Maaf gue udah lama gak update, gue lagi sakit(:
Kalo gue bilang sebentar lagi end gimana?:3*****
"Shil, rambut lo kok rontok gitu? Banyak banget lagi," ucap Aura.
Shila langsung memegang rambutnya. Rambutnya rontok tanpa di sisir ataupun di tarik. Sangat banyak. Sepertinya efek kemoterapi tersebut sangat berpengaruh terhadap rambutnya.
"Ah enggak kok. Palingan cuman shampo gue aja yang ga cocok sama rambut gue. Oh ya, besok gue ga ikut kalian ke pantai ya, gue mau pergi ke suatu tempat." ucap Shila.
"Kemana? Gausah pake rahasia-rahasiaan deh, gue gasuka."
"Nanti juga kalian tau kalo udah saatnya,"
Tiba-tiba, Agneta datang sambil membawa beberapa tumpukan buku tulis. Dia berjalan sangat cepat dan menjatuhkan buku-buku tersebut di meja Shila. Shila langsung kaget di buatnya. Agneta hanya memasang tampang datar dan wajahnya penuh dengan keringat.
BRUKK..
"Astagfirullah! Agneta, lo kalo naro buku bisa pelan dikit ga sih? Kalo gue jantungan gimana!?" ucap Shila.
Agneta menghiraukan ucapan Shila. Tiba-tiba dia berteriak, "WOY! INI KETUA KELASNYA SIAPA SIH? GUE YANG GAK JADI PENGURUS KELAS MASA DI SURUH BAWA BUKU SEBANYAK INI? GATAU DIRI AMAT LO!"
Shila melotot dan berdiri, "Ketua kelasnya gue. Lo lupa?" Agneta hanya senyum-senyum gak jelas.
"Eh iya, lo ya, yang jadi ketua kelas? Lagian lo tuh kemana aja? Gue sampe di ocehin sama bu maryati gara-gara gue gamau bawain nih buku. Udah itu guru galak banget lagi!" celoteh Agneta membuat Shila semakin pusing.
"Lo curhat? Udah sini gue aja yang bagiin bukunya. Lo tuh bawel banget jadi cewek. Pantesan cowok-cowok pada anti sama lo." ucap Shila sambil menarik buku-buku dari tangan Agneta. Shila membagikan buku itu sedangkan Agneta bergumam gak jelas.
*****
Flashback on
Sekitar pukul 7 malam, keluarga Shila dan Alvaro sedang berkumpul di meja makan untuk makan malam bersama. Orangtua mereka sedang membicarakan pertunangan anak-anak mereka. Alvaro dan Shila tidak terlalu mementingkan pertunangan itu. Baginya, syarat suatu hubungan hanya dengan kejujuran dan perhatian. Karena, jika ada rahasia dari salah satu mereka, hubungan tersebut tidak berjalan dengan baik karena penasaran yang selalu menghantuinya.
"Alvaro, kamu beneran sayang 'kan sama Shila?" tanya mama Alvaro.
"Sayang lah ma, kalo gak sayang, ngapain juga Varo pacaran sama cewek kayak dia," Alvaro mendapatkan cubitan dari Shila karena berbicara seperti itu. Alvaro hanya tersenyum.
"Shila udah selesai. Shila ke kamar dulu."
"Alvaro juga ya. Alvaro mau nemenin Shila di kamar"
"Jangan macem-macem lo Al. Kalo sampe macem-macem, lo berhadapan sama gue" ucap Arza.
"Selow aja. Shila aman sama gue."
Setelah Shila dan Alvaro pergi ke kamar, mereka membicarakan tentang Shila yang ingin di bawa ke luar negeri untuk pengobatan Shila tersebut.
"Mama mau bawa Shila ke Singapore buat berobat di sana. Mama denger, pengobatan di sana cukup bagus untuk Shila."
Arza tersedak, dia mengambil minum di depannya, "Mama gak salah mau ngajak Shila ke sana? Ma, sebentar lagi 'kan Shila UN, kalo Shila gak lulus gimana?"
"Kalo itu biarin urusan Papa" ucap Papanya.
"2 hari lagi Mama mau bawa Shila ke Singapore. Kamu siapin segala sesuatunya ya Arza. Mama gamau sampe Shila tau. Kalo sampe Shila tau, Mama yakin dia bakalan sedih."
Flashback off
*****
Shila sedang duduk di pinggir lapangan basket sambil melihat Alvaro latihan basket. Dia ingin seperti dulu yang sehat tanpa penyakit apapun. Kini, hidupnya pun hanya bergantung pada waktu. Waktulah yang akan menentukannya.
"Eh ada cewek penyakitan di sini. Lo ngapain di situ, hm?" ucap Shella. Shila menoleh dan melihat keberadaan Shella sedang berdiri di belakangnya.
"Coba ulangin perkataan lo" ucap Shila. Dia berdiri dan mendekat ke Shella.
"Cewek penyakitan" ucap Shella datar.
"Lo yang cewek penyakitan yang bisanya cuman ngerusak hubungan orang! Mikir kek lo itu siapa hah!? Semenjak lo masuk sekolah ini, lo mau ngebuat hubungan gue sama Alvaro hancur. Tapi sayangnya lo gak berhasil. Gue sih malu ya kalo jadi lo. Oh, apa urat malu lo udah putus? Sini gue sambungin lagi biar lo punya rasa malu lagi. Dasar pho!" ucap Shila emosi dan meninggalkan Shella.
"Lo emang bener-bener bikin gue malu di depan banyak cowok. Lo harus terima apa yang lo lakuin ke gue saat ini. Tunggu aja tanggal mainnya ya Shila" gumam Shella.
Shila berlari menuju kelasnya. Dari belakang, Alvaro mengikutinya. Alvaro tahu bahwa Shila sakit hati karena di sebut cewek berpenyakitan. Tapi bagi Shila, semua itu benar adanya. Dia benar-benar menjadi cewek penyakitan, bukan badgirl lagi.
"Shil, lo gapapa?" ucap Alvaro.
"Tinggalin gue sendiri, Al"
"Gue gamau ninggalin lo dalam keadaan sedih kayak gini. Gue mau lo berbagi kesedihan lo itu ke gue, supaya gue bisa ngerasain hati lo saat ini seperti apa"
"Gue gamau buat orang lain juga sedih kayak gue Al. Gue mohon, tinggalin gue sendiri"
"Okay, no problem"
*****
Keluarga Shila sedang sibuk membereskan segala keperluan Shila di Singapore nanti. Shila juga sudah menyetujui jika ia akan dapat pengobatan di luar negeri. Tapi, apakah dia bisa melakukan ldr dengan Alvaro? Shila masih memikirkan itu sampai sekarang.
"Ma, emang Shila harus ya ke berobat di sana?"
"Harus sayang. Kamu mau sembuh 'kan?"
"Mau. Tapi kan kenapa harus di sana? Di Jakarta 'kan juga bisa ma."
Mamanya berhenti merapikan semuanya. Dia menatap anak kesayangannya itu. Dia sangat mencemaskan keadaan Shila. Kanker Shila saat ini sudah mencapai stadium 3. Jika sudah mencapai stadium 4, sulit kemungkinan Shila bisa hidup.
"Kamu untuk kali ini nurutin mama bisa 'kan?"
"Okay"
Di bandara saat ini cukup ramai. Shila menunggu untuk check in. Ponselnya bergetar di sakunya. Tertera nama Alvaro di layarnya.
Alvaro is calling...
"Halo" terdengar suara Alvaro dari seberang.
"Iya"
"Kamu kemana Shil? Kok gak masuk sekolah?"
"Em, aku lagi liburan sama mama" ucap Shila gugup.
"Ohyaudah, hati-hati ya. Jaga kesehatan, obatnya juga jangan lupa di minum. Okay?"
"Iya. Lo udah kayak nyokap gue jadinya" Shila memutuskan panggilannya secara sepihak.
"Shil, ayo cepetan. Pesawatnya udah mau berangkat. Nanti kita telat lagi,"
"Iya ma sebentar. Kak, gue pergi dulu ya"
"Lo hati-hati di sana. Lo juga harus sering-sering ngehubungin gue ya"
"Sip. Gue berangkat dulu ya. Bye. See you soon!"
Shila berangkat menuju Singapore. Semoga, penyakitnya tidak kambuh saat berada di dalam pesawat. Jika kambuh, itu akan membuat semua penumpang khawatir.
Gimana chap yang ini? Gak feel ya(:
Sekitar beberapa chap lagi mungkin ending. Gimana? Wkwk
-AuliaRL❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl [SEGERA TERBIT]
JugendliteraturHighest Rank : #1 In Alvaro, Shila, & DigandengShana. #3 In Romantic, Varo, & Care. #12 In Remaja. #13 In High School. #18 In SMA. #28 In Teen Fiction. Dia, Adshila Claretta Jasmeen. Cewek cantik tapi bandelnya gak ketulungan. BadGirl? Jelas. Keliha...