mobil kesayangannya, dia mengendarai dengan kecepatan sedang mobil sport.

Setibanya di cafe, Alvaro langsung mencari-cari Kakaknya. "Woi!" teriak seseorang.

Alvaro menghampiri Kakaknya yang tadi menyapa dengan amat tidak sopan untuk ukuran seorang cewek.

Alvaro menarik bangku di hadapan kakaknya dan duduk, "Kak, lo bisa bantuin gue gak?"

"Bantuin soal apa?" ucap Audi -Kakak Alvaro.

"Bantuin gue nyari pacar gue, Shila. Dia tiba-tiba ngilang, gue udah cari ke rumahnya. Dan satpamnya bilang, dia ke Singapore. Gue gak tau dia ngapain kesana, tolong bantuin gue Kak."

Audi menimang-nimang, "Oke. Gue bakal bantuin lo, asal--" jeda sebentar, "--Lo pulang ke rumah."

Alvaro menatap Audi malas, "Jangan mulai lagi dong. Lo tau gue gak mau balik ke rumah Pak Tua itu!"

"Alvaro! Apa susahnya sih? Lo cuma di suruh tunangan, kalau gak mau ya lo bisa ngancurin acara lo sendiri dengan pemikiran lo sendiri. Gue cuma nyuruh lo pulang, pala batu banget sih." ucap Audi kesal.

"Yaudah, kalo gak mau bantuin juga gak apa. Gue masih bisa nyari sendiri," ucap Alvaro kesal. Dia beranjak dari duduknya dan berjalan keluar cafe. Memasuki kembali mobil sportnya. Kenapa semua orang selalu egois? Alvaro cuma mau Shila, bukan Shella. Kenapa semuanya di perumit?

*****

Alvaro kembali ke apartemennya, hari ini benar-benar menjengkelkan untuk Alvaro. Di tambah Shila yang susah sekali di hubungi, ponselnya tidak aktif dari kemarin. Sebenarnya kemana Shila? Dan kenapa dia tidak memberitahu Alvaro? Rahasia apalagi yang ingin di tutupinya?

Alvaro membanting pintu kamarnya kasar, dia benar-benar kesal. Kenapa Kakaknya selalu membujuknya pulang, padahal dia tahu jawabannya selalu tidak.

Tok Tok Tok

Alvaro yang mendengar pintu masuk apartemennya di ketuk oleh seseorang segera menghampiri, dia membukakan pintu.

"Alvaro."

Suara ini. Suara yang Alvaro benci. Suara yang selalu memaksakan kehendak Alvaro.

"Mau apa Papa kesini?" Tanya Alvaro sinis.

"Maksud kamu apa? Ya, mengajak kamu pulang." jawab Papa Alvaro.

"Gak. Alvaro gak mau pulang kalau Papa gak batalin acara tunangan Alvaro sama Shella," tegas Alvaro.

"Kamu harus tunangan sama dia!" Bentak Papa Alvaro.

"Varo gak mau! Varo gak cinta sama dia! Varo cintanya sama Shila, bukan Shella! Harusnya Papa gak egois," ucap Alvaro dengan nada tinggi.

"Tau apa kamu soal cinta? Kamu masih kecil, masih bocah yang gak tau apa-apa soal cinta. Papa yang tau mana yang terbaik buat kamu!" Ucap Papa Alvaro.

Rahang Alvaro sudah mengeras, tangannya terkepal kuat, "Papa gak usah sok tau! Dari dulu Papa gak tau apa-apa soal Alvaro. Lebih baik Papa pulang, sebelum semua orang disini keluar karena dengar ucapan kita."

PLAKK!!

"Siapa kamu, hah! Berani ngusir saya?" Ucap Papa Alvaro.

Alvaro memegangi pipinya yang habis di tampar. Dia melihat sorot mata Papanya yang tajam memandangnya. Dia kembali masuk ke dalam Apartemen, beberapa detik kemudian dia keluar dengan menggunakan jaket.

"Kalau Papa gak mau pergi, biar Varo aja yang pergi." Kemudian pintu masuk apartemen, Alvaro tutup. Lalu, ia melewati Papanya dan berjalan menuju basement.

Dari belakang, Alvaro mendengar suara Papanya yang berlari menghampiri Alvaro. "Alvaro tunggu!"

Alvaro menghiraukan panggilan Papanya. Dia tetap berjalan menuju ke mobilnya. Kenapa Papanya ingin sekali menjodohkan Alvaro dengan Shella? Papanya memang tidak mengerti perasaan Alvaro yang sebenarnya.

*****

Alvaro mengeLine teman-temannya. Alvaro berharap, mereka bisa membantunya untuk mencari Shila. Dia benar-benar sangat khawatir pada keadaan Shila yang semakin parah.

Cafe city park. Gue tunggu di sana.

Send. Alvaro mengambil kunci mobil di atas kulkas, membuka pintu kamar apartemen, dan menuju ke parkiran. Alvaro berjalan sambil memainkan kunci mobilnya. Hingga dia tidak sengaja menabrak seseorang.

BRUKK....

Alvaro mengambil kunci mobilnya yang terjatuh. Baru ingin melangkah pergi, tiba-tiba seseorang yang menabraknya, memanggilnya.

"Eh tunggu,"

"Ada apa?" ucap Alvaro datar.

"Kamu Alvaro ya?" tanya perempuan yang menabraknya tadi.

"Lo tau nama gue darimana?"

"Temen sekolah gue ada yang punya foto lo. Makanya gue kenal"

"Sefamous itukah gue?" batin Alvaro.

"Oh. Udah ya, gue lagi buru-buru nih"

"Eh tunggu dulu. Lo lagi nyari Shila 'kan?"

"Iya gue lagi nyari dia. Lo tau di mana dia?"

"Gue tau karena gue sepupunya."

"Dia bilang, dia sepupunya Shila? Berarti dia tau di mana Shila sebenernya. Gue harus cari tau sama dia."

"Lo pasti tau di mana Shila 'kan? Lo gak mungkin gatau,"

"Gue tau, tapi---" dia menggantungkan perkataannya dan kemudian melanjutkannya lagi, "gue gak boleh kasih tau lo di mana Shila sebenernya"

Alvaro mendengus kesal. Sebegitu pentingkah rahasianya hingga Alvaro tidak boleh mengetahuinya?

"Plis kasih tau gue di mana Shila,"

"Tapi Var, gue udah janji sama Shila supaya gak kasih tau lo"

"Gue mohon, gue bakal nurutin apapun permintaan lo deh"

Perempuan itu tampak sedang memikirkan sesuatu, kemudian dia berkata, "Gue bakal bantuin lo asalkan lo beliin gue pizza sama coklat yang banyak."

"Hanya itu? Bukan hal yang sulit ternyata"

"Cuman itu? Nanti sore gue bakal anterin lo beli pizza sama coklat asalkan lo kasih tau gue di mana Shila. Gimana? Deal?"

"Oke, deal"

"Yaudah gue pergi dulu. Ada yang harus gue selesain secepatnya,"

"Hati-hati, Var"

Alvaro melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia harus tepat waktu sampai di cafe. Jika tidak, pasti teman-temannya sudah pulang.

"Alvaro!" panggil David.

Alvaro mencari keberadaan David. Dia kemudian berjalan menuju kearahnya.

"Lo ngapain Var nyuruh kita-kita ke sini?"

"Gue ada perlu sama lo semua. Dan gue harap, lo bisa bantu gue,"

"Bantu apaan?" tanya Deka.

"Shila ke Singapore. Gue gak tau dia ngapain ke sana. Dan gue mau, lo ke sana buat nyari Shila."

"Bego. Gue aja gak megang duit. Lo nyuruh gue ke sana, mau bayar pake apaan? Pake daun?" ucap David.

"Lo lemot banget kayaknya. Gue bakal bayarin penerbangan lo semua."

"Lo serius Var? Lo tumben gak pelit"

"Sialan lo!" Alvaro menoyor kepala David. Alvaro berharap, Shila cepat di temukan. Dia benar-benar tidak bisa jauh dari Shila. Perasaannya selalu negatif ke Shila, dia takut Shila kenapa-kenapa.

Gue bakal bikin Alvaro tersiksa(HAHAHA*ketawa jahat*)

Jangan lupa vote dan komennyaaa~

-AuliaRL❤

Bad Girl [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang